LIMA

7.5K 502 171
                                    

Jangan dibaca saat kalian puasa, hahahahahah penulisnya lagi gesrek, buat adik adik yang umurnya baru 10++ bacanya harus didampingi orang tua... wkwkwkwwkwk

#Tulisan ini tidak baik untuk anak dibawah usia 15 tahun (Ala ala Korea) 😁😁😁😁😁

***

"Maaf ya Li, jadi ngerepotin"

"Santai saja. Tapi kamu gak papa mampir kerumah saya dulu?"

"Gak papa Li, kan penting" Prilly tersenyum menatap Ali. Ali mengangguk dan kembali menfocuskan dirinya untuk mengemudikan mobilnya.

Saat tadi Prilly berbelanja kebetulan saja gadis itu bertemu dengan Ali, parahnya saat Prilly hendak pulang, gadis itu baru sadar bahwa ia ke supermarket menggunakan taxi.

Ali yang mengetahui kebingungan Prilly segera menawarkan diri untuk mengantarnya pulang.

Awalnya Prilly ingin menolak karena merasa tak enak, tapi mau bagaimana lagi hari sudah mulai siang, kebetulan nanti sore masih ada pemotretan.

Takut saja ia akan terlambat seperti saat pertama kali ia menerima tawaran sebagai model di perusahaan milik Ali. Itu saja membuat dirinya merasa tak enak karena tak bisa profesional. Dan Prilly tak mau mengulangi yang kedua kali, karena dirinya, saat itu semua karyawan kena marah oleh Ali. Wajar saja.

Awalnya tadi Ali ke supermarket untuk membeli beberapa makanan ringan untuk karyawannya dan langsung menuju kantor tapi ia urungkan untuk mengantar Prilly pulang lebih dahulu dan baru akan ke kantor. Tapi apa mau dikata, ia melupakan berkas penting dirumah. Alhasil, ia harus mengajak Prilly berbalik arah lagi menuju rumahnya.

Ali tak keberatan jika ia harus merasa capek mengemudikan mobil, meski dari Sabang sampai Merauke, Ali siap lahir bathin.

Asalkan ia bisa berduaan dengan Prilly, model diperusahaannya yang membuatnya tertarik. Tapi tak mungkin ia mengajak Prilly berkeliling Indonesia, bukan masalah biaya tapi apa gadis disebelahnya ini mau? Yang ada akan dianggap aneh, ngapain berkeliling Indonesia menggunakan mobil jika ada pesawat atau Ali mampu membeli helikopter sendiri? Ah sudahlah jangan kebanyakan bacod.

"Lho kok banyak mobil diluar Li?" tanya Prilly. Keduanya sudah sampai dikediaman Ali. Ali yang ditanya hanya mengangguk dan meminta Prilly agar keluar.

Prilly yang paham mengangguk kemudian melepas seatbeltnya dan keluar dari mobil, mengikuti Ali yang sudah berlalu masuk kedalam rumah.

"Ayo Prill" ucap Ali melihat Prilly sedikit terbengong menatap sebuah mobil putih yang tampak familiar dipenglihatannya.

"Siapa yah?" gumam Prilly.

"Prill, ayo"

"Eh iya" tanpa memikirkannya lagi, gadis itu mengikuti Ali. Prilly menatap sekeliling rumah Ali, rumah Ali hanya didominasi warna putih.

Bahkan rumah ini besar tapi kelihatan sepi. Apa tak ada orang tua Ali?. Dalam benak Prilly hanya ada pertanyaan pertanyaan itu saja.

"Rumah kamu, eh maksudnya kamu gak tinggal sama Papa Mama?" tanya Prilly.

Bahkan untuk masuk rumah Ali tepatnya ruang tamu saja, kaki Prilly sudah merasa pegal karena jarak antara halaman depan dengan rumah Ali lumayan jauhlah...

"Papa Mama dirumah satunya lagi, ini rumahku"

"Hah" ucap Prilly mengedipkan matanya beberapa kali, kelihatan lucu dan menggemaskan. Ali hanya bisa tersenyum dengan menggigit bibir bawahnya saja.

"Kenapa?"

"Rumah sebesar ini milik kamu sendiri?"

Ali mengangguk "Iya"

MY SECRET ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang