part 29

3.6K 106 2
                                    

Setelah kejadian Zesya membantu mengobati luka Elos, jangan sangka mereka langsung berbaikan. Jelas sekali, bagaimana ingin berbaikan? keduanya justru merasakan perasaan yang berbeda, Zesya sebenernya ingin meminta maaf duluan namun ia segan, bertatap wajah dengan Elos saja, dia menjadi gagu apalagi berbicara panjang lebar. Jangan tanya bagaimana dengan Elos, dia bahkan tidak berniat membuka mulutnya barang seincipun apabila didekat Zesya.

Seperti suasana pagi hari ini, di meja makan mereka berdua berkumpul namun sama-sama terdiam larut dalam fikiran masing-masing.

Zesya mendongak menatap Elos yang sedang menyibukkan diri dengan ponselnya sambil melahap sarapannya. "Eemm... Elos aku berangkat pake bus aja ya?" ujarnya pelan.

Elos hanya melirik Zesya sekilas kemudian mengacuhkannya. Zesya tertunduk, ia tau dirinya salah jadi ia berniat menjauhkan diri dari Elos.

Setelah selesai bersarapan Zesya bergegas keluar dari rumah bersiap berangkat sekolah, ia berjalan pelan menuju halte terdekat dari rumahnya, namun suara deru motor yang berhenti di sampingnya mengalihkan perhatiannya. Ia menatap pemuda berseragan putih abu diatas motor Tracker berwarna hitam. Ya, dia memang Elos, Zesya mengernyit bingung.

"Gue anter." ucapnya singkat dan datar.

"Eh.. Gak usah deh Elos aku pake bu--" ucapnya terhenti karena pemuda itu menatapnya tajam, tak ingin dibantah. "Oke," ujarnya langsung seraya menunggangi motor disebelahnya.

Elos memacu kecepatannya sedang, "eemm... Elos, kamu masih marah ya sama aku?" tanya Zesya berbisik namun masih dapat didengar pengendara didepannya. Elos diam, Zesya menghela nafas kasar. "Maafin aku ya, iya aku tau aku salah, sumpah aku beneran lupa waktu masuk kekamar kamu, aku bakal ngelakuin apa aja deh asal kamu maafin aku" pintanya yang langsung mendapat seringai dari Elos.

"Apa aja?"

"Kamu denger aku ngomong tadi?" tanyanya terkejut.

"Dengerlah, lo kira gue budek?" balasnya jengah. "Lo mau ngelakuin apa aja?" lanjutnya.

"Iyaaa aku bakal turutin apapun mau kamu, asal kamu maafin aku."

"Gue minta cium," jawabnya, tiba-tiba ia tercengang, 'whhaaat?? Apa yang barusan keluar dari mulut gue?' batinnya bersekspresi cengo.

Tidak kalah terkejutnya dengan dirinya sendiri, yang diperintah lebih terkejut dan bersemu. "A..apa tadi?" tanyanya memastikan.

"Enggak, lupain aja," jawabnya menutupi rasa canggungnya. 'Gila, mesum banget gue' batinnya tak percaya.

Tak terasa mereka telah sampai didepan sekolah Zesya, Elos memberhentikan motornya sedikit jauh dari gerbang sekolah. Zesya turun, "makasih ya" ujarnya memaksakan senyum, Elos hendak melajukan motornya kembali namun tiba-tiba Zesya mencekal stir sebelah kiri Elos, dengan kematangan berfikir sedari tadi ia berjinjit kemudian,

Cup.

Tepat sasaran dipipi kiri Elos, wajah Zesya merah seakan ingin meledak. "Kamu beneran mau maafin aku kan?" ujarnya seraya bersemu memandang Elos yang juga memandangnya cengo, Elos malah tidak menjawab sedikitpun, ia masih tidak mengerti situasi apa yang terjadi barusan. Zesya semakin malu ditatap tanpa berkedip oleh Elos, ia tak tahan berada disituasai ini. "Elos, kita omongin nanti lagi ya" ujarnya kemudian berlari sambil menutupi wajahnya, malu.

Elos masih menatap kepergian Zesya, kemudian subuah senyum mengembang dari bibirnya, ia menyentuh pipinya yang dicium Zesya tadi. Lalu ia melajukan motornya kembali dengan persaan aneh yang menurutnya baru bagi hidupnya.

••••

Elos tiba disekolah dengan senyum yang masih terbit dibibirnya. Ia menuju kantin belakang sekolah yang ia yakini teman-temannya telah berkumpul disana, benar saja setelah ia tiba disana teman-temannya sedang asik bersenda-gurau saling mengejek satu sama lain sambil tertawa, yang menambah senyum dibibir Elos tak luntur-luntur. Ia duduk disebelah Rubi.

My ElosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang