"Kata Putri sih kita harus gandengan tangan, terus..." Dimon mau melanjutkan kata-katanya, tapi ragu."katanya sebelum itu kita harus tidur seranjang" katanya ragu-ragu.
"APAAAAAAAAA....." teriak Alfa.
🌠🌠🌠
San terbangun karena teriakan kakaknya. Ia lalu duduk dan memandang sang kakak.
Sang kakak yang dari tadi berdebat dengan Dimon pun menyadari adiknya sudah bangun lalu memeluknya. Ia tak jadi memarahi Dimon.
"Dek kenal kakak nggak? Nama kamu ingat nggak? Tau ini dimana nggak? Ada yang masih sakit nggak dek?" tanya Alfa.
San hanya menggeleng, ketika hendak bicara dengan Dimon, San merasa tidak tega. Ia masih belum menanyakannya ke Dimon dan kakaknya.
"Kak, San ma--"
"Iya, kakak ijinkan. Tapi kamu nggak boleh dekat-dekat sama anak harem kayak Dimon" ucapnya sambil melepas pelukannya.
Ia menatap sang adik dengan penuh kasih sayang. Alfa bersyukur adiknya baik-baik saja.
"Harem ?" tanya San. Alisnya terangkat satu, lalu menatap Dimon.
Dimon pun berbisik "Caranya" dengan sangat pelan. San mengerti, lalu ia kembali menatap kakaknya.
"Ada cara lain yang lebih efektif kak, pakai cermin" ujar San.
"Cermin?" tanya Dimon dan Alfa bersamaan.
"Pokoknya kak Alfa sekarang pesan cermin yang besar. Lebih lebar dan tinggi dari kita berdua" ujar San.
Alfa lalu merogoh kantong celana belakangnya, mengambil hp dan menulis sesuatu. Ia berfikir sejenak. Lalu menekan tombol berbentuk pesawat disana.
"Nanti kita kumpul di rumah gue jam 11 malam. Lantai dua sebelah kamar San, lalu Dimon..."
Alfa menatap tajam teman adiknya.
" lo macam-macam sama adek gue, jangan harap lo bisa deketin adek gue lagi dan perjanjian kita batal" sambungnya.
Dimon meneguk salivanya, ia sekarang berjanji akan selalu berfikir 2x sebelum berurusan dengan keluarga bermarga Xrill itu.
Dimon menganguk canggung, dan juga San yang binggung dengan ucapan kakaknya.
"Perjanjian apa kak?" tanya San.
"Udah nggak usah dipikirin, Dimon lo sekarang ke kelas biar San disini sama gue" ujarnya.
Dimon langsung pergi, ia bertanya dalam hati sebenarnya apa rencana Putri.
"Jalanin aja daripada mikir pusing-pusing" tanya Dimon pada dirinya sendiri. Ketika melewati kantin, perutnya mendadak lapar.
Ia belum makan dari pagi dan hanya minum saja.
"Bolos aja, sekali-kali nakal. Biar guru BK ada kerjaan" ucapnya sambil berjalan menuju kantin dan memesan makanan kesukaannya, Nasi Goreng Super Pedas.
🌠🌠🌠
Sekarang San hanya fokus dengan kakaknya, ia tak habis pikir kenapa otak kakaknya sulit diajak untuk waras walau hanya sebentar.
San berfikir apakah Alfa itu benar kakaknya atau bukan.
Ia melihat kakaknya sedang tidur di ranjang UKS, tepat di sebelah kanan ranjangnya.
Kakaknya tidur setelah makan makanan yang dibawanya.
"Apa liat-liat, kakak juga sakit. Sakit hati sama pikiran" ujarnya sambil memejamkan mata.
San geleng-geleng dengan kelakuan kakak yang lebih tua 10 tahun darinya, lalu ada sebuah ide yang terlintas di otaknya untuk mengusir keboringan yang melandanya.
"Kakak kan udah 25 tahun kan?" tanya san.
"Mmmn..." erang kakaknya.
"Kapan kakak kok belum ada calon gitu, biar di rumah tambah ramai" tanya San.
"Nanti lo cemburu kasih sayang kakak dibagi sama orang lain" ucap kakaknya sambil menarik selimut, ia kedinginan.
Blusss...
Pipi San merona, ia bersyukur mendapat kakak seperti Alfa. Ia Begitu mendapatkan banyak kasih sayang yang sebenarnya ia dapatkan dari kedua orang tuanya. Kakaknya begitu memperhatikannya selama ini.
Ia ingin berterimakasih dengan kakaknya, ia berfikir pasti banyak sekali beban hidup yang ditanggung kakaknya, tapi kakaknya tidak pernah menunjukannya. Ia akan berterimakasih sekarang.
"Kak Al--" ucap San.
"Tapi sebenarnya kakak udah ada calon sih" potong Alfa.
"Tapi katanya malas kenalan sama lo"sambungnya.
" Kakkk Alfaaaaaa...." San berteriak, ia turun dari ranjang dan mengambil bantal. Memukul sang kakak agar waras untuk saat ini saja.
San pun menarik semua fikiran yang tadi membanggakan kakaknya. Ia jengkel sekali dengan kakaknya saat ini.
Ia sungguh menyesal dengan perkataannya sendiri, walau belum sempat mengatakannya. SAN SUNGGUH MENYESAL.
"Kakak nggak waras, ihhhh..." kata San sambil memukul kakaknya.
"Aduh... Sakit, hahaha..." canda Alfa. Mereka bahagia dan tertawa bersama, walau ini yang terakhir kali sebelum San pergi.
.
.
.
.*maaf kemarin nggak sempet up, mungkin hari ini nanti author up 2 part. Tapi yang sabar ya hehehe...
*vote untuk author agar rajin update. 👌👌
*baca juga cerita kedua author "NOLEP ? Inilah diriku".
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lucky
FantasyPutri Lucky Fredella Cillariene... Seorang Putri yang cantik dan baik, tapi kenapa Dia memberi Kami kutukan... . . . . Bercerita tentang Dimon Pradana dan Casandra Xrill yang ditakdirkan mendapatkan jiwa Sang Putri. Kekuatan tak memberikan kehidupa...