Pukul 6 sore. Biasanya Ramuda akan berdiam diri dirumah sembari memakan camilan manis dan duduk di depan TV. Tapi, tidak untuk sore ini. Sekarang ia sedang berada di toko baju kota Shinjuku bersama Gentaro.
Entahlah, Ramuda tak tau mengapa Gentaro menariknya ke keluar rumah sepetang ini. Ramuda sempat mengomeli Gentaro karena mengganggu waktu santainya. Tapi, Gentaro tetap menarik Ramuda untuk keluar dari rumahnya.
"Aku tak suka! Baju ini membuatku tak nyaman" protes Ramuda setelah keluar dari ruang ganti. Ia memakai setelan kemeja putih dengan jas hitam dan celana hitam. Ya, pakaian formal. Dan Ramuda tak suk itu."Hah... Lalu yang mana lagi? Aku tak tau pakaian apa yang cocok untuk pasangan yang akan dinner romantis" keluh Gentaro. Percayalah, jika bukan karena permintaan -lebih tepatnya paksaan- dari tuan Jakurai Jinguji, ia tak akan mau keluar rumah hanya untuk hal seperti ini.
Ramuda terdiam. Ia menundukkan kepalanya. Matanya berkaca sekarang. Seharusnya, jika ia bisa melihat, ia bisa mencari pakaian yang cocok untuknya. Seharusnya, jika ia bisa melihat, ia akan melihat seperti apa suasana candle light dinner itu. Jika saja ia bisa melihat,ia akan--
"Hei. Kenapa kau menangis sih? Kau seperti anak hilang" Ramuda mendongakkan kepalanya. "Tidak, aku bohong. Jadi kau mau pakai baju apa? Aku akan membantumu sebisa mungkin" lanjut Gentaro.
"Aku ingin pakai sweater berwarna baby blue dan celana jeans berwarna hitam. Untuk dalamnya, aku memakai kaus bisa saja" jelas Ramuda. Gentaro menurutinya. Ia bertanya kepada pekerja disana untuk menemukan pakaian yang dimaksud Ramuda.
"Ini. Coba pakailah" Gentaro menyodorkan pakaian kepada Ramuda. Ramuda pun menerimnya dan berjalan menuju ruang ganti, tentu saja dengan bantuan tongkatnya.Lima menit Gentaro menunggu, akhirnya orang yang di tunggu keluar juga dari ruang ganti. Gentaro hampir tak percaya ini. Pakaian yang dipilih Ramuda sangat-sangat membuatnya terkejut. Bagaimana tidak. Pakaian yang dipilih Ramuda bukan seperti pakaian untuk kencan atau dinner romantis, tapi seperti pakaian untuk ke taman bermain. Ramuda sangat menggemaskan. Sweater berwarna baby blue nya membuatnya terlihat cute.
"K-kau yakin mau pakai itu?" tanya Gentaro tak percaya. Ramuda mengangguk.
"Aku sedang ingin memakai ini. Ah, aku tak peduli, yang penting aku merasa nyaman!"
"B-baiklah, ayo kita bayar dahulu. Ini sudah pukul 7 malam"
•°•°•°
"Apa kau yakin, Jakurai tak akan kecewa dengan pakaian yang ku pilih?" tanya Ramuda ragu.
"Mungkin ia akan sangat kecewa" jawab Gentaro dan dihadiahi pukulan oleh Ramuda. "Hahahaha, tidak, aku bohong. Ia pasti akan senang melihatmu memakai apapun" lanjut Gentaro.
Gentaro pun mengantar Ramuda ke suatu tempat. Ramuda sudah tidak asing dengan tempat ini. Ini adalah halaman belakang rumahnya. Biasanya ia akan duduk disini untuk menenangkan diri. Mulai terlihat ada beberapa lilin yang ditempatkan di sebuah wadah kaca di hamparan tempat itu. Dan terdapat dua buah kursi beserta sebuah meja di antaranya.
Ramuda merasakan tangan yang menggandengnya sudah berganti. Ia mencium aroma parfum yang di pakai oleh orang yang menggandeng tanganya. Ia tau betul ini siapa. Ya, itu Jakurai. Jakurai menarikkan satu kursi untuk Ramuda dan membiarkan Ramuda duduk. Lalu, ia pun duduk di kursinya.
"Selamat malam, silahkan diminum. Segelas Iced lemon tea dan teh hangat" kata seorang pria berambut kuning itu. Ramuda mengenalinya.
"Eh? Hifumi?" gumam Ramuda.
"Kau suka? Dinner ini?" tanya Jakurai
"Hu'um! Ini sangat keren!" seru Ramuda. Jakurai terkekeh melihat reaksi Ramuda. Menggemaskan. Di tambah dengan sweater baby blue yang di pakai Ramuda.
"Dua piring Beef steak spesial sudah siap. Selamat menikmati" kata pria itu yang datang lagi dengan dua piring beef steak di atas meja.
"Beef steak,ya..." gumam Ramuda
"Kenapa? Kau tak suka?"tanya Jakurai
"Hmm... Aku suka. Tapi aku ingin makanan makanan Jepang" jawab Ramuda
"Eh?"
"Tak apa. Ini sangat enak,kok!"
Ramuda pun memakan makanannya dengan tenang, sementara Jakurai terus memperhatikannya sambil memakan makanannya.
"Maaf,ya. Aku meminta hal yang aneh-aneh" ucap Ramuda. "Aku kekanakan sekali"
Jakurai tersenyum. "Tak apa. Lagipula, kita tak pernah seperti ini,kan? Omong-omong, kau sangat menggemaskan memakai itu."
"Eh... Eh?! A-p-apa sih?!" pipi Ramuda memerah, Jakurai hanya tertawa. Sementara itu, dari kejauhan dua orang sedang memperhatikan mereka.
"Mereka menggemaskan" ucap Gentaro.
"Ya, mereka menggemaskan" setuju Hifumi.
Dan dinner Jakurai dan Ramuda berjalan dengan lancar dan lebih menyenangkan, karena terkadang Jakurai menceritakan hal-hal yang lucu. Ramuda sangat bahagia malam itu. Dan ia berharap. Ini tak akan pernah berakhir.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Hallow kakak semua! ≧ω≦
Sebelumnya Giku mau minta maaf karena ga sempet update sesuai waktu yang di janjikan. Huhuhu, maafkan Giku karena ternyata Giku ada banyak tugas〒_〒 Semoga dapat menghibur,ya! ≧∇≦
Kira-kira layarkan HifuGen atau DaiGen nih? Hehehe Giku suka dua-duanya sih ^o^
Maaf karena banyak typo dan keterlambatannya. Terimakasih masih mau membaca! Sampai jumpa! (づ ̄ ³ ̄)づ
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Story • Jakuramu •
Fanfiction| BXB • R15 • Romance • Slice of life • Baku | Hanya berisi kisah-kisah kehidupan Jakurai dan Ramuda. Jakurai yang mencintai Ramuda, Dan Ramuda yang ingin mendapatkan kebahagiaannya. | Notes: > Karakter milik King Records dan Evil Line Records...