8

4.4K 388 4
                                    

Meskipun kau terlelap pulas di dalam tidurmu tapi alam bawah sadarmu pasti dapat merasakan seseorang sedang memperhatikanmu. Itulah yang kualami sekarang, aku tidak dapat tidur dengan nyenyak ketika aku merasakan kalau diriku sedang berada di bawah pengawasan sepasang mata yang tajam. Perasaan itu sangat kuat sehingga aku terpaksa membuka kedua mataku untuk melihat sosok seperti apa yang sedang mengamatiku di tengah malam.

Dan yeah, sosok itu adalah Connor Fletcher yang duduk di sofa dengan air mukanya yang dingin dan serius. Gosh, dia lebih terlihat seperti pembunuh daripada hantu!

Aku segera menarik selimut hingga ke  atas dadaku lalu beranjak duduk dan mulai menginterogasi pria itu, "Apa yang kamu lakukan di sini, Connor?"

"Memangnya apalagi? Kamu tidak membiarkan aku untuk menyentuhmu jadi aku hanya bisa duduk di sini dan memperhatikanmu. Trust me Cherry, i've been trying so hard to not come on my goddamn pants"

Aku terbelalak, "Pervert. Keluar dari kamarku!"

"Kamar kita, maksudmu?" Connor beranjak dari duduknya lalu menghampiri ranjang—lebih tepatnya menghampiriku. Sambil membuka satu persatu kancing kemejanya ia berkata, "Mengingat aku sedang dalam usaha untuk mendapatkan kepercayaanmu lagi itu artinya aku harus terus berada di dekatmu"

Oh, sial.

"Omong kosong, berhenti mencari kesempatan Connor!"

Connor mengabaikan omelanku. Dia membaringkan tubuhnya yang shirtless di sampingku dengan posisi yang tengkurap lalu memejamkan matanya dengan acuh seolah aku sudah memberikannya izin untuk tidur di ranjang yang sama denganku.

"Goodnight, baby Cherry"

Aku menghembuskan nafas gusar, apa yang sialan harus aku lakukan sekarang? Di lantai hanya ada karpet kecil sebagai alas kaki meja dan di kamar ini tidak ada sofa panjang di  yang bisa menampung tubuhku. Sementara itu nyaliku terlalu ciut untuk tidur di luar sendirian. Well, aku tidak punya pilihan lain selain tidur di ranjang yang sama dengan mantan kekasihku.

Meletakkan satu bantal sebagai pembatas di antara kami berdua, aku mulai memejamkan mata walau aku merasa gelisah. Oh, bagaimana mungkin seorang Cherrie Perkins dapat tidur dengan nyenyak sementara Connor Fletcher ada di sisinya. Jantungku terus berdegup kencang dan mataku sulit untuk terpejam, dengan ragu aku menoleh ke belakang untuk melihat Connor yang sudah terlelap pulas. Wajah lelaki itu tampak damai dan tenang, nafasnya berhembus dengan teratur dan sepasang lengannya yang kuat memeluk erat bantal yang menjadi alas kepalanya. Uh, terlihat nyaman dan hangat. Terakhir kali aku tidur di dalam pelukannya aku memimpikan sesuatu yang saat indah tentang masa depan kami berdua. Dan sekarang aku percaya bahwa mimpi hanyalah bunga tidur semata.

***

Tempat ini sangat ramai, penuh, dan menyesakkan sampai aku harus meminta bantuan seorang penjaga untuk menemukan kursiku. Beruntung aku mendapatkan tempat duduk di deretan yang paling depan sehingga aku dapat melihat dengan jelas petinju yang sedang bertarung di atas ring. Itu bukan Connor, mungkin dia belum mendapatkan gilirannya.

Aku tidak pernah menyaksikan pertandingan tinju sebelumnya, baik secara langsung ataupun melalui saluran televisi. Aku juga tidak tertarik dengan adegan kekerasan yang mereka tunjukkan, itu membuatku meringis ngeri setiap kali melihat dua orang petinju saling memberikan pukulan.

His Dirty Little Cherry (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang