****
Kilatan cahaya yang berasal dari blitz camera itu menghiasi ruangan yang tak begitu besar. Menangkap satu objek yang menjadi pusat perhatian. Prilly. Model terkenal itu kini tengah melakukan sesi pemotretan dengan para kru fotografer terkenal pula. Dan tak di ragukan lagi kehebatannya..
Semua pasang mata menatap takjup akan sosok Prilly yang tengah asyik melakukan berbagai gaya yang terlihat natural. Mereka begitu kagum akan sosok Prilly.
Entah karena kecantikan. Kehebatan. Kemolekan tubuh dan profesionalisme kerjanya. Tiada henti kata kagum bagi orang-orang yang melihatnya. Tak terkecuali dengan sosok lelaki yang memiliki mata hitam legam dan pandangan tajam.
Mata itu, tak pernah memutuskan pandangannya pada sosok model yang bekerja sama dengan perusahaannya saat ini. Ia kagum?. Tak di pungkiri. Kadang kala sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah lengkunhan senyuman saat pose Prilly begitu menampakkan kecantikannya.Ingatannya kembali pada kegiatan beberapa waktu lalu saat ia turut serta menjadi model pasangan bagi Prilly. Hingga adegan panas yang terjadi setelahnya, ia pun mengingatnya. "Shit." membayangkan kejadian itu, entah mengapa tubuhnya menjadi menegang.
Sejujurnya, ia cukup menyesali akan hal itu. Sebuah kesalahan yang hampir saja ia lakukan. Semenjak hari itu pula, ia pun tak menemui Prilly sama sekali.
"Ok. Selesai. Good job Prilly." sebuah intruksi membuyarkan lamunanya. Dapat ia lihat para kru yang bekerja tengah membereskan peralatan
Namun ia tak menemukan model yang sedari tadi ia tatap. Ah, melamun sedikit saja ia langsung kehilangan.
Tatapannya beralih pada sang fotografer yang terlihat sedang memeriksa kameranya. "Dimana Prilly?." tanyanya tanpa basa basi.Sang fotografer yang tak mengetahui kehadiran seseorang merasa terkejut. Untunglah ia tidak sampai melempar kameranya. "Ah Pak Ali." ya. Seseorang yang sedari tadi memperhatikan Prilly adalah Ali. "Mungkin sedang mengganti pakaian Pak."
"Ok." tanpa basa basi, Ali dengan segera menuju ke tempat kusus para model mengganti pakaiaannya. Apakah Ali memasuki ruangan itu?. Tidak.
Ali memilih duduk pada sofa yang ada di depan ruang ganti. Setelah lama menunggu, sosok yang ia tunggu pun memperlihatkan batang hidungnya."Prilly." panggil Ali begitu ia melihat sosok Prilly yang baru saja keluar dari ruang ganti.
Prilly yang memang tak menyadari keberadaan Ali mematung seketika saat ia mendengar suara Ali. Langkah Prilly terhenti begitu saja. Namun, ia tak langsung membalikkan badannya. Jujur, ia merasa ragu dan belum siap untuk bertemu Ali saat ini. Dan yang ada, akhirnya ia hanya mematung dengan posisi membelakangi Ali. Dan jangan lupakan gigitan di bibir bawah yang saat ini Prilly lakukan untuk menekan perasaannya.
Ali yang melihat Prilly seperti itu menautkan ke dua alisnya. Merasa heran dengan Prilly yang berhenti saat ia panggil namun tak membalikkan badan untuk menghadap padanya. Merasa tak akan ada perubahan, Ali pun mendekati Prilly dan berdiri di hadapan Prilly. Ali semakin di buat bingung saat Prilly malah menundukkan wajahnya.
Melihat kelakuan Prilly, membuat Ali menahan senyumnya. Dengan satu telunjuknya, Ali mengangkat dagu Prilly. "Kamu kenapa?."
"Ha?." bukannya menjawab, Prilly malah menampakkan wajah terkejutnya yang membuat Ali gemas.
"Kamu kenapa?." Ali mengulang kembali pertanyaannya.
"Ah, nggak pa pa." jawab Prilly dengan melepaskan jari telunjuk Ali dari dagunya.
"Kamu apa kabar." Prilly sempat mendengus mendengar pertanyaan dari Ali. "Baik." akhirnya jawaban itulah yang Prilly berikan.
"Setelah ini kamu tidak ada acara lain kan?."
"Memang kenapa?."
"Aku ingin mengajakmu makan malam." Prilly merasa kurang nyaman dengan keadaan saat ini. Apa lagi mengingat tentang all... "Udah ayo."
Belum selesai Prilly dengan gejolak fikirannya, dengan tiba-tiba Ali menarik pergelangan tangannya. Membuatnya ia mau tak mau harus ikut dengan Ali.
______________Saat ini mereka telah sampai di restoran yang Ali pilih. Restoran yang sangat indah menurut Prilly.
"Duduklah." Prilly melihat Ali yang menggerakkan kursi intuk dirinya. Dengan seulas senyum tipis Prilly pun melakukannya. Perlakuan Ali yang seperti inilah yang membuat hati Prilly merasa galau. Bak seorang remaja yang baru saja jatuh cinta.
"Mau pesan apa?." seorang pelayan restoran datang sesaat setelah Ali mendudukkan dirinya. "Steak saus keju dan ice lemon."

KAMU SEDANG MEMBACA
MY SECRET ROMANCE
Fiksi PenggemarMenceritakan perjalanan kisah cinta si model bertalenta yang terkenal dengan ke sexy an nya. Mempunyai kekasih yang berprofesi sebagai CEO di suatu perusahaan. Namun sang kekasih masih mencintai seorang wanita yang berasal dari masa lalunya. Sampai...