1

1.4K 16 0
                                    

" Hast du ihm helfen wollen?" (Apakah kamu ingin membantunya) Tanya Renata sesaat Oka masuk ke kamar.

"Kamu belum tidur.?" Tanya Oka balik.

"beantworte meine Frage.!" (Jawab pertanyaanku) sahut Renata sedikit membentak.

"Na sicher.!!" (Tentu saja) jawab Oka santai sambil berjalan menuju ranjang.duduk di tepi ranjang,membelakangi Renata,lalu mengambil ponselnya di atas nakas dan menghubungi seseorang.

"Oka...untuk apa.? Kamu lupa gimana keluarga Daniel.?" Tanya Renata sambil mendekat lalu menarik tangan Oka yg sibuk mengetik pesan.

"of course not.....Ich werde nie vergessen, wie deine Großfamilie ist (tentu saja tidak....aku gak akan pernah lupa seperti apa keluarga besar kalian) jawab Oka dengan tatapan tajam ke arah Renata.

Renata kaget...dia melepas tangan Oka,memundurkan tubuhnya,lalu beranjak pergi ke kamar mandi.
Didalam kamar mandi Renata hanya diam berdiri di depan cermin.melihat wajahnya sambil berkata "ya...kenapa aku lupa kalau aku anaknya" ucap Renata pelan.dia menutup matanya,tanpa sadar air matanya menetes "Mah...aku kangen"..lalu duduk berjongkok.melipat kakinya,menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya. Dia sedih...dia marah...dia kecewa...seolah dia kembali ke masa lalu.masa dimana Orang tuanya berkelahi,masa dimana keluarganya hancur. Ya...mamah Renata pergi meninggalkan Renata,mamahnya tidak kuat tiap hari di hajar papah.kesabaran mamah habis ketika papah pulang dengan membawa tante yg sekarang jadi "mamah" di rumahnya kini.sebenarnya bisa saja saat itu Renata ikut pergi dengan mamahnya.tapi papah mengancam tidak akan menafkahi Renata juga kakaknya.oleh karena itu Renata tinggal dengan papahnya dan kakak laki-lakinya ke Inggris untuk kuliah.Renata berharap dia segera lulus lalu menikah dengan Oka. Setidaknya dengan begitu dia bisa lepas dari jerat papahnya.

~~~~~~~~~

Oka : "Pak,tolong bawa Arista kesini gimana pun caranya dan ingat,jangan sampai ada yg tau"

Pak Rudi : "Baik mas,saya mengerti"

Lalu Oka meletakkan kembali ponselnya di nakas.dia menoleh kebelakang "kemana dia.??" batin Oka. Dia tidak sadar kalau Renata telah pergi berlalu dari sisinya.
Oka berdiri,mengambil kaos dan celana boxser di lemari lalu memakainya.sebelum berjalan kembali menuju tempat tidur,dia melihat pintu kamar mandi yg sedikit terbuka,dari dalam terdengar sayu-sayu suara tangis.
"Renata.!!" Pikir Oka lalu berjalan cepat menuju kamar mandi,membuka pintunya dan benar saja dia melihat Renata yg kini sedang berjongkok dan menangis. Oka menghampirinya,duduk di depan Renata lalu memeluknya

"maafin gue...gue gak bermaksud"

"Gak papa...loe bener...gue juga tau seperti apa keluarga gue.dan gue juga tau darah nya adalah darah gue juga" jawab Renata lirih kemudian menangis lagi di pelukan Oka.

"Gue tau...tapi loe berbeda.loe dan Daniel itu beda"

"Tapi loe tau kan seperti apa keluarga 'kami'. Kalau Daniel memaksakan diri untuk tetap dengan Arista,gue gak bisa membayangkan"

"Setidaknya Nyonyo itu anak tunggal,Orang tua nya akan mikir 1000x untuk melukainya"

"Lalu gimana dengan Arista.??"

"Biar gue yg urus.sekarang kita tidur.besok pagi kita akan pergi" lalu berdiri sambil menggendong Renata.meletakkannya di ranjang,kemudian mereka tidur.

~~~~~~~~~

"Morning" sapa Daniel sesaat setelah Renata datang lalu duduk di depannya.

"Morning,nyo"

"Mau roti" tanya Daniel

"Boleh..." jawab Renata singkat.

"Cik..gu..gue -"

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang