Kurasakan tiap detik pergi. Kurasakan tiap manusia pergi. Hingga aku sendiri. Dan kau masih menatapku, menyaksikan segalanya.
Aku tersenyum. Kau bersamaku ketika semuanya pergi. Karena kaulah sang pujaan penuh mistik.
Kau bertanya tentang masa laluku. Lalu kujawab kuhabiskan untuk mencintaimu. Lalu kau bertanya pada saksi-saksimu yang dulu bisu, tentang bukti.
Dan saksi berkata "ya, sungguh benar dia telah habiskan masanya untuk mencintaimu wahai sang terpuji!"
Lalu kau tersenyum dan memelukku dengan kasih dan karim mu.
Tak pernah kurasakan bahagia melebihi ini! Aku merasakan kasihmu langsung tanpa batas, tanpa jarak.
Ketika semua berbaris di hadapanmu. Kau nyatakan kemenangan bagi yang menang. Kau sambut mereka yang rindu. Lalu kau hinakan mereka yang pantas dihina.
Merekalah sang pemenang duduk di dalam taman-taman dan merekalah sang pecundang tersiksa dalam debur panas.
Kau dan seluruh penduduk negeri menyambutku. Memberi salam.
Kau bilang "Makan dan minumlah, sesungguhnya semua ini untuk mu!"
Senang akhirnya bisa kembali ke kampung halaman. Lalu bagaimana mereka? Mereka yang hidup dalam kesenangan fatamorgana, kini tinggal dalam debur panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan-Tulisan Aneh
EspiritualSebuah kesenangan dari fiksi hingga menemukan sebuah kenyataan.