soul

1K 120 13
                                    


     Langit masih tampak gelap ketika Zura dan keluarganya sampai di airport. Suasana airport dini hari begitu lengang mungkin hanya beberapa orang yang berada ditempat itu.
      Mereka menuju tempat konter penerbangan pertama dan melakukan check in setelah usai mereka meninggalkan konter.

"Apa ibu sudah menghubungi kak Siyen bahwa kita akan berangkat hari ini?" Tanya Zura pada Ny.Chane yang sibuk mengurusi barang-barangnya.

"Sudah Dia akan menjemput kita saat tiba disana nanti" Zura mengganguk singkat.

"Apa Renjun tau kau akan meninggalkan China hari ini?" sekarang giliran Ayahnya yang bertanya seketika itu Zura merenung sejenak dan menggeleng pelan kemarin mereka tidak bertemu entah memang Renjun tidak ingin bertemu dengannya atau Renjun dicegah oleh Saeron.

"Ayah harap dia mengerti keadaan ini,kalian sudah memutuskan tidak akan berhubungan lagi dan Ayah hanya bisa mengikuti saja jangan pernah membencinya, Ayah tau kau masih menyukainya" begitulah nasehat singkat dari Tn.Chane Zura kembali merenungkan ucapan Ayahnya yang ada benarnya juga.

#

   Zura duduk bersebelahan dengan seorang gadis saat sudah tinggal landas dan lampu sabuk pengaman sudah dipadamkan. Awalnya tidak ada yang aneh tapi semakin diperhatikan gadis yang berada disampingnya menatapnya dengan tatapan meminta bantuan Zura berusaha untuk mengalihkan pandangannya namun gadis disampingnya meletakan sebuah kertas ditangannya dan bangkit dari kursi lalu berjalan menuju toilet pesawat.

'Terimakasih sudah membantuku kamu akan tau makna dari semua ini Zura'

Zura membeku,sebelumnya dia merasa tidak pernah membantu orang lain bahkan gadis tadi di tidak mengenalinya. sepertinya,ada sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya yang mungkin berhubungan dengan masa lalunya tapi entah apa itu.Sekarang inipun gadis itu tidak kembali lagi

   Belasan jam berada dipesawat  begitu melelahkan untungnya  pesawat yang ditumpangi oleh keluarga Zura mendarat dengan mulus di runaway bandara Incheon.

Turun dari pesawat Siyen sudah menghubungi Ny.Chane bahwa ia akan menjemput mereka 1 jam lagi karena masih ada tugas yang belum ia selesaikan untuk itu mereka mencari tempat menunggu yang efektif.

Zura duduk sambil bermain ponsel entah itu membuka galeri atau bermain game untuk menghilangkan rasa bosan namun notifikasi diatas layar ponselnya menarik perhatian.

Anonim :
Ikuti saja permainannya nanti

Tulisan itu diketik dalam bahasa korea tanpa nama pengirim. 'Mungkin saja itu adalah orang jahil yang sengaja mengganggu' pikir Zura merasa tidak penting Zura mematikan ponselnya dan memperhatikan orang yang berlalu lalang disekitar area bandara.

Sudah 1 jam berlalu Siyen baru tiba bersama supirnya dibandara dengan senyum menggembang ia memeluk kedua orang tuanya menyalurkan rasa rindu yang sejak lama ia tahan bagi Zura tidak ada yang berubah dari kakak perempuannya itu.

"Bukannya memelukku dia malah menatapku dengan tatapan sinisnya  itu" dumel Siyen ketika melihat Zura.

"Sudah aku tidak ingin berdebat denganmu" kata Zura mengakhiri lalu merentangkan kedua tangannya kearah Siyen dan dibalas oleh gadis itu.

"Kau semakin rendah Zura padahal aku sudah membayangkan dirimu setinggi tiang lampu dijalanan" ejek Siyen yang dibalas dengan cubitan kuat dari Zura.

Ghost Light  |HRenjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang