GALIH

9 2 0
                                    

Sudah hampir 4 bulan aku putus dari Abbas, dan aku juga sudah tidak pernah melihatnya. Dia pun juga sudah tidak pernah menemuiku. Hari ini dan seterusnya adalah hariku sendiri dan entah sampai kapan aku sendiri seperti ini, lebih memilih jadi seorang yang introvert.

Sore itu di depan rumahku sedang sangat ramai, ku intip dari jendela kamarku ternyata rumah depan tengah kedatangan tamu, sepertinya mahasiswa. Ku baringkan kembali badanku sambil game kesukaanku di laptop.

Malam harinya ibu menyuruhku ke warung membeli telur dan minyak goreng.

"Ran, bantu ibu dulu dong, beliin telur sama minyak goreng di warung depan."

Akupun langsung turun mengambil uang dan ke warung dekat rumah. Warungnya hanya berjarak 3 rumah dari rumahku. Saat keluar rumah ternyata depan rumah ku itu ramai sekali, gaya bahasanya sepertinya bukan orang sini, dan Ya! mereka dari Yogyakarta. Aku terus berjalan tiba-tiba ada seseorang yang mengikutiku dan menegurku,

"Hai ." sapanya

"Hai."

"kamu yang tinggal di depan rumah ibu Ani yah ?"

"iya." jawabku singkat

"Hm, kenalan boleh ga?" sambil berjalan cepat tepat berada di sampingku

"ohiya."

"Galih. Kamu ?" sambil menyodorkan tangannya

Tanpa sadar aku sudah sampai di warung, dan langsung ku beli pesanan ibu. Setelah itu aku pulang, ku pikir lelaki tadi sudah pergi, nyatanya dia menungguku di depan warung.

"Eh, kamu . Ohiya, aku Ranti . Diluan yah kak ."

"Tunggu, bareng aja."

Perjalanan pulang dari warung membuat kesan tersendiri buatku. Kami berbicara tanpa jeda sampai saling bertukar no. Hp sampai aku tiba di depan rumah.

"Makasih, Ran." katanya sambil mengukir senyum manisnya

"Sama-sama." Sambil membuka pintu pagar .

"Bu, ini pesanannya dan ini kembaliannya. Ranti ke kamar yah, udah mulai ngantuk nih."

"simpan dulu itu telur sama minyaknya yah, nak ." Pinta ibu

"Siap bundaharaku." Ledekku

Akupun masuk ke kamar mencuci kaki tangan dan mukaku, setelah itu aku berbaring di tempat tidur . Tak lama dari situ, Hpku berbunyi.

"Hai, save yah. Ini aku Galih. Makasih yah udah mau berbagi nomor ponselmu."

"Hmmm, ohiya. Nnti ku save."

"Jangan nanti, sekarang aja hehhehehe, eh kamu udah mau tidur yah ?"

"udah ngantuk sih."

"ya udh kamu tidur, ohiya makasih sekali lagi, Ranti :)"

"Hehehe, apaan sih, santai aja."

"Ga ada yang marahkan kalo semisal aku mau deket sama kamu ?"

"marah, bapakku mungkin, wkwkwkwk"

"Wah, itu namanya ujian, wes toh kamu tidur gih . Selamat tidur Ranti."

"Selamat tidur."

Seketika aku senyum-senyum sendiri, padahal aku baru saja mengenalnya. Mungkin efek jomblo hehehehe

Keesokan harinya, aku ke kampus, dan pas aku mau berangkat Galih ada di depan rumah.

"Ngampus yah ?" tanyanya dengan sembilan senyumnya yang manis itu

"Iya nih, ada apa ?"

"Ga, semangat yah. Kapan-kapan kita jalan yuk."

Pelangi Setelah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang