Cahaya Rembulan

1.2K 97 82
                                    

Malam ini menjadi sangat ramai karna kediaman Tanjirou kedatangan tamu. Yang tak lain paman, bibi, Zenitsu, dan Inosuke yang menjengguk Tanjirou karna pagi ini Tanjirou tak datang ke peternakan.

Tetapi paman dan bibi sudah pulang terlebih dulu petang tadi. Kini tingal tersisa dua manusia heboh yang sedang sibuk berbincang dengan Tanjirou.

"Kau curang!" Zenitsu memajukan bibir nya karna sebal.

"Heh?!" Tanjirou mengedipkan kedua mata nya beberapa kali ia bingung apa yang di maksud oleh Zenitsu.

"Apa yang kau maksud? Sepertinya kau semakin gila karna Tanjirou tidak masuk pagi tadi." Tanggap Inosuke seraya mengunyah makanan ringan yang Nezuko sajikan.

Nezuko yang berada di samping Tanjirou hanya tertawa kecil, mereka benar-benar manusia yang selalu membangkitkan selera humor nya.

"Maksudku, kau curang hanya tingal berdua dengan Nezuko-chan." Celetuk Zenitsu, ia menyambar makanan yang Inosuke makan kemudian ia mengunyah nya dengan cepat.

"Hoi! Bodoh, ini jatah ku!" Inosuke memulai perdebatan konyol itu lagi.

"Padahal aku juga ingin tingal berdua dengan Nezuko-chan." Zenitsu kembali memajukan bibir nya.

Set!

Tubuh Zenitsu bergetar dari ujung jari kaki sampai ubun-ubun nya, karna sebuah garpu menancap di dinding sebelah kirinya, tepatnya persis di samping daun telinga nya.

"Apa maksudmu?" Tanya Tanjirou dengan senyuman lebarnya, namun beberapa garpu masih terpegang erat di tangan nya.

"Ing-ingin tingal dengan Nezu-"

Set!

Garpu ke dua melayang tepat di samping daun telinga kanan Zenitsu, bahkan Zenitsu belum sempat mengucapkan perkataan nya. Tapi Tanjirou sudah melemparkan garpu itu untuk yang kedua kalinya.

"Coba katakan sekali lagi." Tanjirou masih memasang senyuman nya, sementara Nezuko sudah bergidik ngeri. Ia takut akan ada perdebatan di antara mereka.

"Aku ingin tingal berdua dengan Nez-"

Set!

Kini garpu ke tiga menancap di dinding tepat nya di bawah telinga Zenitsu bahkan jika lemparan itu melesat sedikit saja, garpu itu akan mengenai leher Zenitsu.

"Aku tidak mendengar nya, tolong katakan sekali lagi." Tanjirou masih memasang senyuman lebar nya, dan itu membuat nyali Zenitsu menciut.

"Tidak, bukan apa-apa." Jawab Zenitsu dengan cepat, ia takut garpu ke empat akan melayang tepat di leher nya. Ia tak mau mati dengan sia-sia bahkan ia belum memiliki pasangan hidup.

"Tidak seru! Kalau bertengkar jangan tanggung-tanggung. Kau perlu memukul lawan mu sampai babak belur." Sahut Inosuke dan di susul tawanya yang menggelegar.

"Sht! Kalian akan menggagu tetanga yang sedang tertidur lho!" Nezuko menaruh jari telunjuk di ujung bibirnya, mengisyaratkan agar mereka semua tidak menimbul kan suara bising. Berhubung sekarang sudah sangat larut, sudah waktunya beristirahat bagi yang menjalankan aktivitas dari terbit mentari sampai petang.

"Nezuko-chan selalu bersinar! Apa aku boleh menjadi suami kedua mu?"

Set!

Kini bukan hanya garpu yang Tanjirou lemparkan, ia juga melemparkan pisau buah yang sekarang sudah menancap di dekat pinggang Zenitsu.

Setelah melemparkan dua benda itu Tanjirou merajuk dan pergi meninggalkan mereka yang masih berbincang hangat di ruang tamu.

"Ahaha, menggemaskan." Inosuke menertawai sikap Tanjirou yang baru-baru ini ia ketahui.

Tanjirou X Nezuko [私の人生の半分] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang