Part 43

3.1K 107 18
                                    


"Lo mau gak jadi pacar gue?"

Seorang gadis yang tangannya tengah digenggam seorang pemuda berperawakan tinggi terbungkam dengan perkataan seseorang dihadapannya.

"Ini beneran?"

"Iya. Perjuangan lo selama ini gak sia-sia. Lo beneran bisa buat gue jatuh cinta, sekarang waktunya gue bales. Mau gak jadi pacar gue?"

Gadis yang menjadi pelaku berekspresi tak percaya sekaligus bahagia, itu semua sangat tergambar jelas dari matanya yang sangat berbinar-binar menatap pemuda tampan di hadapannya.

"Mau! Mau banget!" ujarnya sembari berhambur kepelukan sang pemuda yang sudah ber-notebene pacar barunya yang selama ini sudah ia perjuangkan.

Lambat laun waktu terus berjalan, rasa sayang dari sang pemuda pun kian bertambah disetiap harinya. Ia tak segan-segan memperlihatkan rasa sayangnya bahkan dari perlakuan, tatapan dan kemauan gadisnya yang selalu ia turuti.

Hingga suatu kejadian memuakkan menampar kenyataan yang bahkan tak bisa ia bayangkan. Sang gadis pujaan yang nyatanya sudah mengejar dirinya hampir berbulan-bulan ini dan sekarang sudah ia terima kehadirannya dihati. Terlihat tengah bersenda-gurau dengan lelaki lain, Tidak. Bisa dibilang ia tengah bermesraan yang bahkan tak pernah mereka lakukan ketika berdua. Sang gadis nampak menikmati cumbuan dari pemuda lain dipelukannya. Awalnya ia tak percaya saat melihat kejadian tersebut namun, kala ia memanggil gadis itu dengan namanya. Siapa yang menduga ia menyahut dan beralih pandang menatapnya bersamaan dengan lelaki yang sedang bercumbu dengannya itu.

"Riska? kamu ngapain disini. Siapa dia?"

Raut wajah gadis yang kepergok tengah bermesraan dengan cowok lain langsung panik.

"Enggak, dia bukan siap-"

Sang cowok lain yang tadi bermesraan dengan Riska langsung menarik gadisnya, ketika Riska mencoba menjelaskan.

"Gue PACAR dia. Lo pasti cowok yang sering Riska ceritainkan? Yang cuek, ngebosenin dan gak asik itu kan?" ujarnya sembari menunjuk-nunjuk wajah pemuda itu emosi.

"Exel, jangan gitu!" tukas sang gadis mencoba menahan pemuda beralis tebal yang tangannya tengah ia tarik.

"Udah Ris, cowok kayak gini gak usah dipertahanin. Udah di perjuangin masih mau meninggi lagi, sok paling ganteng ya?"

Pemuda tinggi yang sedari tadi ditunjuk-tujuk hanya tersenyum kecut menanggapi semua kejadian dihadapannya.

"Oh jadi gini ya sikap lo kalo gak lagi sama gue. Lo tadi pagi bilangnya mau kemana? Ngerjain tugas sama temen? Tapi kok malah disini? Oh iya, tugas selingkuh ya? Pinter banget sih sandiwaranya, hebat banget sampe selama ini gue percaya aja di bohongin terus sama lo."

"Enggak! gak gitu sayang. Kamu salah faham!" rayu sang gadis sembari melangkah mendekat namun sang tujuan berjalan mundur.

"Sayang? Lo masih bisa ngomong gitu sehabis gue ngeliat semuanya? Dimana hati lo? Haha, udah sampe sini aja hubungan kita! Nikmatin aja kebersamaan kalian. Maaf ganggu!" Pemuda berperawakan tinggi itu bergegas menjauh dari tempat kejadian yang sangat disesalinya datang kesana.

Gadis yang ditinggal meronta-ronta menangis serta berteriak di dalam dekapan pemuda beralis tebal yang memang tengah bersamanya.

"PLISS, DENGERIN PENJELASAN AKU DULU! KAMU SALAH PAHAM!"

"AKU GAK MAU PUTUS DARI KAMU!"

"RUBI!! DENGERIN AKU DULU!!!"

"RUBI!!!"
.
.
.

"Oi, ngelamun aja!" Rubi nampak terkejut ketika Agus menepuk pundaknya.

Seketika potongan vidio yang seakan-akan tengah terputar di otaknya buyar entah kemana.

My ElosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang