Lebih baik mengalah daripada tersakiti.
***
Axelio sudah tiba di sekolah menggunakan motor sport nya. Ia melepaskan helm dan mengacak rambutnya yg sedikit berantakan. Membuat kaum hawa manjerit histeris. Ia melangkah kan kaki panjangnya menuju kelas. Hari ini dia datang sedikit terlambat dari hari-hari biasanya,dengan alasan dia harus mengantar Danu terlebih dahulu ke sekolah.
"Weihh bro, tumben Lo telat" sapa Gibran yang dari tadi sudah duduk di kelas.
Axelio memutar bola matanya malas.
" Al " panggil Axelio.
"Paan??"
" Al Kemaren Lo kemana?" Tanya Axelio datar.
Alvaro mengernyit bingung,
"maksud Lo??." kesal Alvaro."Kenapa Lo gk nganter Vannya pulang kemaren??."
"Mama nyuruh gw balik cepat."
"Lo jangan bohong sama gw Al, kemaren gw liat Lo di toko bunga sambil bawa bunga Lily. Lo ketempat dia lagi??." Axelio berusaha menahan emosi nya.
"Bukan urusan Lo."
"Al, Lo gk boleh egois. Vannya itu pacar Lo, seharusnya dia jadi prioritas Lo bukan 'dia'. Pertahankan apa yg jadi milik Lo bro, jangan sampai Lo menyesal nantinya." Axelio menepuk bahu Alvaro pelan. Alvaro berusaha mencerna ucapan Axelio.
***
Bel tanda masuk sudah berbunyi sejak 15 menit yg lalu, tapi kelas XII IPA 2 belum kedatangan guru. Membuat kelas heboh dalam sekejap.Axelio memilih menelungkup kan kepalanya di atas meja.
Dia cukup lelah begadang semalaman membuat laporan praktikum kimia.Seketika kelas berubah menjadi pasar, sangat berisik. Di depan kelas sudah ada Gibran dan Reza, mereka membuat konser dadakan, diikuti beberapa orang lainnya yg sibuk merekam aksi mereka.
Di bagian belakang para cowok sudah membentuk lingkaran. Mereka akan Mabar bersama.
Axelio tidak tertarik untuk melakukan apapun. Biasanya kalau jamkos pasti Axelio yg menjadi orang pertama yg membuat kerusuhan. Tapi untuk sekarang tidak dulu.
Axelio telah menyelam ke dunia mimpinya. Dia tidak merasa terganggu karena keadaan disekitarnya.
Tapi dia merasa ada yg aneh, kenapa tiba-tiba kelasnya menjadi sepi seperti kuburan. Dia mendongakkan kepalanya menatap ke depan.
Di sana sudah berdiri Bu-Tet dengan wajah sangarnya, Bu Tet termasuk guru paling killer di sekolah nya. Bu Tet guru sejarah, walaupun Axelio anak IPA tapi dia tetap mempelajari pelajaran sejarah. Karna sejarah itu sangat penting. Bagaimana para pahlawan kita berjuang untuk mencapai kemerdekaan.
"Kenapa kelas kalian bisa seperti ini?." Bu Tet terlihat sangat emosi. Dia paling tidak suka dengan kekacauan.
"Siapa dalang nya haa?!!" Bu Tet menyapu pandangannya ke penjuru kelas. Dan pandangan nya jatuh tepat ke arah Axelio.
Bu Tet berjalan mendekati Axelio " Axelio kamu yg bikin kekacauan ini?." Semua guru tau kalau perusuh di kelas XII IPA 2 pasti Axelio.

KAMU SEDANG MEMBACA
AXELIO
Novela JuvenilCinta itu tidak membutuhkan alasan tapi membutuhkan keikhlasan. Jika seseorang yang kalian cintai tidak mempunyai perasaan yang sama dengan kalian maka belajar lah untuk merelakan. Karena cinta tak bisa dipaksa. Ini masalah hati bukan masalah sepele...