5. Double Date (?)🍁

29 7 0
                                    

Sesuai janji Audrian dengan Tian. Bahwa mereka akan dinner bersama.
Audrian dengan Cia. Dan Tian bersama Fandra.

Terlebih dahulu Audrian singgah ke rumah. Karena Cia yang memang menginap dirumahnya sudah 2 hari.

"Yuk!" Cia menggaet lengan Audrian. Namun Audrian tidak bergeming. Cia melambaikan tangan tapi Audrian masih asik melamun.

"Audrian!" Panggil Cia lagi.

......

"Ian!" Ulangnya lagi.

"Iya? Kamu udah siap?" Reflek Audrian menjawab dengan kaget.

"Kamu kenapa kok ngelamun?"

"Aku nggak ngelamun kok!" Bantah Audrian.

Cia menghela nafas kasar. Entah mengapa akhir-akhir ini Audrian begitu berubah. Saat diajak bicara dia lebih banyak melamun.

"Yaudah berangkat sekarang keburu Tian nungguin!" Cia melenggang masuk kedalam mobil meninggalkan Audrian.

Di mobil, Cia berusaha mencuri pandang pada Audrian. Melihatnya dari kaca dan samping.

Audrian yang merasa diperhatikan mengerutkan kening bingung. Sesekali melirik Cia yang duduk disampingnya.

"Kenapa ngeliatin gitu?" Tanya Audrian.

"Emangnya nggak boleh aku lihat tunangan ku sendiri?" Jawab Cia tak suka.

"Bukannya gitu tapi..."

"Kamu berubah Ian!" Potong Cia cepat lalu mengalihkan pandangan keluar.

"Berubah? Berubah gimana?" Tanya Audrian tidak terima akan pernyataan tunangannya.

"Kamu lebih banyak melamun semenjak kita kembali dari Amerika!"

"Lho kamu kan tahu aku gimana dari awal."

"KAMU BEDA. NGGAK SEPERTI AUDRIAN YANG KU KENAL DULU." Bentak Cia tak tahan lagi dengan perasaannya.

"Udah aku nggak mau debat lagi sama kamu!" Tukas Audrian lalu memilih fokus.

Cia menggelengkan kepala tak paham. Audrian bahkan tidak peduli lagi dengannya.

Walaupun begitu Cia tetap berfikir positif. Tidak mau gegabah dengan sikapnya.

--------------

"Gimana, udah siap?" Tanya Tian pada Fandra yang sudah cantik dengan penampilan malam ini.

Sedikit polesan makeup, namun sederhana. Tak mengurangi ciri khasnya sendiri.

Tian saja dibuat pangling akan penampilan Fandra yang sedikit berbeda seperti yang ditemui biasanya.

"Udah." Jawab Fandra yang tanpa sadar juga mengagumi Tian. Penampilan Pria itu begitu perfect dengan kemeja putih dibalut jas hitam.

Sebelumnya Fandra tidak pernah melakukan hal semacam ini dengan siapapun. Ya, ini memang untuk pertama kalinya. Dan bersama bosnya lagi.

Untung aku nggak salah costum!

Selama diperjalanan tidak ada yang membuka suara. Hingga mereka sampai disebuah Restoran mewah.

Untuk orang sekelas Fandra, makan disini pasti akan menguras gajinya sebulan kerja. Berlebihan kan? Ya tapi begitulah faktanya. Hanya orang kalangan atas yang mau menguras uangnya hanya untuk satu kali makan.

Apalah daya Fandra yang hanya seorang resepsionis hotel dengan gaji yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan. Harus berfikir ribuan kali untuk makan disini.

Dari awal masuk, Fandra merasakan ketenangan yang mendominasi. Tapi terdapat musik klasik pengantar kedamaian para pelanggan. Sebagai penambah nuansa romantis.

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang