Pesan Aneh

949 151 7
                                    


Vote ya :)

     Pesan aneh itu hilang bersamaan dengan tirai jendela kamar yang terbuka,Zura memberanikan diri untuk melihat sesuatu dibalik jendela saat itu juga muncul sesosok gadis dengan seragam sekolah dan jangan lupakan leher yang terlilit tali tambang ia tersenyum dan menunjuk Zura setelah itu mengarahkan tangannya keatas tepat dilangit malam.

     Bulan dan bintang bahkan tidak tampak malam itu tergantikan dengan awan malam yang siap menurunkan rintik hujan.

Drett drett
Dering ponsel Zura berbunyi,sebenarnya itu bukan miliknya namun ponsel ibunya karena ponsel Zura tertinggal didalam gudang tadi.

Sebuah pesan masuk,namun muncul keanehan disini nomor ponsel itu milik Zura padahal dia sedang tidak memainkan ponsel itu.

Zura:

Bantu aku Zura,kumohan ini yang terakhir kau juga akan tenang nanti kau harus tau sesuatu tentang masa lalu ku sekali lagi kumohon.

Zura melempar ponsel itu keatas kasur,kalimat itu selalu menghantuinya.

"Siapa yang harus aku bantu? jawab!" teriaknya seakan akan seseorang akan menjawabnya.

"Zura" tak lama suara milik Ibu zura menghentikan kemaran gadis itu.Zura segera berjalan membuka pintu namun sebelumnya ia mengatur nafas agar tidak terlihat sedang emosi.

"Ah,ada apa Ibu?" Zura terkejut saat  Chenle melambaikan tangannya kearahnya dengan senyum mengembang.

"Chenle mencarimu,dia mengatakan ingin meminta bantuanmu" Jawab ibu,setelah itu ia pamit dan meninggalkan Zura dan Chenle.

Mereka berdua duduk diatas karpet yang tergelar dilantai,Zura menunggu Chenle mengambil sesuatu didalam tasnya entah apa itu.

"Kau harus lihat ini" Chenle mengeluarkan sebuah lilin merah dan juga korek api dan meletakannya diatas karpet.

"Kau ingin melakukan apa?" tanya Zura waspada karena dia tau lilin itu bisa membuat dia pingsan.

"Ingin menghidupkannya,kau lupa aku hari ini berulang tahun" Jawabnya lugu,Zura merasa Chenle tidak waras lagi apa dia tidak tau lilin ini untuk persembahan.

"Dimana kau menemukan lilin ini?" tanya Zura sambil menujuk benda itu.

"Diperpustakaan dan kau tau ini milik seorang senior disekolah."

Zura terkejut,bukankah itu orang yang sering menghidupi lilin-lilin ini disekolah?

"Bagaimana wujudnya ,ah maksudku tampangnya?" Tanya Zura penasaran,Chenle mengetuk jari telunjuknya kearah dagu berusaha mengingat.

"Dia memiliki mata biru"

Deg
Bukankah itu Yuan?Bagaiman mungkin?
"Apa kau meminta padanya?" Chenle menggeleng."Dia kabur saat aku masuk kedalam perpustakaan."

Ada yang aneh.Tiba-tiba saja Zura mencium aroma lilin dan itu lilin yang dihidupkan oleh Chenle.Bodoh!

Zura kehilangan keseimbangan tubuhnya,ia perlahan melemah bahkan matanya ingin tertutup,Chenle yang kahwatir langsung meniup lilin itu hingga mati.Zura bersandar pada dinding kasur mengembalikan kesadarannya setelah lilin padam.

"Kau baik-baik saja?"Tanya Chenle,Zura menggeleng kepalanya masih terasa pusing.Keterlaluan!

"Kau ini bodoh sekali Chenle kau ingin membuat ku mati,eoh?" Chenle terkejut dan langsung meminta maaf dia tidak tau jika lilin ini adalah lilin persembahan yang tidak disukai Zura.

"Maafkan aku Zura" ujarnya Merasa bersalah.Zura membuang nafas kasar lalu menepuk pelan punggung Chenle.

"Aku maafkan,lagipula hari ini hari jadimu ayo kita rayakan" Chenle tersenyum sumrigah.Mereka keluar dari kamar berjalan menemui kedua orangtua mereka.

"Ayah Ibu aku akan berjalan² bersama Chenle" Izin Zura.

Setelah disetujui oleh orangtuanya,Chenle dan Zura berjalan-jalan mengitari taman kota dan singah dikedai ice cream.

"Chenle apa kau tidak terkejut saat melihat mata biru itu?" Tanya Zura sembari memakan ice cream ditengah keramaian kota.

"Tidak,karena dia memang terkenal akan kekuatan mistisnya" Jawab Chenle dan ikut menyuapkan ice cream kedalam mulut.

Zura terdiam,memikirkan sebuah buku yang sempat ia temui didepan kelas waktu itu apa buku tersebut  milik Yuan?

"Zura,kenapa kau sangat membenci aroma lilin?bukankah kau yang menyuruhku datang kerumahmu membawa lilin itu?" ucapan Chenle barusan membuat Zura berhenti berjalan lalu menatap Chenle dengan terheran-heran.

"Aku menyuruhmu? " Tanya Zura memastikan

"Benar kau mengirim pesan padaku disore hari" lalu Chenle menunjukan ponselnya pada Zura yang menampilkan isi pesan yang ia katakan itu dikirim oleh Zura.

"Tapi aku tidak mengirim pesan itu padamu, bahkan ponselku tertingal digudang" Chenle tampak terkejut dan merapatkan tubuhnya pada Zura.

"Kau jangan bercanda Zura ini tidak lucu" ujarnya takut.

Pesan aneh bahkan dikirim juga kepada Chenle,Zura mengacak rambutnya frustasi.

"Aku diteror Chenle" lirihnya,Chenle menatap tidak percaya.

"Tidak bisa dibiarkan itu Zura kau harus mencari tau pelakunya" Kata Chenle mendukung namun tetap saja Zura tidak bisa berbuat apa-apa jika terornya saja aneh seperti ini.

Zura kembali berjalan bersama Chenle dan memutuskan untuk pulang,namun tiba-tiba saja matanya menangkap sosok Renjun sedang bergandeng tangan dengan seorang gadis.

"Bukankah itu Renjun?" Tanya Chenle yang juga melihat,Zura tidak mengubris ucapan Chenle dia memilih diam.

"Renjun!" Chenle berteriak memanggil Renjun dan melambaikan tangannya,Zura manahan emosi agar tidak memarahi Chenle padahal dia berharap tidak menemui Renjun lagi.

Kedua pasangan itu melambaikan tangan dan berjalan menemui mereka.

"Hai Zura" Suara milik Saeron menyapa pendengan Zura,namun gadis itu tak kunjung menjawab sampai akhirnya Chenle menyenggol bahu Zura.

"Hai" jawab Zura,bisa ia lihat Renjun tengah memandangnya tapi kali ini suasana  menjadi sangat canggung.

"Chenle ayo kita pulang" ajak Zura sembari menarik lengan baju Chenle untuk ikut bersamaanya,Zura sakit ketika Renjun dengan sesuka hatinya mengenggam erat tangan Saeron ia tau kalau dirinya tidak punya hubungan apa-apa lagi dengan Renjun namun sulit bagi Zura jika harus melepas Renjun.

"Zura kau baik-baik saja?" Renjun bertanya sembari memegang tangan Zura,namun gadis itu menghindar.

"Maaf saeron aku harus pulang,nikmati saja kencan kalian malam ini" Zura tersenyum setelah itu berlalu pergi tanpa perduli dengan Chenle yang masih ditempat.

"Dia kenapa?" tanya Saeron,Renjun menggeleng tidak tau lalu menatap kepergian Zura.

"Apa hubungan kalian?" tanya Chenle terlihat marah,setaunya Renjun adalah calon tunangan Zura.

"Kami baru saja berpacaran" Jawab Saeron dengan senyum sumrigahnya,Chenle menatap tajam kearah Renjun.

"Kau perlu tau jika Zura sekarang berada dalam sebuah permainan" Chenle tersenyum sinis lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kau harus tau aku semakin membencimu Renjun,jangan pernah menyesal jika kita tidak bertemu lagi nanti"

[bersambung]

Konflik sdh didepan mata.


Dan aku minta maaf sebesar besarnya karena benar² nggk ada update karena banyak tugas dan juga kesibukan dirumah itu banyak tpi tenang aku bakal cepet update lgi dan mungkin partnya langsung banyak.



Ghost Light  |HRenjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang