Satu

28.2K 806 9
                                    

===== WARNING!!! =====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===== WARNING!!! =====

⛔ DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA INI UNTUK DIPUBLIKASIKAN ULANG DI TIKTOK, INSTAGRAM, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA! ⛔

==================================

Matahari sedang memancarkan panasnya ke segala penjuru SMA Bhakti Gemilang. Murid-murid SMA ini harus bersabar menunggu satu jam terakhir sampai jam pulang sekolah.

Ali meregangkan ototnya yang pegal di siang hari ini. Ia menguap sesekali. Pelajaran Matematika selalu membuatnya penat. Ia pun mengangkat tangan.

"Pak, izin ke toilet!" kata Ali pada guru yang sedang mengajar.

"Silakan," guru tersebut mengijinkan.

Ali pun berjalan ke luar kelas. Ia tidak benar-benar ingin ke toilet, hanya ingin menghilangkan penat di otaknya yang penuh dengan angka-angka. Ia berjalan di sepanjang koridor, mengintip ke kelas lain.

Tiba-tiba langkahnya terhenti di kelas XII IPA-1. Ia mencari seseorang yang telah mencuri perhatiannya selama setahun ini. Gadis itu Prilly Odelia Khanza. Dia cantik, manis, mempunyai rambut sebahu lebih sedikit berwarna hitam kecokelatan, bertubuh tidak terlalu tinggi dan ramping, serta berprestasi di sekolah.

Prilly telah membuatnya terpesona.

BRUK!

Ali ditabrak dari belakang oleh seseorang. Beberapa buku jatuh berserakan di bawah kakinya.

"Eh, sorry, sorry!" kata seorang gadis yang baru saja menabraknya.

Ali terpana karena yang di hadapannya kini adalah Prilly. "Loh, Ali? Ngapain di sini?" tanyanya sambil merapikan buku yang terjatuh itu.

"Eh, Prilly. Kaget gue! Nggak ... Ng, tadi gue kebetulan lewat."

Prilly ber-oh ria. "Ya udah, gue masuk dulu, ya." katanya. Ali hanya tersenyum canggung.

Prilly pun masuk ke kelas.

Ali menghela napas lega. "Hampir aja ketauan!" bisiknya.

"Woy, Li! Ngapain lo?" seseorang menepuk bahu Ali dengan kencang. Kirun Abraham, sahabat Ali.

"Haduh, lo ngagetin gue aja, sih? Hampir jantungan dua kali, nih, gue!" dumel Ali kesal.

"Ya, lagian bengong aja lo kayak kambing kesambet!" oceh Kirun.

"Astaga, siapa yang bengong, sih? Sok tau, deh, lo!"

Kirun celingukan melihat ke kelas XII IPA-1. "Iya, nggak bengong emang, tapi ngintipin kelas Prilly mulu."

Ali membekap mulut Kirun. "Heh, mulut lo tuh bisa nggak sih pelan sedikit? Nanti kedengeran sama orangnya, Run!"

Kirun menarik turun tangan Ali. "Udah kayak penculik lo, maen bekep mulut orang aja. Ya, lagian lo masih aja sih nongkrong di sini? Rutin banget idup lo nongkrong di mari!" katanya.

Glimpse Of Love (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang