Komentarnya juseyo, karena aku adalah aku jadi aku selalu meminta spam komen, ayo tabak siapa aku.
- - -
Yohan memperhatikan penampilannya di depan cermin besar yang ada di kamar apartemennya. Sangat rapi dan sempurna, dua kata yang bisa menggambarkan seorang Kim Yohan sekarang.
Yohan menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan. Sweater coklat dan celana jeans panjang berwarna biru muda dipadukan sepatu converse putih, Yohan sudah siap menuju apartemen Seungwoo.
Ini sudah dua minggu sejak kejadian di pulau yang Yohan sendiri tidak ingin menyebutkan namanya lagi. Karena disana Yohan mendapat kenangan tidak menyenangkan bahkan cenderung mengerikan.
Sesuatu dalam dirinya mengatakan untuk tidak pergi namun jauh di dalam lubuk hatinya ia merasakan rindu yang teramat sangat.
Dua minggu sudah cukup untuk memberikan Seungwoo waktu sendiri, sekarang saatnya Yohan menemui Seungwoo, rindu Yohan sudah tidak bisa ditahan lagi.
Kini tinggal menunggu Jinhyuk menjemputnya dan Yohan bisa bertemu dengan Seungwoo.
"Kamu sudah siap?"
"Yak! Kamu mengagetkanku Hyung!" Yohan memekik kaget, bagaimana tidak, Jinhyuk masuk kedalam kamarnya tanpa mengetuk atau memberi salam, sudah seperti maling saja.
Jinhyuk terkekeh milihat ekspresi Yohan. "Aku memanggilmu dari tadi, tapi tidak ada jawaban, kamu melamun?"
"Aku takut." Cicit Yohan tertunduk, Jinhyuk menghampiri Yohan, berdiri tepat dihadapan lelaki bergigi kelinci itu. Jarak mereka hanya terpisah kurang lebih 20 centi.
"Apa yang kamu takutkan hmm?" Jinhyuk meraih dagu Yohan agar menatapnya, ia menatap teduh Yohan yang memperlihatkan raut sedih.
Yohan berhambur kepelukan Jinhyuk, memeluk mantan kekasihnya itu dengan erat.
"Aku tidak pernah percaya karma. Tapi, apa hukum alam bisa berlaku untukku? Aku takut Seungwoo Hyung meninggalkanku Hyung."
"Jika dia benar-benar mencintaimu aku yakin dia pasti bertahan meski rasa sakit terus disajikan." Jinhyuk mengelus kepala belakang Yohan dengan sayang.
Bohong jika dirinya sudah bisa melepaskan Yohan dengan lapang dada, selama ini dirinya yang berada disamping Yohan, mencintai lelaki dalam pelukannya ini dengan tulus, meski posisi Yohan sudah tergeser tetap saja masih membekas.
Cinta tidak bisa hilang dengan mudah, butuh waktu lama, sama seperti saat kita hendak memilih mencintai seseorang.
"Apa aku menyakitinya? Aku memang jahat Hyung." Yohan menunduk, ia merasa takut yang teramat sangat.
"Aku rasa tidak, kamu menyadari perasaanmu setelah kejadian dua minggu lalu kan? Tidak ada yang harus disalahkan, manusia tidak luput dari kesalahan." Jinhyuk dengan sabar menenangkan Yohan yang tampak rapuh.
"Hyung?" Panggil Yohan mengangkat kepalanya, ia menatap Jinhyuk sendu.
"Hm?" Jinhyuk mengangkat sebelah alisnya, ia tersenyum tipis.
"Aku memang bodoh mengkhianati lelaki sebaik Hyung." Mata Yohan berkaca-kaca, ia menangkup sebelah pipi Jinhyuk.
"Eiiyy ayolah, aku memang baik dari dulu kemana saja?" Kekehan keluar mulut Jinhyuk, ia memegang tangan Yohan yang berada dipipinya.
"Hyung aku serius." Yohan mencebik, ia menarik tangannya dari genggaman Jinhyuk.
"Iya sayang? Kalau begitu mau jadi pacar pria baik hati ini?" Jinhyuk menggoda Yohan, bagaimanapun Jinhyuk selalu benci air mata Yohan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPEED DIAL - Seungwoo x Yohan - SEUNGHAN
FanfictionThere's also someone who needs you right now. He may not be 'physically' hurt, but he's emotionally damaged. "Bukankah aku hanya alat pemuasmu?" "Bolehkah aku?" "Lalukan saja jangan meminta izin."