~~
Nafas Yohan memburu, keringat dingin mulai keluar membasahi pelipisnya. Sedangkan wanita yang baru saja menatapnya sinis itu berjalan mendekat.
"Bertemu lagi jalang kecil."
"Dia anakmu?"
Wanita itu mendengus, menoleh kearah calon suaminya yang menatapnya bingung. Sambil sesekali melirik kearah Yohan yang tampak ketakutan.
"Dia? Tentu saja bukan."
"Dia hanya jalang kecil, tidak tahu malu."
Tubuh Yohan mulai bergetar, suara tidak asing yang melengking ditelinganya begitu menakutkan. Membuat otaknya memutar kembali ingatan yang sangat tidak ingin ia ingat lagi.
Peristiwa buruk yang sudah menimpanya, dan ia tidak ingin itu terulang lagi. Tapi apa, sekarang orang yang ikut andil menoreh kenangan buruk itu berdiri didepannya.
"Hidupmu sepertinya sudah enak ya, jalang kecil."
Yohan mengepalkan tangannya, ia begitu benci ketika ada orang yang memanggilnya seperti itu. "Jangan memanggilku dengan sebutan itu." Ucap Yohan lirih namun penuh penekanan.
Wanita itu tergelak tawa, mendengar kalimat protes dari Yohan. "Kenapa? Bukankah itu nama keduamu?"
Yohan menggeleng pelan, matanya mulai memanas karena menahan airmata yang mungkin bisa keluar kapan saja.
Wanita itu kembali mendekat, membuat Yohan secara refleks memundurkan badannya. "Kau jalang kecil yang merusak hidupku. Sekarang sudah berapa lelaki yang membuka lebar pahamu?"
"Setelah menggoda ayahmu sendiri, kau pasti sudah pintar menggoda pria lain kan? Siapa sekarang yang menyokongmu. Hm?"
"Diam, jangan berkata seperti itu padaku."
Wanita itu kembali tertawa, lalu menatap Yohan tajam. "Setelah pergi, kau sudah berani ya membentak ibumu. Jalang kecil."
"Kau bukan ibuku."
Yohan terkejut, tubuhnya tersungkur jatuh begitu tamparan keras mendarat dipipinya. Menimbulkan bekas yang cukup kentara.
"Sialan, kau jalang. Berani sekali berteriak di depan wajahku." Ucap Wanita itu, hendak kembali memukul Yohan. Namun tangannya sudah dicegah oleh pria yang datang bersamanya.
"Sudahlah. Ini dihotel. Jika ada yang lihat bisa malu."
Wanita itu mendengus. Dan merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan. "Ayo pergi."
"Dan kau, ingat. Jika kau muncul lagi dihadapanku, aku akan mencekikmu sampai mati. Mengerti?" bentak wanita itu, lalu melengos pergi meninggalkan Yohan yang masih terduduk dilantai.
*****
Jinhyuk membuka kamar tempat Yohan dan dirinya menginap. Tapi matanya tidak menemukan pemuda manis itu didalamnya. Ia mengedarkan matanya panik.
"Yohan?"
Tidak ada jawaban.
Langkah cepatnya bergerak kearah kamar mandi. Dan membukanya kasar. Matanya melebar, begitu menangkap Yohan yang meringkuk memeluk lututnya dan bergetar hebat. Seolah pemuda itu sedang ketakutan luar biasa.
Dengan segera, ia menghampiri Yohan. Memeluk pemuda ringkih itu dengan erat. Namun, Yohan justru memberontak. Meminta untuk dilepaskan.
"Kau kenapa Yohan?"
"Pergi." Tolak Yohan, sembari mendorong Jinhyuk yang masih berusaha memberikan ketenangan dengan memeluknya.
"Yohan lihat aku. Ini aku Jinhyuk. Kau kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SPEED DIAL - Seungwoo x Yohan - SEUNGHAN
FanfictionThere's also someone who needs you right now. He may not be 'physically' hurt, but he's emotionally damaged. "Bukankah aku hanya alat pemuasmu?" "Bolehkah aku?" "Lalukan saja jangan meminta izin."