Seven.

33 5 4
                                    

• No one can't fix my mood, except you -Knz •

I can't write one song that's not a about you
Can't drink without thinking about you
Is it to late to tell you that
Everything means nothing if i can't have you.

"Awww!!" Pekik kara karena merasa sedikit sakit di telinganya disebabkan oleh kenzo yang menarik paksa earphone yang sedang mengeluarkan suara shawn mendes itu.

"Lo ngapain sih nyuci piring sambil nyanyi-nyanyi heboh gitu, kalo ada pelanggan yang dateng kesini terus ngeliatin lo,gimana? Bisa hancur nama nih restoran." Ucap kenzo dengan nada jengkel yang dibuat-buat kepada kara.

Kara mencebikkan bibir nya kesal karena aktifitas sehari-harinya di ganggu oleh kenzo.

"Tapi kan ga usah narik-narik kasar earphone gue juga kali ken,kan sakit." Kesal kara.

"Sakit? Mana coba sini gue liat." Kenzo mendekat meraih telinga kara yang memerah.

"Oh iya merah nih." Alih-alih menyembuhkan,kenzo malah menyentil telinga kara dengan jari tengah dan jempolnya.

"Kenzoooo!!" Pekik kara tertahan. Kenzo mundur lalu terkekeh melihat wajah kara yang memerah akibat menahan amarah.

"Yaampun kara merah banget muka lo,lucu deh." Kekeh kenzo.

Kara sudah kesal setengah mati,tapi ia tak bisa berbuat apa-apa karena kedua tangannya penuh dengan sabun cucian.

"Nyebelin!! Pasangain lagi earphone gue ken,ga enak cuma dengerin sebelah doang." Pinta kara.

"Ga mau" tolak kenzo dengan wajah angkuhnya.

"Mana dulu mata genit nya,mana mata genit nya,ayo sini tunjukin dulu mata genit nya." Ucap kenzo menggoda kara seperti tengah menggoda anak bayi.

"Dasar om-om!! Pasangin atau gue ga mau cerita apapun sama lo!" Ancam kara lalu melanjutkan aktifitas mencuci piringnya.

"Yee ngancam mulu lo." Ucap kenzo lalu memasangkan earphone di telinga kara.

"Heh zo,dicariin juga ternyata malah pacaran disini sama kara." Ucap mbak ila yang baru saja masuk. Kenzo tersenyum, ia melirik kara tapi tak ada reaksi apa-apa dari kara. Ah dia lupa,kara sedang menggunakan earphone di telinganya.

"Zo,bantuin mbak bikin saus madunya dulu mbak mau beli wijen,mba baru ngeh wijen kita habis." Ucap mbak ila.

"Oke mbak,ntar gue susul." Ucap kenzo setelah itu mbak ila keluar dari dapur bagian tempat mencuci semua peralatan dapur.

Kenzo menepuk bahu kara "gue bantuin mbak ila dulu bikin saus ya." Ucap kenzo. Kara tersenyum lalu mengangguk tanda ia mengerti.

Tepat saat kenzo keluar saat itu pula kara selesai mencuci semua peralatan. Ia bernafas lega mengakhiri kegiatannya.

Kara berjalan kearah kursi besi panjang yang memang disediakan tak jauh dari tempat ia mencuci tadi.

Ia menghela nafas,baru saja masuk semester dua. Dia sudah di pertemukan dengan olimpiade yang tak lama lagi akan berlangsung.

Kembali ia fokus pada lagu yang melantun melalui earphonenya. Ia memejamkan mata mencoba untuk menjernihkan pikirannya.

Satu dua buah lagu sudah berlalu ia dengarkan. Tapi matanya masih belum mau terbuka. Ia tidak tidur,hanya saja ia terbuai oleh setiap lirik yang ia dengar.

"Hoii!!" Kara tersentak akibat suara bariton milik kenzo yang mengagetkannya. Kenzo sudah terduduk tepat di sebelah kara dengan ponsel yang tergenggam.

UNDETECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang