Aku menulis dengan PC.
Di tengah kesepianku, ku menuangkan isi hati dalam bentuk puisi dan tulisan-tulisan aneh. Walaupun kuyakin tak akan ada yang membacanya. Kubiarkan tangan dan hatiku bekerjasama memikirkan tiap kata yang kuingini. Bukan hal yang aneh bagi mereka yang melihatku begini, ada yang bilang aku terlalu jaim, ada yang bilang aku ini terlalu idealis, terlalu ansos, tapi bagiku aku adalah manusia kesepian yang rindu kampung halaman dan berharap segera bertemu sang pujaan.
Manusia-manusia terkenal bilang, terkenal itu tak mudah!
Manusia-manusia sukses bilang, sukses tak semudah main game di gawai!
Manusia-manusia malas bilang, hidup tak semudah mati!
Aku mencari dambaan. Dan ku temui dalam diriku sendiri, bahkan kutemukan dalam tiap kata yang ku ucap, dalam tiap kata yang membumbung tinggi di ruang hatiku. Aduhai aku tak menyangka, biarpun ku temui di tiap sudut ruang hatiku ku tetap bimbang dengan jutaan pertanyaan ku sendiri. Kutemukan tulisan-tulisan aneh dalam tiap raut wajah manusia. Juga ku dapatkan banyak pertanyaan oleh diriku sendiri. Apa karena ku terlalu normal sehingga punya banyak pertanyaan-pertanyaan aneh untuk diriku sendiri. Pada siapa ku harus bertanya tentang diriku sendiri, pada mereka yang ku anggap keluarga? kepada mereka yang kuanggap sahabat? atau pada mereka yang kuanggap ahli psikologi? Siapa aku?
Ku lihat tiap jiwa berjalan pagi, siang, sore, malam, dan subuh tapi tak kutemukan apa tujuan mereka berjalan? Apakah mereka hanya berjalan tanpa tujuan? Apa keinginan mereka adalah tujuan? Aku tak paham dengan keinginan selain dari nafsu. Apa yang menjadi tujuan bukanlah keinginan manusia.
Menemukan jawabannya tak mudah memang, tapi akhirnya kutemukan pada tiap nafas yang ku hembus, pada tiap pemandangan yang kutatap, pada tiap gerak tubuh yang terjadi, pada tiap gelombang suara yang sampai ke gendang telingaku, pada tiap kunyahan makanan yang kumakan, dan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Suatu hari kutemukan tulisan dalam hatiku yang kutuangkan pada secarik kertas bertuliskan "aku hidup dalam dirimu"
Bukan tentang dimana dan kapan lagi pertanyaanku, karena ruang dan waktu tak terlingkup pada jiwamu. Sedikit senyum tersungging di bibirku ketika teringat dirimu. Aku baru mengenalmu tapi aku sudah jatuh cinta terlalu dalam padamu. Ketika jantungku berdenyut kurasakan tiap kasihmu padaku. Aku tak tau bilamana aku gagal menemukanmu aku pasti bingung tak karuan tak tau tujuan.
Berucap syukur pun rasanya tak pernah cukup karena lisanku tak tau malu. Aku punya hati, dan sepenuhnya hatiku adalah milikmu. Rasanya tak pantas ada yang lain di hati selain dirimu.
Tiap malam ku ingat padamu berharap berjumpa dengan mu, namun tiap ku terbangun ku merasa seluruh ragaku terisi oleh energi yang menandakan jalanku masih berlanjut.
Ada yang bilang dirimu menunggu di ujung jalan, padahal yang kutau dirimu selalu bersama denganku di sepanjang jalan. Aku hanya menunggu mu menyuruhku berhenti dan pulang. Tapi rasanya aku takut tak pantas berjumpa denganmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan-Tulisan Aneh
SpiritualSebuah kesenangan dari fiksi hingga menemukan sebuah kenyataan.