Kamu adalah alasan ku bertahan selama ini
***
Saat ini Axelio berjalan seorang diri menuju parkiran. Dengan earphone yg menyumbat di telinganya. Dia tak menghiraukan tatapan memuja yg tertuju ke arahnya.
Dia sudah biasa mendapat tatapan tersebut. Dia sebenarnya risih tapi mau gimana lagi,lahir dengan kadar kegantengan nya yg berlebih membuat dia menjadi bahan sorotan dimana pun dia berada.Saat dia melintasi lapangan yg menuju parkiran, matanya menangkap sosok gadis yg tengah berdiri menatap kepergian kekasihnya.
"VANNYA" teriakan Axelio membuat sang empu mengalihkan pandangan nya.
"Lo pulang sama siapa??" Vannya diam, dia tak membalas pertanyaan Axel.Axel yg melihat Vannya menunduk sambil memainkan kakinya membuat gambar- gambar abstrak menghela nafas jengah. "Jangan nunduk, nanti mahkotanya jatoh loh "Axelio mengangkat dagu Vannya dengan senyum mengembang diwajahnya.
Seketika pandangan mereka beradu. Seakan-akan Vannya terhipnotis menatap mata elang Axelio. Begitupun Axelio dia menatap lekat mata hazel Vannya.
Axelio yg sadar akan kesalahannya langsung melepas kontak mata tersebut. "Sorry Van" Vannya tersenyum mendengar ucapan Axelio. " Gak papa kok, santai aja."
"Lo pulang sama siapa Van?" Tanya Axelio memastikan.
"Gk tau" Vannya mengedikan bahunya.
"Alvaro mana??"
"Dia udah pulang duluan, katanya ada urusan penting"
"Yaudah kalau gitu Lo pulang bareng gw aja"
"Gk usah Xel, gw pulang naik ojol aja. Rumah Lo sama rumah gw kan beda arah" Vannya tak enak bila menerima tawaran Axelio. Dia tau betul kalau rumah mereka tidak searah.
"Gk papa kali , emang kapan lagi Lo dianter pulang sama cogan "
"Bener nih??" Ucap Vannya memastikan.
"Iya Vann"
"Eeh gk jadi deh, nanti yang ada gw malah ngerepotin Lo"
"Lo gk pernah merepotkan gw Van. Karna Lo cewek yg gw lindungi setelah mama gw"
"Maksud Lo??"
Gw sayang sama Lo Van. Andaikan Lo tau itu. Ingin sekali Axelio mengucapkan itu.
"Iya Lo kan pacar sahabat gw, jadi apapun yg terjadi sama Lo, gw pasti ada saat Lo butuh." Axelio mengacak-acak rambut Vannya gemes.
Vannya merasakan ada sensasi berbeda ketika ia berdekatan dengan Axelio. Dia merasakan kehangatan yg berbeda. Andaikan saja Alvaro bisa sehangat Axelio, pasti dia akan bahagia.
"Yaudah yuk pulang" Axelio menggandeng tangan Vannya menuju parkiran tempat motornya berada.
Motor Axelio menyusuri jalanan sore yg tidak terlalu padat. Mereka menikmati angin sore yg menerpa mereka. Vannya yg dari tadi melihat ke jalanan mendadak terkejut melihat orang yg dia cintai tengah berdiri di depan toko bunga.
Vannya berpikir mengapa Alvaro membeli bunga Lily putih??. Untuk siapa??. Tak mungkin untuk dirinya, karna dia tidak terlalu menyukai bunga.

KAMU SEDANG MEMBACA
AXELIO
Teen FictionCinta itu tidak membutuhkan alasan tapi membutuhkan keikhlasan. Jika seseorang yang kalian cintai tidak mempunyai perasaan yang sama dengan kalian maka belajar lah untuk merelakan. Karena cinta tak bisa dipaksa. Ini masalah hati bukan masalah sepele...