•10• KERAJAAN AXELLE

21 7 4
                                    

🌠🌠🌠

Putri Lucky, San dan Dimon sekarang berada di dekat perbatasan kerajaan Axelle.

Mereka berada di persembunyian dekat gerbang, mereka bersembunyi di balik semak yang rimbun.

San dan Dimon agak ragu, namun Putri terus meyakinkan keduanya.

"Jangan khawatir, yang terpenting adalah jaga sikap kalian" kata Putri sambil mengintip gerbang masuk kerajaan Axelle dari balik semak.

"Dan juga kalian harus berpakaian layaknya pengembara dan mempunyai banyak uang" sambung Putri.

"Bagaimana kita mendapatkan semua itu Putri?" tanya Dimon.

Putri Lucky pun berdiri dan diikuti keduanya. Tangannya terangkat keatas, memperlihatkan kulit putihnya yang selalu tertutupi jubah.

Dengan ajaibnya semua pakaian yang mereka kenakan berubah seperti pengembara, juga San dan Dimon merasakan kantong mereka penuh.

"EMAS!" kata keduanya kaget ketika melihat kepingan emas yang berkilau di kantong mereka.

San dan Dimon pun melihat kearah Putri, mereka terkejut lagi. Kenapa Putri cantik mereka berubah?

Di hadapan mereka berdua sekarang ada seorang wanita paruh baya, berpakaian sederhana serba merah, rambut hitam legam yang amat panjang sama seperti warna matanya, berkulit putih, dan juga mempunyai karisma yang sangat kuat.

"Pu-Putri?" tanya mereka serempak.

"Jangan membuang waktu lagi, kita harus masuk sekarang" ucap Putri Lucky sambil melangkah ke gerbang masuk kerajaan Axelle.

"Mirip Mama lo Ra" kata Dimon.

San agak terisak, ia selalu meminta kepada Tuhan untuk mempertemukan dirinya dengan Mamanya walau hanya lewat mimpi, tapi ternyata Tuhan memberikan lebih kepadanya.

Memang, ternyata rencana Tuhan lebih indah dari yang kita kira.


🌠🌠🌠

Sudah 1 jam lamanya Alfa berdiri di depan cermin, cermin yang menjadi saksi bisu perpisahan antara ia dan adiknya.

"Udah 1 hari lo disana dek, lo nggak apa-apa kan?" tanya Alfa kepada dirinya sendiri.

Alfa merasakan hp di kantongnya bergetar, ia mengambil hpnya dan melihat kearah benda persegi tersebut.

"Nomor tidak dikenal? Kok bisa dapat nomer gue sih, penipuan pasti ini" kata Alfa masih setia melihat kearah hpnya.

"Nggak nggak, biasanya kan Gavin duluan yang urus nomor beginian" sambungnya.

Alfa pun mengangkat telepon dari nomer asing tersebut, lalu menempelkannya di telinga kanannya.

"Apa benar ini Alfandra Xrill?" ucap seseorang di telepon.

"Benar, tapi ini siapa ya?" selidik Alfa.

"Apa kamu tidak ingat suara Papamu sendiri nak?" ucapnya lagi.

Alfa terkejut, hp yang ada di tangannya jatuh. Ia tidak mengira Papa yang selama ini ia anggap sudah tiada itu menghubunginya.

Alfa menggambil hpnya lagi, mengeraskan volumenya agar ia bisa mendengarkan suara Papanya itu.

"Maaf, karena Papa sudah meninggalkanmu waktu itu, sekarang Papa sadar untuk tidak tenggelam dalam kesedihan lagi. Papa sudah pulang dari Jepang dan sekarang sedang menuju rumah. Malam ini Papa ingin pulang kerumah secepatnya dan mengejutkan Casandra, adikmu pasti senang" kata Papa Alfa dengan nada bahagia penuh harap.

Tapi Alfa memutuskan telepon secara sepihak, ia frustasi sekarang.

San yang sudah pergi yang pulangnya entah kapan dan juga perasaan jengkel bercampur benci terhadap Papanya.

Alfa berjongkok sambil menjambak rambutnya frustasi, ia binggung sekarang. Dalam hati ia berfikir kenapa masalah selalu muncul bersamaan dalam satu waktu.

"Aduhh, gimana ini? Nanti Papa tau San pergi gimana? Mati guee..." teriaknya.

🌠🌠🌠

San dan Dimon sekarang berada di pekarangan rumah mereka, rumah yang dibeli oleh Putri Lucky dan sekarang keduanya ditinggal untuk mengurus segala sesuatu untuk kedepannya.

Sebelum pergi, Putri sempat berpesan untuk berjalan-jalan dan berbelanja kebutuhan, tapi San dan Dimon masih saja enggan beranjak dari rumah sederhana mereka.

Tapi sepertinya mereka enggan pergi karena takut. Takut tersesat.

"Ayo kita jalan-jalan" ajak Dimon.

"Nanti kita kesasar gimana? Trus nanti kalau nggak tau jalan atau lupa jalan pulang gimana?" tanya San.

"Emang lo nggak inget tadi betapa ramahnya penduduk sini?" tanya Dimon.

San lalu ingat betapa ramahnya para penduduk kerajaan Axelle. Mungkin benar yang Dimon katakan tadi, ia tak perlu ambil pusing jika tersesat.

"Permisi..." ucap seseorang di belakang San dan Dimon ketika keduanya baru saja meninggalkan rumah mereka.

"BERHENTI KAMU!" teriak seseorang lagi yang membuat keduanya kompak lari secepat kilat.

.
.
.
.

*klik bintang agar author semangat up👌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The LuckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang