Kesan Tersendiri

581 47 23
                                    

"Kau yakin tak ingin ikut?" Tanya Tanjirou seraya mengikat rambut Kanako yang mulai memanjang. Kanako hanya diam karna ia sedang bermain dengan boneka-boneka milik nya,

"Aku tak ingin merepotkan Kanae-neesan. Jadi lebih baik aku merawat Kanako."

"Tak masalah? Kami akan menginap selama dua hari, apa tak masalah?" Tanjirou melirik istri nya yang sedang sibuk mengemasi barang-barang milik nya. Nezuko hanya terkekeh pelan, ia merasa Tanjirou sangat mengkhawatir kan dirinya. Padahal ia bukan seorang gadis kecil yang lugu.

"Kau pikir aku ini masih seorang gadis yang lemah? Huh, yang benar saja. Jika urusan menjaga Kanako saja aku pasti bisa."

"Kau yakin takan rindu padaku?" Tanjirou menaik turun kan alis nya, sudut bibir nya tertarik ke atas dan membentuk suatu senyuman. Namun senyuman usil itu membuat Nezuko ingin melemparkan suatu benda kepada wajah Tanjirou.

"Ugh, sudah lah." Nezuko melemparkan bantal tepat di wajah Tanjirou. Sontak itu membuat Kanako tertawa lepas. Tanjirou merasa kesal karna ia harus menata ulang rabut nya.

Dengan lembut Tanjirou meletakan Kanako di ranjang tidur nya, setelah itu ia mendekati Nezuko. Bulu kunduk Nezuko berdiri, rasanya seperti bertemu dengan makhluk tak kasta mata saja. Tanjirou mendekatkan wajah nya dengan wajah Nezuko, kemudian Tanjirou berisik pelan. "Butuh waktu untuk menata ulang ini, kau tahu itu?"

"Ah, maaf. Ma-mari ku bantu." Nezuko segera bangkit dari posisi duduk nya itu untuk mengambil sisir yang belum lama Tanjirou pakai. Ia menumpu tubuh nya dengan kedua lutut nya, karna Tanjirou lebih tinggi dari dirinya walaupun ia sedang duduk sekalipun.

"Nah, sudah selesai."

"Baiklah aku akan berangkat, jaga kesehatan mu." Tanjirou mengecup kening Nezuko dengan lembut, kemudian ia beralih pada Kanako yang masih sibuk dengan boneka-boneka yang ia miliki. Tanjirou mengusap pelan pucuk kepala Kanako. Kemudian ia mengecup pipi chubby milik Kanako.

"Papa menyayangi mu, setelah pulang papa akan membelikan hadiah untuk Kanako."

"Um, arigatou papa!"

"Dan satu lagi, jadilah anak yang baik selama papa pergi ya."

"Um, tentu. Kanako kan anak yang baik!"

Tanjirou terkekeh pelan mendengar jawaban dari Kanako. Kemudian ia mengambil tas ransel yang sudah Nezuko siapkan. Sejujurnya ia tak tega meninggalkan Kanako dan Nezuko. Bukan nya ia tak percaya dengan Nezuko, tetapi ia sangat khawatir jika harus meninggalkan mereka berdua.

Tanjirou memasuki mobil nya, ia bisa melihat Kanako yang sedang di gendong oleh Nezuko. Kanako nampak melambai-lambaikan tangan mungil nya itu saat mobil Tanjirou mulai meninggalkan kediaman nya.

"Nah, sekarang Kanako harus sarapan!" Nezuko membawa Kanako masuk kedalam rumah. Nezuko meletakan Kanako di atas sofa, tak lupa siaran animasi anak-anak Nezuko putar di televisi nya.

"Kanako ingin sarapan apa?" Tanya Nezuko seraya berjongkok untuk menyamakan tinggi nya dengan Kanako. Kanako memegang dagu nya. Ia nampak berpikir sejenak sebelum mengatakan nya kepada Nezuko.

"Kanako ingin omelet dan segelas susu!"

"Um, Kanako harus berjanji pada mama ya. Akan menghabiskan nya, jika tidak habis makanan nya akan menangis lho!" Nezuko menyentuh pucuk hidung Kanako dengan gemas. Kemudian ia menuju dapur nya untuk memasak omelet yang kanako inginkan.

"Masakan mama selalu lezat, mana mungkin Kanako tak menghabiskan nya!"

Nezuko terkekeh pelan saat mendengar jawaban dari Kanako. Kata-kata nya begitu manis, sampai-sampai Nezuko ingin mencubit kedua pipi Kanako. "Apakah Kanako menyukai masakan mama?" Tanya Nezuko seraya membalik omelet untuk Kanako.

"Ya, sangat suka!" Kanako mengatakan itu dengan sangat imut. Namun pandangan nya tak bisa lepas dari televisi.

Nezuko menuangkan susu yang telah ia beli beberapa hari yang lalu. Ia menuangkan susu bubuk itu di gelas kaca, kemudian ia menuangkan air hangat di gelas itu. Nezuko mengaduk searah hingga merata. Kemudian ia meletakan nya di nampan bersama omelet yang sudah siap.

"Kalau Kanako suka masakan mama, Kanako harus menghabiskan nya!" Nezuko menaruh nampan itu di meja ruang tamu nya. Pandangan Kanako masih terpaku dengan tayangan televisi.

Nezuko memotong omelet itu mengunakan garpu. Kemudian ia meniup nya agar sedikit menghilangkan hawa panas nya. "Ayo, omelet nya sudah sampai aa!" Nezuko menaruh sepotong omelet itu tepat di ujung bibir Kanako. Kanako pun membuka mulut nya, sepotong omelet telah masuk ke dalam mulut Kanako.

Kini indra pengecap Kanako yang bekerja, suasana hati nya menjadi sangat senang tanpa sebab. Kanako selalu merasakan perasaan tersendiri saat memakan masakan Nezuko. "Masakan mama yang terbaik!"

"Benarkah? Kalau begitu ayo buka mulut nya lagi, pesawat nya sudah tiba!" Nezuko mengayun-ngayun kan garpu itu seperti layak nya pesawat. Dan Kanako selalu menyukai nya.

"Anak pintar." Nezuko mengusap surai kanako dengan gemas. Anak nya sangat mengemaskan, entah itu menuruni dari Tanjirou atau diri nya. Namun sikap nya mulai terlihat, jika Kanako menuruni sifat Tanjirou. Entah mengapa Nezuko bisa berpikiran seperti itu, namun Kanako sudah menjadi pelengkap di antara dirinya dan Tanjirou.

"Sekarang Kanako harus menghabiskan susu nya, jika tidak habis, susu nya akan sedih lho."

"Kanako kan anak yang baik, jadi Kanako akan menghabiskan susu nya!" Kanako langsung menyambar susu itu. Sontak itu membuat Nezuko terkejut. Kanako meminum susu nya dengan sangat cepat sampai-sampai sudut bibir nya membekaskan susu putih itu.

"Hah," Kanako membuang nafas nya setelah menghabiskan secangkir susu itu. Kanako bersender di punggung sofa. Dan ia melanjutkan menonton televisi nya.

"Pintar nya anak mama!" Nezuko mengusap pelan pucuk kepala Kanako. Sebelum ia meninggalkan Kanako dan bergegas untuk mencuci wadah makanan tadi.

"Kanako rindu papa!" Ujar Kanako lirih. Padahal ia baru di tingat sekitar empat puluh lima menit yang lalu. "Kanako tak perlu sedih. Bukankah ada mama yang selalu menemani Kanako?" Kata Nezuko setelah selesai mencuci wadah-wadah itu.

Nezuko mendekati Kanako yang masih bersender di punggung sofa itu. Nezuko juga ikut duduk di samping Kanako. Nezuko mendekap tubuh mungil yang di miliki Kanako, dan di saat itu juga, ia dapat merasakan tubuh Kanako bergetar dan isakan tangis nya mulai terdengar.

Itu sangat membuat Nezuko panik. Memang sifat manja nya takan pernah hilang. Nezuko mencoba untuk mengalihkan topik yang mereka bahas untuk meredakan tangisan Kanako.

"Kanako, bagaimana jika kita jalan-jalan. Mama akan membelikan apapun yang Kanako mau. Bagaimana, setuju?" Nezuko menghapus buliran air di sudut manik Kanako. Dan benar saja, Kanako berhenti menangis dengan sekali rayuan.

"Apa boleh membeli ice cream?" Pinta Kanako dengan imut. Ah, itu membuat jantung Nezuko melemah hanya dengan kesan imut yang terpancar dari Kanako. "Ya, te-tentu saja boleh"

Tanjirou X Nezuko [私の人生の半分] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang