Isakan Pilu

2.9K 160 30
                                    

Setiap malam Tanjirou selalu berlatih bela diri mengunakan pedang nya, karna mungkin itu keahlian nya.

Perlahan tapi pasti, Tanjirou menggayunkan pedang nya dengan gerakan dasar. Target nya kini sebuah pohon besar, hitung-hitung untuk mengumpulkan sedikit kayu bakar untuk persediaan di rumah.

Tanjirou terlahir di keluarga yang kurang berkecukupan, ayah nya sudah tiada jadi sekarang ia harus menjadi anak yang mandiri.

Ia tak mau merepotkan ibu, ia akan membantu ibu selagi dia bisa.

"Ah, aroma ini."

Pemuda itu mencium aroma khas yang selalu ia hirup,ia juga memiliki indra penciuman yang tajam, jadi wajar saja jika ia mengenali orang dari aromanya.

"Onii-chan!"

Suara itu selalu terdengar lembut di telinganya, selalu membuat detak jantung nya tidak stabil.

"Ada apa Nezuko?" Tanjiro menatap Nezuko dengan kebingungan.

"A-ano.. Oka-san dan lainnya, mereka.."

Gadis itu menutupi wajahnya dengan kedua tangan nya, kemudian ia jatuh terduduk di tumpukan salju putih itu.

Dengan reflek Tanjirou mendekati adiknya yang di sebut Nezuko itu. Ia menjadi sangat bingung sekarang.

"Apa yang terjadi? Coba kau katakan." Tanjirou mengelus pelan rambut halus yang di miliki Nezuko.

Gadis bernama Nezuko itu tak menjawab nya melainkan sebuah isakan tangis yang terdengar.

"Tunggu? Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?" Batin Tanjirou.

Tanjirou berjongkok untuk menyamakan tinggi nya dengan adik nya itu. Dengan kening yang mengkerut Tanjirou berkata. "Nezuko, apa kau baik-baik saja?"

Dengan gerakan cepat Nezuko langsung memeluk erat Tanjirou. Buliran air matanya membasahi pakaian Tanjirou, tapi itu tak masalah. Tanjiro tipe orang yang sabar dan tak mudah marah.

"Ce-cepat pergi dari sini!" Nezuko bangkit dan menggengam tangan besar Tanjirou, ia sedikit berlari kecil sedangkan Tanjirou sendiri binggung dengan tingkah imouto nya itu.

"Tu-tungu! Apa yang kau lakukan Nezuko?"

"Cepat lari, di sini tak aman." Lagi-lagi jawaban yang tak ingin di dengar Tanjirou terucap dari bibir Nezuko.

Tanjirou berhenti secara mandadak yang mambuat Nezuko yang berada di depan nya pun sedikit terjungkal ke belakang.

Tanjirou membalik tubuh gemetar Nezuko dengan cepat sehingga ia bisa menatap langsung wajah imouto nya itu.

"Jika kita tidak pulang, ibu akan khawatir lho." Setelah mengatakan itu, Tanjirou tersenyum kepada Nezuko.

Nezuko juga ikut tersenyum dan berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh. Ia binggung kenapa kakak nya ini sangat keras kepala.

"Ibu dan se-semuanya telah tiada."

"Ugh, jadi ku mohon menurutlah dengan ku. Itu yang ibu inginkan! Bahkan ibu rela mengorbankan nyawanya agar aku bisa selamat dan menemui mu onii-chan."

"A-apa maksudmu? Semuanya baik-baik saja kan? Keluarga kita baik-baik saja kan?" Tanjirou meninggikan nada bicaranya, darahnya seperti meluap-luap dan bergejolak memacu emosi yang kuat.

"Tidak! Semuanya tak baik-baik saja, mereka semua telah habis di bantai oleh Oni! kau puas?" Nezuko berteriak kepada kakak nya, sebelumnya ia belum pernah berlaku kurang ajar kepada kakak nya, tapi ini dalam kondisi yang mendesak apakah ia tidak boleh melakukan nya?

Tanjirou X Nezuko [私の人生の半分] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang