Part 42

3.3K 108 14
                                    


"Zesya!!! Kemaren lo kemana?!"

Pagi yang cerah, indah, dan tentram Zesya ludes sudah saat seorang gadis berambut pendek meneriaki namanya dari ujung koridor kelas XII dengan lantang.

"Apaan Na? Pagi-pagi udah jadi Toa aja!" Zesya mengamit lengan sahabatnya sembari menggeret agar mengikutinya kekelas.

"Lo tau gak sih, kemaren tu gue sendirian lola-lolo kayak ayam kehilangan induknya?"

"Lebay banget." Zesya terkekeh seraya menarik tali tasnya.

"Kok lebay! Beneran tau. Lo kemaren alfa, gue chat gak dibales. Sesibuk apa sih lo?"

"Ada lah, masalah pribadi. Lagian kan kamu bisa barengan sama yang lain." Zesya duduk dibangkunya yang diikuti oleh sang lawan bicara.

"Ya iya sih, tapi mereka kayak gak suka gitu kalo gue deketan sama mereka, kan sedih." Nana mencebik sembari mengerjap-ngerjakan mata.

"Ya iya dong siapa juga yang mau deketan sama mulut mercon." Zesya terkekeh geli.

"Elo kok jahat sih Sya?!"

Zesya masih terkekeh ia mencoba menghentikannya. "Enggak, bercanda doang."

"Oh iya tau gak? Ada manfaatnya juga lo gak masuk kemarin," Nana antusias berujar.

"Kenapa emang?"

"Gara-gara Rubi mau bales pesan gue kemarin, waaahhh senengnya." Nana berujar heboh sampai mencuri perhatian sebagian orang dikelas.
"Dan yang lebih nyenengin dia tuh kayak cemburu gitu loh gara kemarin gue sempet pulang bareng sama Alfi."

"Kapan kamu pulang bareng Alfi?"

"Waktu liburan kemarin, gue ke mall gak sengaja ketemu dia. Terus supir gue balik duluan buat jemput nyokap, yaudah gue nebeng sekalian."

"Kok Rubi bisa tau?" Zesya heran. Dan Nana lebih heran karena baru sadar.

"Eh iya juga ya. Kok dia tau?"

"Eh kamu baru sadar?"

"Iya lah gue gak pernah mikir sampai kesana. Yaudah ntaran pulang sekolah gue ketempat mereka deh mau nanya ke Rubi." Nana senyum-senyum sendiri.

"Terserah kamu ya."

"Sya ntar pulang sekolah bisa ngomong bentar gak?" Seseorang menyela percakapan Zesya dan Nana. Karena merasa penasaran Nana ikut melongok siapa si pelaku yang ingin berbincang dengan sahabatnya ini.

"Oh Sandy. Iya bisa aja kok, tapi kenapa gak sekarang?"

"Ntaran aja. Gue tunggu di taman sekolah habis pulang ya." Sandy tersenyum.

"Oke!" Zesya membalas senyuman Sandy yang selanjutnya Sandy berpamitan untuk berlalu.

"Mau ngomong apa Sya?" Nana mencondongkan tubuhnya mendekati si lawan bicara. Zesya menjawabnya dengan angkatan bahu.

"Gue ngerasa ada sesuatu yang wah dari Sandy nih." Nana menaik turunkan alisnya.

"Apaan?"

"Ntaran lo tau sendiri. Jangan kaget!" Nana terkekeh. Zesya mengernyit tak mengerti maksud ucapan Nana beberapa detik lalu.

•••

"Bos kemaren gimana? Dimarahin nyonya kagak?" Boby berujar sembari nyengir kuda.

"Habis gua."

"Beneran? Diapain?"

"Kepo lu. Dah gua mau jemput tu orang."

"Kita gak bakal turun lagi?" kini gantian Agus yang buka suara.

My ElosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang