Delapan

8K 506 34
                                    

===== WARNING!!! =====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===== WARNING!!! =====

⛔ DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA INI UNTUK DIPUBLIKASIKAN ULANG DI TIKTOK, INSTAGRAM, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA! ⛔

==================================

Sudah dua hari Ali tidak melihat keberadaan Prilly di sekolah. Kata beberapa temannya, Prilly sakit. Ali mulai khawatir sebab ia yakin Prilly pasti masih bersedih setelah diputuskan Rasya tempo hari. Ali berusaha menghubunginya, namun nomornya tidak aktif.

Ali melihat Rasya sedang berkumpul bersama teman-teman basketnya. Ia pun menghampiri.

"Sya, bisa ngomong sebentar?"

Rasya mengangguk, lantas meninggalkan teman-temannya, dan mereka menuju sudut sekolah yang lumayan sepi di lantai itu.

"Mau ngomong apa, Li?"

"Prilly nggak masuk udah dua hari. Lo udah denger kabar dari dia?"

Rasya menggeleng. "Semua sosmed gue udah diblock sama dia."

"Terus lo nggak berusaha cari tau? Lo emang nggak khawatir sama dia, Sya?"

Rasya bersandar pada balkon yang menghadap langsung ke lapangan. "Itu bukan urusan gue lagi, Li. Kenapa lo nggak nyari tau kabar dia sendiri? Kan gue udah minta lo buat jaga dia baik-baik."

Ali geleng kepala heran. "Secepet itu lo bisa nggak peduli sama dia lagi, Sya? Gila, nggak nyangka gue sama sikap lo ini. Gue kira selama ini lo sosok yang emang bisa dibanggain. Tapi setelah semua ini, kok gue jadi nggak yakin."

Rasya tersenyum tipis. "Gue peduli sama dia, Li. Tapi sekarang udah bukan kapasitas gue lagi untuk urusin dia."

"Tapi dia kayak gini sekarang itu gara-gara lo, Sya!"

Rasya menatap Ali. "Sekhawatir itu lo sama dia?"

"Gue cuma nggak mau terjadi apa-apa sama dia."

Rasya tersenyum lagi. "Tenang, dia baik-baik aja kok. Dia cuma butuh waktu untuk mencerna semuanya. Setelah itu, dia akan jadi Prilly yang lo kenal."

Ali mengembuskan napas. "Gue nggak ngerti kenapa lo ngelakuin semua ini, Sya. Seolah hubungan kalian nggak ada apa-apanya kemarin."

"Lo nggak perlu bingung, Li. Tiap hubungan pasti ada masanya sendiri. Seperti gue bilang, gue masih cinta sama dia. Bukan berarti gue udah tunangan, perasaan gue hilang begitu aja. Nggak, Li. Gue khawatir sama dia, tapi gue juga tau dia. Gue cuma udah sampe di masa ini. Di mana gue harus melepaskan dia untuk lebih bahagia." Rasya menoleh pada Ali dan tersenyum. "Nanti lo juga pasti akan sampai di masa lo sendiri."

"Jadi, lo bener-bener serius mutusin dia? Ngelepas dia gitu aja cuma karena perjodohan konyol itu? Tapi jujur, gue ngerasa ada yang janggal sama lo berdua." Ali menatap lurus mata Rasya.

Glimpse Of Love (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang