• It Was Just Me Being Stupid Thinking Salt Would Someday Taste Like Sugar •
Disini kara terduduk,menahan air mata yang seolah memaksa untuk terjun.
Disamping gundukan tanah ia tersenyum. Mau bagaimanapun ia harus tetap tersenyum.
Menyakitkan,namun memang ini jalan terbaik yang diberikan tuhan.
"Cengeng" terdengar suara pria yang sudah tak asing lagi bagi kara.
Kara menoleh menghadapkan kepalanya ke atas.
"Key." Pria yg berpakaian tertutup serba hitam tersebut mengangguk.
"Nangis mulu kalo ketemu sama aku." Key memberikan sapu tangan berwarna putih kepada kara lalu berjalan mundur kebelakang.
"Muka kamu kaya hantu kalo nangis." Suara itu terdengar menggema,pertama terdengar keras lalu perlahan mengecil seiring langkah mundur key.
"Key kamu mau kemana?" Melihat key mundur tanpa jawaban kara pun mencoba berdiri namun sia-sia. Rasanya ada yang menahan kakinya agar tetap berada di tanah."
"Kara." Panggil seorang dengan suara bariton khas seorang bapak-bapak.
"Kara." Terdengar suara itu kembali.
"Ayahh!!" Seru kara lalu berlari untuk memberikan pelukan.
Namun,ketika kara hendak memeluk, ia terjatuh. Ayahnya tak dapat tergapai, ayahnya tak dapat disentuh.
"Ayahhh." Gumamnya lirih.
"Maafin ayah nak." Brian- Ayah kara berdiri menunduk seperti mengeluarkan air mata.
"Maaf ayah tak pernah menjenguk mu dalam mimpi,maaf ayah tak pernah singgah barang sejenak untuk mengecup keningmu. Maaf ayah pergi selama bertahun-tahun meninggalkan janji yang tak ayah tepati. Maaf kara,maafkan ayah."
Kara terduduk usai terjatuh, ia memeluk kedua lututnya,pandangannya kaku lurus kedepan tak lagi menatap sang ayah.
"Kara cuma rindu ayah." Hanya kalimat itu yang mampu mewakili semua kegelisahannya selama ditinggal pergi sang ayah.
Brian terpaku tak mengira bahwa gadisnya bisa setegar ini, bukan kalimat kara membencinya atau mengatakan brian adalah ayah yang jahat,melainkan kata rindu, kata rindu seolah membuat brian ingin hidup kembali.
"Ayah lebih rindu kara, ayah rindu ibun nak, Aldi dan juga ayna. Ayah kirim orang untuk kara, ayah yakin dia bisa menjadi kunci kara dalam menjalankan hidup ini,ayah yakin kara akan bahagia walau tak ada ayah disisi kara. Percaya nak, ayah ada di hati kara, ayah sayang sama kara."
"Siapa yah? Siapa orang berani gantiin posisi ayah sebagai pria terbaik dalam menjaga kara? Gak akan ada yah." Gadis ini,sudah mencucurkan kembali air matanya.
"Key." Jawab sang ayah dengan senyum yang kara rindukan.
"Key? Ayah, kara harus cari tau siapa key?" Tanya kara namun ayahnya berjalan mundur, ke arah yang berlawanan dengan arah key pergi tadi.
"Ayah jangan pergi ayah!"
"Tutup mata mu nak,ayah akan mengelus rambutmu." Kara menuruti apa yang dikatakan ayahnya.
Sebuah tangan mengelus rambutnya lembut sambil sesekali menggoncang tubuhnya.
"Hei kar,lo sakit?" Ucap pria yang barusan mengelus rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDETECTED
Teen FictionSeorang gadis ceria yang memiliki warna mata coklat karamel. Karamel Grizelle namanya. Seorang gadis yang disayangi dan menyayangi ayahnya. Ia kehilangan kasih sayang sang ayah karena sebuah peristiwa yang disebut 'takdir' Takdir membawa ayahnya per...