Akhirnya aku up juga. Soalnya lagi gak sibuk banget. Sesuai janji aku.
Setelah end akan ada extra part yap.
Kalo semisal menurut kalian cerita ini gak nyambung atau kalian lupa ceritanya, aku saranin baca lagi di akhir bab di part sebelumnya.Aku saranin pahamin ceritanya dari awal. Bagi yang mau aja.
Sebelumnya, Tak henti-hentinya aku mengucapkan terimakasih banyak kepada kalian para pembaca setia ku. I love you.
Semoga ceritaku ini bisa disenangi banyak orang. Amin.
Happyy reading!
Maaf kalau ada typo.
***
Baju sudah tersusun rapi, kini buku diary di atas meja yang menjadi hal menarik untuk Angin.
Belakangan, hidupnya penuh warna dengan dunia yang benar sangat nyata untuknya. Dia harus mengucapkan terimakasih kepada Aga, Angan dan juga sahabat terbaiknya, Radell.
Angin mulai merangkai kata demi kata menjadi sebuah bait-bait haru di dalamnya.
Teruntuk Agara
Aku pikir bad boy sepertimu tidak akan mau mencintai gadis cupu sepertiku. Aku tidak menyangka bahwa kamu bisa mencintaiku selama pertemuan ini. Maaf, aku tidak bisa membalas perasaanmu, hatiku sudah dijejaki seorang yang sampai saat ini pun aku tidak tahu keberadaannya di mana.
Ga, terimakasih telah merubahku menjadi seperti sekarang, aku tidak takut lagi pada dunia luar dan berani bercengkerama pada khalayak. Itu berkatmu Ga. Berkat dukunganmu.
Kamu lucu Ga. Masih ingat kan dengan leluconmu yang mengira aku ini adalah hantu? Bolehkan aku jujur, aku sedang tersenyum saat ini, mengingat semuanya, semua yang sempat kita lalui bersama, dan aku rasa kamu juga begitu Ga, saat ini esok dan selamanya. Teruslah tersenyum.
Ga. Aku tidak benar membencimu, aku Hanya menghindarimu karena aku takut kejadian sepuluh tahun yang lalu terulang lagi padaku. Aku takut Ga, sangat takut.
Membenci ayahmu kupikir adalah hal bodoh yang sangat tidak aku senangi,
namun setelah aku mengetahui alasannya. Aku pun begitu Ga. Tapi dia adalah ayahmu Ga. aku harap tak ada lagi rasa benci itu meski aku tahu Ga, itu sangat sulit. Aku tidak apa-apa Ga. Aku sangat mengerti meski aku juga sangat kecewa.
Maaf karena telah menghindarimu dan terimakasih telah mencintaiku.Sejuk
***
Setelah menuliskan bait untuk Aga, kini ia mulai merangkai bait-bait haru untuk Angan dan juga Radell. Setelahnya, dia memutuskan untuk beranjak pergi.
Hanin mengejutkannya, pelukan hangat itu merasuki Angin, dia tak mampu meninggalkan rumah dengan jutaan kenangan serta orang-orang paling terkasihnya.
"Ma, Angin pergi. Tapi Mama harus janji sama Angin, Mama gak boleh sedih. Angin gaksuka lihat Mama sedih." pinta Angin.
Sangat berat untuk Hanin.
"Mama janji sayang. Tapi kalo kamu pergi saat ini, memangnya kamu mau tinggal di mana? Mama gak akan biarin kamu jadi gelandangan, sayang. Tinggallah di sini."
"Mama gak usah khawatir. Aku bisa cari rumah buat aku tinggalin. Aku gak bisa tinggal di sini lagi Ma." Angin melonggarkan pelukannya. "Angin pergi Ma. Jaga diri baik-baik."
"Kamu juga ya sayang," suara Hanin bergertar hebat.
"Ma, aku mau pamit dulu dengan Radell. Radell di mana Ma?" tanya Angin. Teriris rasanya menanyakan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anganku Angin [SELESAI]✔
Teen FictionAku hanya berharap setelah ini duniaku tak lagi menghilang, kau tak lagi ciptakan jarak membentang, hingga aku berfikir kau menghilang. -Angin- *** "Sebuah perbedaan adalah cara mengungkapkan sebuah keberadaan" kata itulah sepertinya yang mampu meng...