part 36

3.5K 114 5
                                    

↑↑ Visualnya Elos+ motornya↑↑↑

Happy reading
***

Zesya masih menunggu, ia berharap berita itu bukan ditujukan kepada seseorang yang sekarang masih memenuhi pikirannya. Namun rasa tidak yakinnya beransur meyakin bersamaan dengan panggilannya yang sedari tadi tidak diangkat oleh sang tujuan. Gadis itu masih menangis, ia berharap pemuda yang sedari tadi dihubunginya akan menghubunginya kembali. Sungguh itu hanya sebuah angan-angan karena sampai matahari telah hilang pun belum ada kabar dari seseorang yang sudah disayanginya tersebut.
Gadis itu sangat bingung harus berbuat apa, ingin keluar menyusul ketempat kejadian namun ia tidak tau pasti dimana tempat itu berada, juga ia harus pakai apa kesana? ia tak bisa mengendarai mobil dan motor-motor milik Elos.

Waktu menunjukan pukul 20:00, dan Zesya masih sendirian saja dirumah, ia masih tidak pantang menyerah menghubungi nomor Elos yang nyatanya memang tidak pernah ditersambung ke nomor tujuan, hingga suara pintu terbuka menarik perhatiannya.

Zesya menoleh dan betapa senangnya ia melihat pemuda yang sedari tadi dikhawatirkannya tengah berdiri diambang pintu berpenampilan urakan dengan samurai yang masih menggantung di pinggangnya, Zesya bergegas mendekati pemuda yang masih berdiri diambang pintu tersebut dan langsung saja gadis itu menerjang pemuda itu dengan pelukan erat yang membuatnya sedikit terhuyung.

"Hiks... hiks... Elos kamu gak apa-apa kan hiks..." ujarnya tersedu-sedu sambil memeriksa sekeliling tubuh Elos membuat pemuda itu bingung.

"Hiks... hiks... kamu gak apa-apa kan?" tanyanya lagi.

"Hey.. hey... lo kenapa? Gue gak apa-apa," jawabnya memperhatikan wajah gadisnya yang berurai air mata.

"Hiks.. In-ini beneran kamu kan?" tanyanya dan memeriksa keadaan pemuda itu kembali.

"Gue gak papa, lo kenapa nangis?" ujarnya mengusap air mata Zesya dengan ibu jari.

"Hiks... hiks... kamu tadi tawuran kan?"

"Iya,"

"Yang meninggal bukan kamu kan?"

"Maksudnya?"

"Hiks.. Tadi ada berita hiks... ada yang meninggal waktu tawuran, bukan kamu kan?"

Elos terkekeh, "lo ada-ada aja, kalo itu gue, yang elo peluk sekarang siapa?"

"Huuuu... Elos jangan ketawa dong hiks... kamu gak tau aku khawatir banget tau," ujarnya masih terisak.

"Cup.. cup...jangan nangis, coba kita duduk dulu terus cerita!" ujarnya menenangkan.

Zesya menurut, ia masih ingin memeluk Elos, namun pemuda itu melepas pelukan Zesya dan menarik gadis itu menuju sofa diruang tengah.

"Coba cerita!" pinta Elos menatap Zesya lembut.

"Hiks... jadi tadi tuh ada berita yang bilang pelajar yang berinisial E meninggal, ya aku langsung panik, aku pikir itu kamu tau,"

"Lo pingin gue meninggal?"

"Ya enggak lah!!!" bentaknya cepat sambil menggeleng.

"Terus kenapa mikirnya gitu?"

"Kan aku khawatir, siapa coba yang bisa tenang orang yang disayang lagi dalam bahaya?"

Elos menatap lekat Zesya, "Ecaaa, dengerin ya! Gue udah berkali-kali bahkan sampai gak bisa dihitung pake jari bilang ke elo kalo gue bisa jaga diri, berfikir yang positif aja, gue ahli dalam bidang yang beginian," serunya seraya menangkup pipi Zesya.

"Terus berita yang inisial E itu siapa?"

"Masuk berita ya?" ujarnya sambil menunduk.

"Emang siapa, Elos?"

My ElosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang