Tak terasa tiga Minggu sudah Audrian disini. Namun masih belum sempat untuk mencari Fandra. Karena pekerjaannya yang tidak bisa ditinggal begitu saja.
Berhubung hari ini Audrian tidak ada jadwal sama sekali, maka dia akan memanfaatkan hari ini sepenuhnya. Tak mau menunda waktu lagi.
"Mau kemana lo? Udah rapi aja." Tanya Tian yang hendak menuju kamar mandi. Tapi melihat Audrian sudah rapi, langkahnya terhenti.
"Ada urusan!"
"Katanya hari ini lo nggak ada jadwal." Imbuh Tian.
"Gue mau cari dia." Ucap Audrian sekilas.
"Maksud lo, adik lo itu?" Pasti Tian.
"Iya. Gue udah kangen banget sama dia."
"Gue do'ain semoga cepat ketemu ya." Tian menepuk bahu Audrian dan masuk ke dalam kamar mandi.
"Semoga!" Audrian juga mengharapkan hal yang sama.
------------------
Audrian menghentikan mobilnya didepan rumah tua. Semua orang memandang Audrian penasaran.
Karena rumah itu terletak ditengah pasar tradisional. Jadi tidak heran kalau mereka curiga.
Audrian tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan gadis itu di lingkungan ini.
Lingkungan kumuhlah yang menggambarkan daerah ini."Kamu harus pulang Fan!" Audrian menarik tangan mungil Fandra agar pulang dengannya.
"Nggak kak. Ini rumahku." Jawab Fandra berurai air mata.
Fandra meronta, saat terlepas dia langsung berlari masuk ke dalam rumah.
Audrian keluar dari mobil. Dan menuju pintu rumah itu.
Tok....
Tok....
"Assalamualaikum... Permisi." Ucapnya. Tak terdengar sahutan dari dalam.
Audrian mengelilingi sekitar rumah. Tapi kelihatannya tidak ada orang di dalam.
"Maaf cari siapa Tuan?" Audrian melihat seorang wanita tua yang bertanya padanya.
"Ini rumah Buk Dilla kan Buk?"
"Iya benar."
"Kalau boleh saya tahu, kenapa rumahnya kosong buk?"
"Dilla dan putrinya sudah pindah 2 tahun yang lalu."
Audrian langsung mengerutkan kening penasaran.
"Pindah kemana, Buk?""Setau saya mereka pindah ke seberang pulau."
"Baik terima kasih Buk!"
Audrian harus memastikan langsung kesana.
Namun dipersimpangan Audrian melihat Ibunya."Mama kenapa ada disini?" Audrian menghampiri Risa.
"Mama mau cari Fandra!"
"Ma.. Mama masih belum sehat. Biar aku yang cari Fandra." Ungkap Audrian.
"Nggak. Kamu sibuk sama pekerjaan mu. Bahkan kamu tidak memikirkan bagaimana perasaan Mama." Risa menyeka buliran air mata yang selalu jatuh.
Audrian mengacak rambut frustasi. Bagaimana lagi caranya menjelaskan pada Mamanya.
"Iya Ma. Audrian janji akan bawa Fandra pulang."
"Janji ya.."
"Iya.. kalau gitu Mama Ian antar pulang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love
Ficción General-CINTA TERLARANG- Ketika kamu bertemu dengan orang yang sudah bertahun-tahun kamu tunggu, apa yang kamu rasakan? Of Course, bahagia tentunya! Tapi semua tak seindah yang diharapkan. Dia kembali dengan kebahagiaan barunya. Dunia barunya. Janji yang p...