O18

16.9K 2K 56
                                    

Jeno mengusak-usak pelan rambut nya yang basah sembari mengobrak-abrik isi lemari nya. Mencari sebuah piyama untuk dikenakan namun mata nya malah tertarik pada sebuah gelang dengan manik warna-warni yang terselip diantara baju nya.

Seolah mendapatkan kupon gratis, lelaki itu kemudian berteriak kesenangan. Gelang ini, gelang yang selama ini hampir setengah mati ia cari. Gelang yang mengubah keputusan nya untuk setuju menikahi Nana hari itu.

Tentang anak kecil yang telah memberikan ini pada nya dulu, anak kecil yang menjadi cinta monyet nya, dan sudah sah menjadi suami nya sekarang. Tanpa pernah tahu bahwa kedua nya orang yang berbeda.

"Kau ingat ini?" Betapa antusias nya Jeno menunjukan benda tersebut ke arah si manis yang saat ini tengah duduk di pinggiran kasur sambil melipat beberapa handuk bersih di pangkuan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau ingat ini?" Betapa antusias nya Jeno menunjukan benda tersebut ke arah si manis yang saat ini tengah duduk di pinggiran kasur sambil melipat beberapa handuk bersih di pangkuan nya.

"Hm, apa itu?"

"Ini, gelang ini. Kau tidak ingat?" Masih dengan antusiasiasme nya yang tinggi lelaki itu berjalan mendekat ke arah Nana, berusaha membawa ingatan tentang satu hari berkesan di masa kecil mereka.

"Kau ingat kau pernah memberikan gelang ini padaku sebelum berangkat ke Cina hari itu."

Ah, satu hal yang kemudian Nana sadari. Gelang itu, Renjun juga memiliki nya. Di simpan rapi di balik kotak musik nya yang sudah rusak. Sesekali lelaki mungil itu membuka nya, sekedar memakai nya sebentar melingkari pergelangan cantik nya.

Pernah suatu waktu Nana bertanya apa arti gelang itu bagi nya. Lalu Renjun mengatakan pada nya bahwa benda itu adalah pemberian nenek di hari ulang tahun nya yang ke empat. Melupakan fakta lain bahwa dia juga telah meninggalkan satu sebagai hadiah berharga untuk orang lain.

Nana tidak tahu, gelang itu ternyata telah meninggalkan kesan berarti untuk lelaki yang kini sudah sah menjadi suami nya.

"Na kau sungguh tidak ingat ? kau memberi kan satu padaku dan satu nya lagi ada pada mu."

Kerutan pada dahi kini tidak terelak kan.

"Ah,i-iya aku ingat sekarang."

Dan satu-satu nya jalan yang tepikirkan, adalah menutupi nya dengan sebuah kebohongan, lagi.

"Kau menghilang kan nya?" Bibir Jeno mencebik, merasa sedikit kecewa sebab artinya selama ini hanya dia yang berusaha menjaga gelang ini mati-matian.

"Ah m-maafkan aku. Aku lupa telah meninggalkan nya di mana. Itu sudah lama sekali."

Berlakon sebaik mungkin Nana lalu terkekeh kecil menyadari raut wajah Jeno yang cemberut, menarik lelaki itu untuk duduk di samping nya.

When I Married UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang