CASE 13 | the truth

1.4K 275 36
                                    

Dengan setelan serbahitam, Haera dapat melihat dengan matanya yang mengabur, itu Haechan

“Wah! Pahlawan kita sudah datang.” Renjun kini meletakkan kembali anak panahnya, beralih bertepuk tangan dihadapan Haechan

“Jangan libatkan dia dalam hal apapun.” Haechan mengeram pada Renjun yang asyik tertawa dengan mengerikan dihadapannya

“Hei, bukannya kau yang melakukan hal ini padanya?”

“Adik kesayanganmu, Zhong Chenle, dia tau semua perbuatan busukmu..” mendengar nama Chenle disebut, mata Renjun berubah memerah, laki-laki itu dengan napas yang memburu mulai menyerang Haechan tanpa ampun, membuat laki-laki itu tidak sempat melakukan perlawanan, namun Haechan tertawa ketika darah segar mengalir dari ujung bibirnya

“Jangan sentuh Chenle, biarkan dia debut! Kau tidak akan pernah tau rasanya diintimidasi!” Renjun kembali menyerang Haechan dengan membabi buta, pun Haechan tidak berniat melawan, hanya tertawa melihat Renjun kini menyerang dirinya tanpa ampun

“Diintimidasi? Fuck your mind! Kau tau kenapa aku rela mengkambing-hitamkan diriku atas perbuatanmu? Karena aku ingin, aku ingin juga debut denganmu!” suara Haechan seakan memenuhi klub, membuat Renjun mengunci pandangannya pada laki-laki yang kini tersungkur itu “Kau ingat hari dimana kita pertama kali bertemu? Aku menyukaimu, karena kau punya semangat yang tinggi, kau bilang ibumu memaksamu untuk debut, maka aku membantumu, sebagai temanmu aku memberikan apapun yang bisa aku berikan untukmu, termasuk melindungimu dari tuduhan-tuduhan yang memang seharusnya ditujukan padamu.”

Renjun tersadar ketika Haechan meraih sebuah kertas dari saku jaket hitamnya, melemparkan benda itu pada Renjun, laki-laki itu memungkut kertas yang dilemparkan oleh Haechan, sebuah line-up debut

NCT DREAM

Jisung – Main Dancer

Jaemin – Vocal, Visual

Chenle – Main Vocal

Jeno – Visual, Rapper

Haechan – Main Vocal

Mark –  Leader, Rapper

Renjun – Vocal, Visual

jari laki-laki itu bergetar, tatkala melihat namanya berada dalam list terakhir line-up debut yang diumumkan

“Aku mencurinya dari Shin Bujangnim.” Haechan mengusap ujung bibirnya dengan Jaket

Ketika Renjun mulai lengah, Jeno beralih masuk dan meraih tubuh Haera yang melemah, sebagian dari seragamnya bahkan berubah kemerahan karena darah

“Haera!”

Menyadari Jeno mendekat kearah targetnya, Renjun meraih sebuah busur panah, dan merengkuh leher Haera dengan satu tangannya, sedangkan tangan lainnya yang bebas ia gunakan untuk mengarahkan busur panah itu kearah leher Haera

“Stop, Renjun!” pekik Jeno frustasi

“Mari kita selesaikan terlebih dahulu yang satu ini.” Renjun tersenyum dengan ujung bibirnya

“Kau tidak akan bisa debut jika kau seperti ini!”

“Biar saja! Semuanya sudah terlanjur!” Renjun menjerit tepat di telinga Haera, membuat gadis yang sudah lunglai itu memejamkan matanya karena suara Renjun terlampau keras ditelinganya

Renjun mengangkat busur panahnya keatas, bersiap menghujamkan benda itu pada Haera, namun ketika Haechan dan Jeno berlari mencegah laki-laki itu melakukannya, busur itu justru mengarah pada dada Renjun sendiri

Ia menghujamkan benda itu pada dirinya sendiri

laki-laki itu tesungkur, dari arah dadanya mengucur darah segar, membuat semburat merah dimana-mana “Renjun!” Haechan meraih Renjun yang napasnya tersenggal “Jeno panggil ambulans!” Jeno yang mengangguk kemudian meraih ponsel tahun awal 2000-an dari saku miliknya, kemudian menelepon ambulans

“Bertahanlah sedikit lagi, ambulans akan datang.”

Belum sempat mengucapkan kata terakhir yang belum lolos dari ujung bibirnya, kepala milik Renjun telah terkulai dipangkuan Haechan, napasnya pun sudah tidak ada lagi dari hidungnya, membuat Haechan merangkul laki-laki itu kini ketika para siswa mulai berkerumun didepan pintu klub “Tidak! Ini salahku, Renjun bangunlah semuanya salahku, aku yang membunuh Jisung dan Jaemin, aku—“

“Haechan, semuanya sudah berakhir sekarang.”

Haechan tetap merengkuh Renjun yang terbujur kaku dalam pelukannya, laki-laki itu kembali mengingat momen dimana Renjun merupakan orang yang menginspirasi dirinya saat ia malas untuk latihan, dimana Renjun selalu membagi kentang miliknya pada Haechan, dimana saat Haechan tau Renjun-lah yang ada dibalik semua ini, tapi laki-laki itu memilih untuk diam dan rela disalahkan atas apa yang Renjun lakukan agar Renjun tetap bisa debut

“Haera.” Jeno melonggarkan ikatan tali pada kedua tangan Haera, membuat gadis itu kini jatuh pada rangkulan Jeno, ia benar-benar kehabisan banyak darah, gadis itu bahkan tidak mampu mengedipkan kelopak matanya dan memilih untuk memejamkannya “Bertahanlah sedikit lagi, ambulans akan segera tiba.”

Dalam sepersekian detik kemudian, sirine ambulans meraung-raung, memecah keheningan, dengan membawa dua buah tandu, petugas berhasil membelah kerumunan yang ada, membawa Renjun serta Haera untuk masuk kedalam ambulans yang berbeda. Sebelum melangkah keluar dari klub archery, Jeno memeluk Haechan yang kini tampak berantakan, lebam dan darah menghiasi wajah laki-laki itu, namun Jeno membawa Haechan kedalam pelukannya, memeluk laki-laki itu erat “Kerja bagus, kau sudah melakukan yang terbaik, terimakasih.”

Jeno menepuk punggung lebar milik Haechan yang kemudian laki-laki itu balas memeluk Jeno erat, menumpahkan perasaannya disana

_______________

_______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] ANATHEMA : The Face of Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang