part 15

18 6 2
                                    

"Bersenyawa kirel"

***

Malam ini Shawa tidak sendirian menatap langit dari balkon rumahnya. Ia ditemani Dio, saudara laki-kakinya yang jarang bertemu semenjak Dio menduduki dunia perkuliahan.

Shawa memfokuskan pandangannya ke arah bintang yang benar-benar terang sehingga ia memikirkan sedikit tentang hatinya.

"Bagaimana tentang hati yang menunjukkan perasaan sulit diartikan, andai satu bintang lebih terang tanpa batas waktu untuk meredupkan cahayanya. " Monolog Shawa menatap langit.

Dio yang melihat adiknya bermonolog ia menghampiri dan duduk disebelahnya.

"Wa, Hati memang berhak buat nentuin siapa yang menjadi labuhannya, namun soal perasaan bisa saja bisa berubah-ubah." Ujar Dio menjelaskan sedikit apa yang dipikirannya.

"Kenapa bisa berubah mas?" tanya Shawa penasaran.

"Rasa yang awalnya sekedar suka, kagum bisa ke lebih sayang lebih tepatnya mencintai." Jelas Dio.

"Apakah mas ngerasain itu?" tanya Shawa.

"Menurut kamu?"

"Mungkin."

"Defenisi kamu gimana Wa?"

"Menurut aku sih, jatuh hati pada waktunya." Jawab Shawa.

"Setelah itu?" Ujar Dio.

"Udah itu aja yang aku tau." Jelas Shawa.

"Kenapa hanya itu? Bukannya di novel-novel yang kamu baca banyak sekali membahas hal itu?" ujar Dio, ia sangat tahu bahwa adiknya ini sangat menyukai novel, dan pastinya ia tau tentang itu.

"Aku hanya percaya dengan defenisi yang itu aja mas." Ujar Shawa.

"Dan apakah kamu sudah ngalaminnya?" tanya Dio pada adiknya.

"Belum dan aku percaya lusa atau nanti aku bakalan ngerasain hal itu yang sebenarnya." Ujar Shawa.

"Kenapa nggak sekarang ngerasainnya?" tanya Dio dengan isengnya.

"Belum saatnya mas, dan aku belum mampu untuk itu." Jawab Shawa, membuat Dio sedikit memunculkan senyumnya.

"Kenapa nggak kamu coba?" tanya Dio.

"karena... Aku masih takut aja mas." Ujar Shawa pelan.

"Apa yang kamu takuti selama ini?" tanya Dio.

"Keraguan." Jawab Shawa, Dio tahu adiknya sudah mulai menginjak dewasa dan pastinya soal hati yang seperti ini akan menjadi rumit tersendiri untuk setiap hati seseorang.

"Seperti itukah kamu tidak mempercayai dia, Wa."

"Buka..ann gitu. Tapi aku masih... Masih takut sajaa, sebab aku tidak ingin mencintai yang masih di tahap ketidakpastian."

"Haruskah kalian pacaran?" tanya Dio dengan iseng ingin mendengar jawaban adiknya.

"Enggak, dan itu tidak akan." Ujar Shawa.

Puzzle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang