"Bahkan, bintang yang bersinar terang di langit pun memiliki banyak kekurangan"
•°•°•°•
"Jakurai," Panggil Ramuda. Jakurai yang sibuk dengan bukunya pun menoleh, mengalihkan atensinya kepada Ramuda.
"Ada apa?" Sahut Jakurai. Ramuda terdiam. Memikirkan apa yang tadi hendak disampaikan.
"Sempurna itu apa?" Tanya Ramuda. Jakurai terdiam, memikirkan jawaban yang tepat. Sepertinya istrinya ini sedang ada masalah dan masalah itu menyangkut kekurangannya.
"Sempurna, ya. Entahlah. Sempurna adalah sesuatu yang mustahil dan tidak dimiliki semua makhluk di muka bumi ini," Jawab Jakurai. Ramuda terdiam. Ia terlihat tidak puas dengan jawaban Jakurai.
"Hei, dengar,ya. Orang bilang tak ada manusia yang sempurna dan itu benar. Setiap manusia memiliki kekurangan, mau sehebat apapun dia. Sempurna itu tak dapat didefinisikan secara tepat. Sempurna itu adalah suatu hal yang relatif." Lanjut Jakurai.
"Tapi bukankah aku terlalu tidak sempurna?" tanya Ramuda. "Aku buta, sikapku buruk, manja, menyebalkan, cengeng, berisik dan lebih parahnya aku pernah membunuh orang di masa lalu. Hahaha, bahkan Aku adalah seorang pendosa. Kenapa Tuhan masih membiarkan ku hidup?" Lanjut Ramuda, dengan disertai tawa miris di akhir kalimatnya.
Jakurai memeluk istrinya yang duduk di sampingnya tersebut. Ia tau, pasti ada sesuatu yang membuat Ramuda bicara seperti itu.
"Ada masalah lagi, ya? Coba kau ceritakan padaku" Bujuk Jakurai lembut. Ramuda terdiam di dalam dekapan Jakurai. Ingin bicara, namun suara seakan tertahan. Isakan menjadi jawaban pertanyaan Jakurai. Tangan Jakurai tergerak untuk mengusap surai pink Ramuda, alih-alih tenang, isakan Ramuda semakin mengeras.
"Menangislah. Lalu kau ceritakan padaku,oke. Tak apa, aku disini untukmu" Jakurai merapalkan kalimat penenang untuk istrinya.
"Aku-aku tak suka ji-jika ada yang membicarakan kekurangan-ku di belakang," Jelas Ramuda di selingi isakan. "Aku-aku tak menyangka ka-kalau banyak orang-orang yang menertawakanku di belakang. Mereka membicarakanku di-di belakang. Bahkan, anak-anak muda pun begitu," Lanjut Ramuda yang masih sesenggukkan.
Jakurai membelai surai pink Ramuda dan mengelus punggungnya sampai Ramuda merasakan ketenangan.
"Dengar,ya. Tuhan mengambil pengelihatanmu dengan suatu alasan. Kita tidak tau apa alasannya, tapi yang pasti itu adalah untuk kebaikanmu. Mungkin Tuhan tak ingin kau melihat kejamnya dunia. Mungkin Tuhan ingin agar Kau belajar bersyukur dengan hal-hal yang Kau miliki. Orang-orang membicarakanmu di belakang karena mereka tak tau apa-apa. Jangan bersedih. Jika kau bersedih, itu berarti kau membenarkan perkataan mereka. Sekarang tersenyumlah," Jelas Jakurai menenangkan Istrinya dengan kalimat-kalimat penyemangat. Ramuda tersenyum.
"Kau tau, bahkan bintang di langit yang sangat dicintai banyak orang pun memiliki kekurangan," Lanjut Jakurai. Ramuda mendongak, seolah ingin menatap Jakurai.
"Jarak antar bintang sangat jauh. Tapi orang-orang melihat mereka berdekatan. Padahak tidak. Mereka kesepian. Hanya saja tak ada orang-orang yang tahu," Jakurai mengulas senyum sembari mengelus pucuk rambut Ramuda. Ramuda memeluk Jakurai lagi, menyelusupkan kepalanya di dada bidang Jakurai.
"Terimakasih. Untuk selaku ada bersamaku." Lirih Ramuda. Jakurai tersenyum tipis. Ia mengelus surai Ramuda dengan lembut. Sampai dengkuran halus terdengar dari Ramuda. Ramuda tertidur dalam dekapan suaminya
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Hai hai semua!!Maap Giku baru bisa update huhuhu 〒_〒
Maap juga banyak typo bertebaran ‘︿’
Makasih, Kak masih mau baca book ini. Semoga suka~ (´∀`)♡
Jangan lupa tinggalkan jejak,kay~ (づ ̄ ³ ̄)づ
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Story • Jakuramu •
Fanfic| BXB • R15 • Romance • Slice of life • Baku | Hanya berisi kisah-kisah kehidupan Jakurai dan Ramuda. Jakurai yang mencintai Ramuda, Dan Ramuda yang ingin mendapatkan kebahagiaannya. | Notes: > Karakter milik King Records dan Evil Line Records...