2-Jalan-jalan

5.1K 368 63
                                    

"Ah, akhirnya..." ucap Jevan dengan penuh kelegaan setelah mereka bertiga sampai di kediaman Jack yang berada di tengah-tengah kota Berlin tersebut.

Jevan yang merasakan tubuhnya amat lelah saat ini, tanpa ber ba bi bu lagi langsung menghempaskan dirinya ke ranjang yang ada di kamar Veyla yang berwarna kan biru awan itu.

Kedua matanya masih setia mengawasi sang istri yang saat ini tengah sibuk mengeluarkan barang-barang yang masih berada di dalam koper miliknya yang berwarna biru gelap tersebut.

Entah mengapa, ketika melihat wajah sang istri yang teramat serius itu membuat Jevan seketika tersenyum kecil dan ingin sekali mencubit pipi nya yang mulai agak menggembul sekarang. Mungkin... selama ia tinggalkan ke Amerika, kerjaan Veyla hanya makan tidur makan tidur saja?

Ketika memikirkan hal itu, sontak saja Jevan menyemburkan tawa kecilnya yang membuat Veyla menoleh ke arah nya sambil mengernyitkan dahinya bingung.

"Kamu kok ketawa sendiri gitu?" Tanya Veyla dengan nada was-was--takut kalau otak suaminya itu sudah rada-rada bergeser.

"Lucu aja," sahut Jevan pendek yang semakin membuat Veyla tak paham dengan suaminya yang satu itu.

Kening Veyla semakin berkerut, rasanya saat ini ia ingin bernyanyi lagu 'setan apa yang merasukimu' untuk Jevan agar ia segera sadar dari tingkah konyol nya hari ini.

"Apa yang lucu sih?" Tanya Veyla lagi. Bahkan wanita itu kini menghentikan aktifitas nya sejenak agar ia dapat mengintrogasi Jevan dengan secara intens.

Mendengar pertanyaan itu, dengan pelan Jevan bangkit dari acara rebahan nya lalu berjalan mendekat ke arah Veyla yang berada di lantai dengan ditemani baju-baju milik Jevan di sekeliling nya. Ia kemudian berjongkok di hadapan Veyla yang saat itu tengah melongo melihat aksi nya yang tak bisa dipahami.

"Kamu. Kamu yang lucu." Ujar Jevan sambil mencubit pipi Veyla yang sedikit demi sedikit mulai memancarkan rona kemerahan nya.

Salting? Tentu saja!

Perempuan mana yang tidak akan salah tingkah jika pasangan nya mengucapkan kalimat sakral itu? Terlebih lagi jika yang mengucapkan nya adalah suami kita sendiri. Ah, rasanya Veyla saat ini sedang melayang-layang di angkasa!

"Gombal!" Ketus Veyla berusaha menyembunyikan rasa salah tingkah nya kepada Jevan sambil menepis tangan kekar lelaki itu yang masih setia mencubit pipi nya.

Namun, bukannya menjauhkan tangan nya dari pipi sang istri, Jevan malah semakin mencubit pipi Veyla dengan keras yang membuat wanita itu memekik kesakitan.

"JEVAN, SAKITTT!" Kedua tangan Veyla tak tinggal diam kali ini. Sekuat mungkin ia melepaskan tangan suaminya itu dari pipinya. Sampai pada akhirnya Jevan menghentikan aksinya tersebut lalu tertawa ketika melihat wajah cemberut sang istri.

"Jangan cemberut gitu, nanti aku cubit lagi tau rasa kamu."

Mendengar ancaman seperti itu dari Jevan, dengan gerakan yang amat cepat, Veyla langsung menangkup kedua pipinya agar Jevan tak bisa lagi mencubit pipinya tersebut dengan keras.

Hal tersebut tentu saja membuat sang suami gemas, hingga akhirnya tangan kekarnya tersebut terulur untuk  mengacak rambut kecoklatan milik Veyla dengan pelan.

"Bercanda sweety. Heumm... gimana kalo malam ini kita jalan-jalan?" Tawar Jevan setelah kondisi kembali normal dengan Veyla yang sibuk dengan koper milik Jevan, dan Jevan yang sibuk memandangi Veyla.

"Boleh," sahut Veyla singkat tanpa menatap wajah Jevan.

"Hah apa? Aku gak denger." Ucap lelaki itu sambil mendekatkan telinga kanan nya ke wajah Veyla.

Stay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang