Selamat membaca
***
Anisa berangkat ke sekolahnya dengan buru-buru, hari ini ia bangun kesiangan. Mana sudah ditinggal sama Abang nya, Sungguh apes sekali.
Oh ya, Anisa tinggal dengan Bunda dan Abangnya.
"ANISA!" panggil seseorang ketika Anisa berlari di lorong sekolah.
Anisa mengumpat, membalikkan tubuhnya. Bu Juhro, dia sudah memegang rotan yang sangat tebal dan panjang.
Bu Juhro geleng kepala melihat Anisa, "Jam berapa ini?"
"Maaf, Bu, saya kesiangan."
"Rok kamu masih seperti itu?! Haduh Nisa Nisa! mau jadi apa kamu nanti? Ayo ikut ke ruang BK!" Bu Juhro menarik tangan Anisa menuju ruang BK.
Anisa memberontak, "Ih ibu! Saya kesiangan, gak sempet ngambil yang dilemari!" belanya.
"Tidak ada alasan, Nisa! Ibu akan panggil orang tua kamu."
"Mampus, gue." gumamnya.
Selama diruang BK, dia merasa abis membunuh manusia. Banyak sekali pertanyaan dari guru itu, seperti sedang mengeksekusi pelaku pembunuhan.
Guru ini gak tau saja kalau yang punya sekolah ini, paman sahabatnya. Minta dipecat emang!
Tak butuh waktu lama, Bunda nya Anisa sudah sampai disekolah. setelah Buk Juhro dan Bundanya mengomeli ia di ruang BK, Anisa disuruh pulang oleh Buk Juhro, dan besok baru boleh masuk kembali dengan pakaian yang lebih sopan dan rapi.
Anisa meruntuki dirinya, "abis gue dirumah" gumamnya.
tak butuh batu lama, Anisa dan budanya sudah sampai dirumah, "ganti baju mu, bunda tunggu disini." suruh Rahma.
Anisa sudah deg-degan gak karuan, kenapa bundanya tidak langsung mengomelinya? atau bundanya ini mau membuangnya ke panti asuhan? Oh tidak tidak!, atau ingin memindahkannnya ke planet mars? ah, Nisa sangat tidak bisa membayangkannya!
Anisa segera kekamarnya, kemudian mengganti baju. sebelum turun ia mengecek hendphonenya terlebih dahulu. sudah ia duga, pasti diantara Naila atau Nabila ada yang mengechatnya.
Anisa segera membuka roomchat Naila.
Nailak dajjal
Lo dimana?
Bolos?
Udah masuk.
Aduh, gue disuruh balik sama buk Juhro
Taik banget emang :(
Besok gue baru sekolah nai
Setelah membalas pesan dari Naila, ia melempar sembarang handphonenya diatas kasur. Kemarin handphonenya langsung ia benarin setelah orang itu mentransfer uangnya.
Menentralkan jantung, sebelum ia mendengar kata-kata seram dari bundanya. "Nisa bisa! Nisa hebat!"
Anisa diam memikirkan ucapannya barusan, "salah! Nisa bisa! Nisa kuat! Huh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh ku Santri!
Random[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Apa?! Nikah?!! Gamau! Nisa kan masih sekolah Bun! Apa-apaan sih bunda tuh." Nisa pergi dari hadapan bundanya. Diumur yang masih belasan tahun ini, sama sekali ia tidak pernah memikirkan pernikahan. Dirinya masih...