Chapter 1

1.5K 63 0
                                    

Alarm handphone (Namakamu) berdering menandakan bahwa ia harus bangun dari tidurnya.

"Ah, cepet banget sih paginya. Padahal kan lagi enak enaknya gue mimpi berdansa bersama pangeran ganteng di istana." Gerutu (Namakamu).

Dengan terpaksa, (Namakamu) pun bangun dari tempat tidurnya lalu mematikan alarm handphonenya. Setengah sadar, ia pun bangkit dari tempat tidurnya lalu menuju ke arah kamar mandi.

Meskipun airnya sedikit lebih dingin, (Namakamu) pun memulai ritual mandinya. Sekitar 20 menit, (Namakamu) pun selesai mandi.

Setelah siap dengan outfitnya yang simple, dandanannya yang minimalis, serta rambutnya yang rapi.

TIT TIIIT

(Namakamu) terkejut ketika mendengar suara klakson mobil Anita berbunyi. Klakson tersebut bertanda bahwa Anita dan Riska telah tiba di depan rumah (Namakamu).

(Namakamu) pun buru-buru turun ke bawah untuk berpamitan dengan Ayah Zainal, Bunda Yanti, dan Bang Rijal karena Anita dan Riska telah menjemputnya untuk berangkat ke sekolah bareng.

"Bun, Yah, Bang— (Namakamu) pamit ya. Udah dijemputin soalnya." Ujar (Namakamu) sambil buru-buru untuk mencium punggung tangan Ayah Zainal, Bunda Yanti, dan Bang Rijal.

"Pulangnya tetap Abang yang jemput ya." Ujar Bang Rijal sambil makan roti yang tak kunjung habis di tangannya.

"Iyaiya." Jawab (Namakamu) dengan nada pasrah.

"(Namakamu) pamit ya, Assalamualaikum." Lanjutnya.

"Waalaikumsalam." Jawab Ayah Zainal, Bunda Yanti, dan Bang Rijal serentak.

"Hati-hati ya, Dek." Ujar Bunda Yanti.

"Iya, Bunda." Sahut (Namakamu) dengan nada teriak sambil berlari kecil menuju gerbang rumahnya.

(Namakamu) pun tiba di depan gerbang rumahnya. Disana terdapat Anita dan Riska yang sedang menunggu (Namakamu).

"(Nam), cepetan." Ketus Anita dengan nada kesal sambil melirik arloji yang tergulung rapi di tangan kirinya.

"Iyaiya." Jawab (Namakamu) dengan nada pasrah lalu masuk ke dalam mobil Anita.

Anita pun masuk ke dalam mobilnya lalu ia menyetir mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

Setelah Bu Ningsih memberi tugas untuk mahasiswa di kelas, Bu Ningsih pun keluar dari kelas. Berarti Pertanda bahwa jam mata kuliah Bu Ningsih hari ini telah selesai.

"Akhirnya selesai juga tuh pelajaran killer." Cibir (Namakamu).

Semua mahasiswa di kelas merasa legah karena pelajaran Dosen killer tadi telah usai. (Namakamu), Anita, dan Riska pun memakai tasnya masing-masing lalu mereka menuju kantin secara beriringan.

Setelah dari kantin, (Namakamu), Anita, dan Riska tiba di parkiran. Kini saatnya mereka pulang ke rumah masing-masing.

"Hati-hati ya, kalian." Ujar (Namakamu).

Anita menekan tombol remote mobilnya. "Lahh, lo ga ikut bareng kita?" Tanya Anita.

"Nggak. Kalian duluan aja, gue udah janjian sama Abang gue." Balas (Namakamu) sembari tersenyum tipis.

"Oh gitu—"

Anita dan Riska pun masuk mobil Anita.

"Yaudh deh, kita duluan ya." Ujar Anita.

"Iya." Sahut (Namakamu).

Anita dan Riska telah pulang duluan. Sementara (Namakamu) masih menunggu Bang Rijal di parkiran kampus sambil meneguk air mineralnya.

BUGH

(Namakamu) terkejut tiba-tiba ada seorang lelaki dengan ciri-ciri tinggi, kurus, berkulit kuning langsat malah menabraknya. (Namakamu) pun terjatuh dengan keadaan baju, celana, dan sepatunya jadi basah semua.

"Woi! Lo ga punya mata atau gimana si? Jalan biasa aja sampe nabrak gini." Ketus (Namakamu) sambil bersiin baju dan celananya yang tertumpah air mineralnya tadi.

Lalu lelaki tersebut mengulurkan tangannya untuk bantuin (Namakamu) berdiri. Alhasil, (Namakamu) pun mengabaikan tangan lelaki itu dan ia berdiri sendiri.

"Aelah, kacamata gue gue hancur— Mana gue baru beli kemaren di optik. Bisa berabe gue kena pasal-pasalnya Abang dirumah." Desis (Namakamu).

"Eh, lo pikir gue bakal ganti rugi kacamata lo? Dihh, ogah." Sahut Iqbaal dengan nada kesal— Yap, lelaki tersebut bernama Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan.

"Dasar lelaki gatau diri. Udah nabrak gue, numpahin air minum gue, nginjak kacamata gue lagi." Ketus (Namakamu).

"Iyaiya, sorry—"

TIT TIIIT

Klakson mobil Bang Rijal pun bunyi.

"Udah gue maafin. Gue buru-buru, permisi." Ujar (Namakamu) lalu pergi meninggalkan Iqbaal.

Iqbaal melihat (Namakamu) masuk ke dalam mobil Bang Rijal, lalu Bang Rijal pun menyetir mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

"Cantik." Iqbaal pun senyum sekilas.

"Tapi rese." Lanjutnya.


💨💨💨

Next gak nih?? wkwk

Sebelum next, budayakan untuk Vote + Comment, guys! GRATIS KOK 😙

ehehehehehehe monmap kalo mayan gaje, hehe ini hanya angan angan belaka di hasil kegabutan gw.

Keep enjoy, love.
-d.

Water (masih revisian)Where stories live. Discover now