Empat

9.5K 534 13
                                    

===== WARNING!!! =====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===== WARNING!!! =====

⛔ DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA INI UNTUK DIPUBLIKASIKAN ULANG DI TIKTOK, INSTAGRAM, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA! ⛔

==================================

Ali membuka pintu toilet laki-laki. Ia melihat Rasya di sana sedang mengobrol dengan dua anak basket lainnya.

"Hai, Li." sapa Rasya pada Ali.

"Sya." Ali menjawab seadanya.

"Nanti gue nyusul, ya. Kalian duluan aja ke lapangan." Rasya meminta teman-teman basketnya lebih dulu ke lapangan.

Setelah mereka keluar, Rasya menatap Ali. Ali pura-pura cuek dan tidak terlalu ngeh dengan Rasya.

"Li, lo suka sama Prilly?" tanya Rasya tiba-tiba.

Ali sambil mencuci tangan menatapnya melalui kaca. "Suka sama Prilly? Nggaklah, Sya. Seisi sekolah juga tau kalo dia pacar lo. Lo ada-ada aja." jawabnya santai.

"Kan nggak ada yang salah dengan menyukai seseorang yang udah punya pacar? Iya, 'kan? Tapi masa sih lo nggak suka dia, Li?" tanyanya lagi. Ia bersandar pada dinding di hadapan Ali.

Ali terkekeh. "Ya, nggak ada yang salah sih. Cuma gue emang nggak suka. Emangnya kenapa sih, Sya?" ia balik bertanya.

Rasya tersenyum. "Ya, nggak apa-apa sih. Semalem gue ngeliat lo anterin Prilly pulang, jadi agak ragu aja kalo lo nggak suka sama dia." ia melipat tangan di depan dada.

"Hah? Oh, itu. Sorry ya, Sya, gue nggak maksud apa-apa kok. Beneran! Gue... gue cuma kasian aja semalem ngeliat Prilly harus pulang sendirian. Makanya gue nawarin dia untuk pulang bareng. Udah, itu aja kok." jelas Ali gelagapan.

Rasya mengangguk pelan. "Iya, Li, nggak apa-apa kok. Lo cuma berusaha bersikap gentle aja, 'kan? Nggak apa-apa kok, Li. Gue juga nggak cemburu sama lo." ia menepuk pundak Ali pelan. "Jujur sih, gue cuma ngerasa pandangan mata lo ke Prilly itu beda aja. Bener nih lo nggak suka sama Prilly? Sama sekali?" tanyanya dengan pandangan mata lurus kepada Ali.

Ali tersenyum simpul. "Gue bener-bener minta maaf sama lo ya, Sya, kalo lo tersinggung atau gimana ke gue. Tapi beneran kok, gue nggak ada feeling sama dia." jawabnya berusaha yakin. "Sama sekali."

Rasya mengangguk. Bibirnya menyunggingkan senyum yang tak bisa dideskripsikan oleh Ali. "Oke kalo gitu." jawabnya singkat.

"Kalo..." Ali ragu ingin melanjutkan kata-katanya.

Rasya tampak menunggu kelanjutan ucapan Ali. "Lo mau bilang kalo lo suka terus gue gimana?" tanyanya datar.

"Eh, nggak, Sya. Lo..."

"Kalo emang lo suka sama dia, ya nggak apa-apa. Lo punya hak kok. Dia bukan istri gue, dan belum tentu jadi istri gue, 'kan?" jawab Rasya santai.

Ali terdiam sesaat mendengar jawaban Rasya. "Kenapa lo bisa sesantai itu? Emang lo nggak takut?" pertanyaannya keluar begitu saja.

Glimpse Of Love (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang