Tlahku baca surat-suratmu yang dikirim bagiku dan seluruh semesta beserta isinya. Begitu indah tiap katamu. Hingga ku tak sanggup membantah.
Cinta yang abadi begitu jelas dalam suratmu. Kurasa aku tambah jatuh cinta padamu. Suratmu suci tak ada yang menandingi, begitupula utusanmu yang suci dan murni.
Suratmu adalah obat untukku. Yang rindu dekat denganmu. Dulu aku begitu jauh dan lupa denganmu. Lupa dengan indahnya tutur katamu. Lupa untuk menghadapmu. Hingga aku sombong untuk mengadu padamu. Begitu tak tau malunya lisanku ini!
Aku lupa jika kuhadapkan wajahku ke Timur maka ku kan menghadap ke wajahmu. Aku lupa jika kuhadapkan wajahku ke Barat maka kudapati wajahmu. Begitupun Utara dan Selatan.
Sesungguhnya tak layak ku mengadu pada selainmu. Kau lah pemilik jiwa. Aku adalah milikmu. Biarpun kuberjalan bagai orang buta kau tunjukkan aku jalan kebenaran dan kini aku melihat. Kau lah cahaya suci yang patut ku puja.
Kulihat mentari menyinari seisi bumi. Begitu pengasihnya dirimu padaku yang bodoh ini. Serasa rinduku padamu kian menggebu, memaksaku menebar cinta dengan kalam mu.
Kau bilang bumi kan kering. Tapi tak mengapa asal jangan kau biarkan hatiku kering dari mulianya kasih sayangmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan-Tulisan Aneh
EspiritualSebuah kesenangan dari fiksi hingga menemukan sebuah kenyataan.