Setelah kejadian itu aku memutuskan untuk melupakan Abbas, salah satu caranya dengan tidak berkomunikasi lagi dengannya. Hari-hariku terasa sunyi dan beda banget setelah kejadian itu. Tapi ini memang harus terjadi, aku ga mau terus-terusan bersama manusia yang setengah hati dan pikirannya buat orang lain, temanku sendiri lagi.
Hari itu aku tak masuk kampus, aku beralasan kurang enak badan. Sebenarnya bukan, aku hanya malu ke kampus dengan kondisi mata sipit karena habis nangis semalaman. Alay baget ! Patah hati kali ini membuatku bener-bener malas buat ngapa-ngapain, termasuk ke kampus. Seharian ku habiskan diriku di rumah. Makan, tidur dan bolak-balik ngecek sosmed berharap ada info baru yang aku dapat tentang mereka, but GA ADA !
Ga ngerti kenapa coba aku harus nangis semalaman padahal ga ada acara kedukaan di rumah (hati gue deh yang berduka).
Sebulan dua bulan dan masih tetap sama, aku seperti orang yang ga punya semangat hidup. Malas makan, malas ngampus, malas ngapa-ngapain, bawaannya diam atau ga ngomel ga jelas.
Hari itu jadwalku masuk kampus. Aku bergegas mandi dan bersiap-siap ke kampus. Ku kemudikan mobil dengan kecepatan minimal . Sesampainya di kampus aku bertemu Abbas.
"Hey !" Sapanya
Aku cuman senyum tak membalas sepatah katapun padanya.
"Udah mau masuk?"
"Iya." Jawabku singkat
"Semangat yah!"
Aku tak menjawab dan langsung terus berjalan menuju kelas. Ku menoleh sedikit kebelakang dan ternyata dia masih memperhatikanku. kupalingkan lagi wajahku dan bergegas ke kelas karena dosen sudah ada.
"lo belakangan ini rajin banget telat. Ada masalah apa sih? Ga kayak biasanya." tanya Dara (Dara adalah sahabat ku di kampus).
"Ga ada masalah apa-apa kok. Lagi sering begadang aja nih."
"Bohongkan lo ? Habis kelas gue mau introgasi dan awas aja kalo lo kabur." balasnya
"hmm"
Kelaspun berjalan dengan santai karena dosennya kali itu adalah dosen muda dan cantik. Para lelaki bukannya fokus tapi merayu dan mengajukan pertanyaan yang modus menurutku.
Kelaspun selesai, Dara menarik tanganku menuju taman kampus. Ga jauh sih dari kelas, jadi cukup jalan kaki aja. Sesampainya di taman diapun menodongkanku berbagai pertanyaan.
"lo kenapa ? ada masalah ?"
"ga ada, Dar."
"lo begadang, sejak kapan lo suka begadang ?"
"entah?" jawabku haran
"lo baik-baik ajakan sama Abbas ?"
Aku terdiam mendengar pertanyaan itu. "lo kok diem ? ga ada masalah kan lo ama Abbas?"
"hmm, ga."
"kalo ga ada trus knp pas gue nanya lo diem !" balasnya dengan sedikit bernada tinggi
"okeoke, sebenernya gue udah putus."
"HAAAAA???? lo Putus ? kok bisa? siapa yang mutusin ? Abbas?"
"intinya dia udah bohongin gue, dia kecewain gue dengan kebohongannya dia, dia permainkan perasaaan gue dengan dia jalan sama orang lain, dan orang lain itu temen gue sendiri, Dar." tanpa sadar air mataku jatuh . (nyesek asli sumpah)
"temen lo yang mana ? dia yang mutusin lo ? Ih dasar cowok kurang ajar banget sih ."
"ga, gue yang mutusin dia. Dia jalan sama Rani, tapi itu ga cuman sekali, sering Dar . Bodohnya, gue selalu percaya apa kata Abbas. Ga pernah mau percaya omongan orang yang emang liat langsung gimananya mereka, bukan cuman itu mereka sering chatan di belakang gue."
"Ya ampun, pacar ga tau diri temen ga tau malu ! Sabar Ran. Nanti dia dapat kok karmanya sendiri. Lo punya gue dan punya teman-teman lain kok." sambil meluk aku yang lagi nangis tersedu-sedu.
Untungnya di taman ga banyak orang. Kalo ga udah malu aku diliatin.
"Iya ga papa, aku udah ikhlas kok."
"Ya udah kalo gitu gue hibur lo deh. Kita jalan yuk. Gue yang traktir deh." rayunya
"serius nih ? ya udah, naik mobil gue aja."
Akhirnya, seharian aku habiskan waktu bersama Dara mulai dari nonton, makan dan shopping. Semalam aku keluar badanku terasa lelah, dan ketika sampai rumah aku pun tertidur.
Bagaimana kelanjutan cerita selanjutnya ? Apakah Ranti akan terbelenggu dengan kehidupan masa lalunya ? atau berlalu menunggu seorang yang baru ? atau memilih sendiri ?
Yuk baca bagian selanjutnya :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Setelah Hujan
RomanceTentang mencintai, alangkah lebih baiknya jika sewajarnya karena tidak ada yang tau kapan kekecewaan itu datang, cepat atau lambat. Kekecewaan tersakit dalam mencintai adalah penghianatan. Namun, percayalah setelah itu akan ada senyum merekah jika k...