6. Fandra bertemu Tiara🍁

31 5 0
                                    

Semalam Fandra pulang diantarkan oleh Tian. Walaupun tidak sampai rumah, karena Fandra tidak ingin Tian tau tempat tinggalnya.

"Kenapa lo? Pagi-pagi ngelamun!" Rani yang baru datang mengagetkan Fandra dengan menepuk bahunya.

"Apaan sih lo!" Sinis Fandra.

"Ih malah ngegas."

Fandra hanya memilih tidak menjawab pertanyaan Rani. Lagian apa yang dipikirkannya sejak malam bukan hal yang penting.

"HM!" Fandra yang menyadari sebuah suara mendongak dan disana ada Jesi.

"Fandra ke ruangan saya sekarang juga!" Titahnya.

"Kenapa lagi lo?" Tepuk Rani pada bahu Fandra.

"Perasaan minggu ini gue nggak ada telat." Ingat Fandra merasa tidak ada membuat kesalahan seperti biasa.

"Terus kenapa ya?" Pikir Rani mencoba mengingat kesalahan sahabatnya.

Fandra hanya mengedipkan bahu juga tak tahu.

"Yaudah gue kesana dulu."

----
"Permisi,"

"Masuk." Fandra masuk kedalam dan duduk dihadapan Jesi.

"Siapa yang nyuruh kamu duduk disana?" Fandra terperanjat dan kembali berdiri.

"Sini!" Fandra hanya bisa menuruti ucapan bosnya tanpa ada perlawanan. Walaupun dalam hati menyumpahi Jesi.

"Ada apa Buk?"

"Ada apa kamu tanya? Kamu tau tidak apa kesalahan kamu?" Bahkan Fandra juga tidak tau apa kesalahannya.

Fandra hanya menggeleng dengan wajah polos. Membuat Jesi kepalang kesal.

"Semalam kamu berkencan dengan Pak Tian kan?" Jesi berdiri menghampiri Fandra.

"Bukan Buk itu cuma sekedar makan malam biasa. Hanya sekedar Bos dengan Karyawan." Tolak Fandra.

"Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri! Kamu berada di restoran berkelas."

"Iya tapi kami nggak cuma berdua buk. Disana ada rekan Kak Tian!"

Ops. Kenapa keceplosan sih Fandra! Sesal Fandra dalam hati.

"Apa? Kamu bilang 'kak'? Wow hebat sekali kamu bisa memanggil Pak Tian dengan sebutan seperti itu. Memangnya sudah sejauh apa hubungan kalian?" Selidik Jesi karena dia merasa Fandra bukan siapa-siapa hingga bisa begitu dekat dengan Tian.

"Saya nggak ada hubungan apapun sama Pak Tian Buk!" Fandra menaikkan suaranya.

"Berani sekali kamu membentak saya!"

"Maaf Buk." Cicit Fandra.

"Pokoknya saya nggak mau tau. Mulai sekarang kamu harus jauhi dia! Paham kan?"

"Baik saya paham, buk." Jesi kembali duduk pada kursi dan memberikan mimik wajah agar Fandra meninggalkan ruangannya.

----

Seharian Tiara berkeliling untuk melihat apa saja yang ada di hotel Luxury.

Sejauh ini memang Hotel Luxury memiliki fasilitas yang sangat lengkap dan baik. Jadi tidak salah Papa Tian menyuruh anaknya untuk belajar mandiri disini. Agar bisa mengubah kebiasaan buruknya.

Saat akan membelok kearah bawah hotel, tak sengaja netra Tiara melihat Tian yang baru keluar dari kamarnya.

Ya bagian tingkat teratas hotel memang dikhususkan untuk keluarga besar Luxury Corp.

Tiara menghampirinya dengan senyuman yang tak bisa dihilangkan.

"Pagi Kak." Sapanya.

Tian yang sedang memakai jam tangan menghentikan aksinya sebentar.

"Pagi Ra!" Lanjutnya memasang jam.

"Mau kemana kak?"

"Gue mau ketemu papa hari ini!" Jawabnya.

"Aku boleh nebeng nggak ka? Pintanya. "Soalnya aku mau ke supermarket!"

"Sorry nih bukan nya gue nggak mau, tapi gue udah telat."

"Hm.. iya gapapa kak!" Balasnya singkat tak semangat.

"Gue duluan ya." Tian menepuk bahu Tiara lalu pergi.

Tiara menatap hal itu hanya bisa menghembuskan nafas berat.

Dari arah lain Jesi berjalan melenggang lenggok layaknya model yang berjalan diatas catwalk tak lupa memasang wajah angkuh.

"Jesi!" Panggil Tiara.

Jesi reflek berbalik dan menemukan sosok manager baru dari hotel ini.

"Iya buk."

"Bisa kamu temani saya berkeliling hotel ini?"

"Owh dengan senang hati tentunya buk!"

Mereka berjalan dengan Jesi yang mengomando. Sering kali Jesi menjelaskan berbagai macam tempat dan fasilitas yang tersedia.

"Ini merupakan ruangan Pak Tian Buk. Walaupun jarang sekali dihuni." Jelasnya membawa Tiara pada salah satu ruangan luas dan rapi dengan tatanan buku disudut ruangan.

"Bukannya Pak Tian juga tinggal disini?"

"Iya tapi dia lebih suka diluar ruangan."

Jesi dan Tiara keluar dari ruangan. Menuju tempat yang lainnya.

Brak...

Semua pakaian kotor yang berada dalam keranjang langsung berserakan.

"Fandra, kamu kalau bawa barang harus hati-hati!" Jesi merasa segan pada Tiara, karena baru sehari managernya disini tapi sudah mendapatkan masalah.

Tiara menunduk membenarkan tatanan bajunya yang kusut akibat bertabrakan dengan seseorang yang membawa keranjang besar.

Mendengar nama yang sudah beberapa tahun ini tak terdengar, kini nama itu terdengar kembali.

Tiara menatap Fandra dalam. Begitupun Fandra. Mereka saling tatap hingga membuat Jesi heran akan tingkah keduanya.

Orang yang sudah membuat nya seperti saat ini berada dihadapan Tiara langsung. Fandra yang diketahui nya dulu memang tak jauh berbeda. Hanya saja dia terlihat lebih dewasa sekarang.

Tapi penampilan Fandra memakai seragam karyawan, itu tandanya Fandra juga bekerja di hotel ini.

"Jesi tinggalkan kami berdua." Perintah Tiara tanpa menatap Jesi.

"Tap-"

"Tinggalkan kami berdua!" Ulang Tiara. Jesi pun hanya bisa pasrah diusir oleh sang manager.

Selepas kepergian Jesi Tiara mencoba membuka suara pada gadis yang membawa tumpukan kain.

"Bisa kita berbicara sebentar?" Belum sempat Fandra mengiyakan namun Tiara sudah berjalan mendahului nya.

Awalnya Fandra sama kagetnya dengan keberadaan Tiara yang tiba-tiba muncul dihadapannya.
Pasalnya mereka sudah lama tidak berjumpa. Terakhir kali Fandra melihat Tiara, saat itu dia berpamitan pada semua teman-teman untuk kepindahan nya ke luar negeri.

Fandra rasa dia memang butuh bicara dengan Tiara. Walaupun dia tidak tau masalah apa yang harus dia bahas.
Tapi ada kisah masa lalu yang belum selesai.

To be continued

#salam hangat istri sah Jimin

Sumatera Barat
Minggu, 04.09.2019

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang