part 15

3.7K 125 1
                                    

Hari berganti seperti hari-hari sebelumnya, kehidupan berjalan seperti biasanya. Saperti gadis yang tengah duduk dikantin bersama teman terbaiknya. Gadis itu ialah Zesya bersama Nana temannya. Setelah hari Zesya dan Nana berbaikan beberapa hari lalu nampaknya mereka tidak pernah ada masalah. Zesya menjalani hari-hari menyenangkan bersama sahabatnya itu disekolah, dengan canda dan tawa yang selalu mereka rasakan.

Saperti saat ini.

Nana sedang meminum jus alpukatnya itu sambil nampak berfikir.

"Sya lu udah tinggal serumah agak lamakan sama si Elos itu?" - tanyanya kepada Zesya yang hendak meminum jus apelnya.

"Hm" - jawabnya yang hanya berdehem karena sedang minum.

"Lu udah ngapain aja sama Elos?" - tanya Nana yang membuat Zesya mengerutkan keningnya kebingungan.

"Maksudnya?"- ujarnya dengan wajah polos itu.

"Ya elo udah ngapain aja sama si Elos? Pelukan kek apa ciuman gitu?".

Seketika Zesya tersedak jusnya.

"Uhuk...uhuk... Aduh....pertanyaan kamu kok gitu sih?" - ucap Zesya terbatuk-batuk karena tersedak jusnya.

"Ya kali aja elo udah ngapa-ngapain gitu sama dia, lagian tampang dia aja kayak gitu gimana gue gak curiga"-ujar Nana memberi pandapat.

"Kayak gitu? kayak gimana emang?"- ucap Zesya penuh tanda tanya.

"Ya kayak brandal lah" - jawabnya nampak jengah. "Gak mungkin kan muka bringas gitu sifatnya polos-polos aja?"- tanyanya menatap Zesya.

"Gak tau juga ya, aku aja belum pernah ngobrol-ngobrol sama dia, jangankan ngobrol, ngomong satu kata aja langsung disuruh diem" - jawab Zesya sambil nampak berfikir.

"Aduh .... Lo tuh polos banget ya sya, nilai orang dari penampilan aja gak bisa."- ujar Nana geleng-geleng kepala.

"Kita gak boleh asal menilai orang lain dari penampilan, karena yang kita lihat belum tentu yang sebenarnya, banyak manusia yang menutupi sifat aslinya dengan penampilan yang tidak sesuai dengan dirinya karena sebuah alasan" -jelasnya panjang lebar.

"Iya deh sya, gue ngalah kalo lo udah ceramah panjang lebar gitu".

"Tapi memang si dia itu nakal, waktu itu aja dia tawuran sampe luka parah, dan aku gak tau harus lakuin apa buat dia berubah"- jelasnya.

"Nah tu tau kalo dia nakal".

"Iya dia nakalnya yang begituan bukan tentang main yang melebihi batas wajarnya laki-laki keperempuan, apalagi aku".

"Bagus deh kalo dia gitu, dan buat ngerubah sifat dia, coba elo nasehatin dulu".

"Iya juga sih, tapi aku takut gak didengerin"- ujar Zesya sambil tertunduk.

"Yang penting lo usaha"- ucapnya menyemangati sambil menggenggam telapak tangan Zesya. Zesya membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

••••

Malam ini Zesya sedang duduk di sofa ruang televisi dirumah besarnya, ia terus mengganti-ganti siaran yang menurutnya tidak ada yang bagus.

"Gak ada yang bagus acaranya"- ujarnya sambil terus mengganti chanel di tv tersebut.

Tiba-tiba ia melihat Elos turun dari lantai dua menuju ke pintu utama. Ia tau apabila Elos keluar pasti ia akan kumpul dengan teman-temannya yang nakal-nakal itu. Soalnya setelah pulang pasti Elos mendapatkan lebam-lebam diwajahnya, entah apa yang dilakukan oleh anak itu Zesya tidak tahu.

Dipertengahan jalan Elos menuju pintu utama Zesya menegurnya.

"Elos...".

Nampak Elos memberhentikan langkahnya namun tidak menoleh kearah Zesya sama sekali. Ia seperti menunggu kalimat Zesya selanjutnya.

"Kalo aku bilang kamu gak boleh ikut kumpul sama temen-temen kamu itu, kamu bakal dengerin gak?"- tanyanya yang terus memperhatikan punggung Elos yang sama sekali tidak ada niatan memandangnya.

"Ga."- jawabnya singkat, padat dan jelas, lalu melanjutkan langkahnya keluar rumah. Selanjutnya tidak terlihat lagi bayangan Elos dirumah itu.

"Tuh kan, percuma juga aku ngomong. Gak bakal didengerin"- ujarnya sambil tertunduk.

Ia lalu mematikan tvnya lalu beranjak menuju kamarnya.

••••

Elos telah sampai di tempat tongkrongannya dan nampaklah semua teman-temannya sedang berkumpul disana.

"Oi bro kok baru nyampe?"- tanya Rubi yang sedang duduk dan merokok di sofa yang usang.

"Macet"- ujarnya datar.

"Ngimpi lo malem-malem macet"- sanggah Rubi memicingkan matanya.

"Halah lo kayak gak tau Elos aja, diakan ketuanya jadi suka-suka dia dong, ya gak Los?"- ujar Alfi sambil memukul pelan lengan Elos.

Elos hanya mendengus mendengar ucapan Alfi barusan.

"Oh iya Los gimana kabar sisepupu lo?"- tanya Alfi sambil senyum-senyum.

"Biasa aja"- jawabnya datar.

"Besok gue main deh kerumah lo"- ujarnya sambil nyengir.

"Mau ngapain lo"- tanya Elos sarkatis.

"Mau ngobrol-ngobrol sama si Zesya dong"- jawabnya sambil melengos.

"Nyemak aja lo dirumah gue"- jawab Elos memandang sinis Alfi.

"Ihh.. Guekan mau ketemu Zesya bukannya elo"- ujarnya sambil tersenyum santai.

"Suka-suka lo deh"- jawab Elos mengalah saja.

"Udah-udah, malah pada ngomongin yang gak penting"- ujar Rubi. "Kita kesini kan mau ngerundingin masalah yang Elos sempet kena sama anak merdeka kemaren, jadi kita musti bales juga dong"- ucap Rubi memandang Elos, Alfi dan teman-teman yang lain dengan serius.

"Ya harus bales lah, jatuh ni harga diri gue dibuat sama anak-anak merdeka"- ucap Elos nampak emosi mengingat kejadian dia dibuat babak belur anak merdeka.

"Kapan kita bakal bales mereka?"- tanya Rubi dengan serius.

"Secepatnya"- ujar Elos sambil tersenyum smirk kearah depan.





Dukung terus cerita My Elos ya guys,
Maklumin masih banyak typo, nanti bakal saya revisi kok....😊

My ElosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang