Makan Malam

113 8 0
                                        


Hans Roland tampak sibuk mempersiapkan segalanya, pria paruh baya itu tampak menata hidangan diatas meja makan dengan begitu hati hati, senyum di bibirnya terus terukir, hari ini untuk pertama kalinya hans Roland rela turun kedapur untuk memasak semua menu makan malam

Saras memperhatikan suaminya dengan heran, entah tamu spesial siapa sampai sampai suaminya ini harus repot repot memasak sendiri.

"Hans,,,!! Memangnya siapa yang akan datang??" Tanya Saras

"Kau akan tahu nanti!! " Sahut Hans singkat

Saras menghela nafasnya,

"Selesai!!" Gumam Hans

"Saras,,, dimana Alexa dan Axel apa kau sudah menghubungi mereka??" Tanya Hans

"Ya,,, Axel ada di kamarnya,, dan Alexa dia sebentar lagi akan sampai,,," sahut nyonya Saras

"Tuan Haris Roland sudah didepan Tuan,,,,!!" Seorang asisten rumah Hans memberitahu kedatangan Haris

Hans tersenyum lebar , segera melepas celemek yang dipakainya sejak tadi dan bergegas berjalan kearah ruang tamu.

Disisi lain.....

Sesungguh nya Aalisha ingin sekali menolak untuk ikut ke rumah keluarga ayahnya, tapi apa daya sang kakek terus memaksanya untuk datang.

Aalisha enggan bertemu dengan barisan keluarga Roland yang lainnya, seandainya jika dia bisa memilih takdirnya aalisha ingin membuang nama Roland dari dirinya.

"Ayo turun!!" Perintah kakek Aalisha

Aalisha mengerjab, hanya mengangguk pelan namun gadis itu masih enggan beranjak dari duduknya

"Aalish,,,, semua sudah menunggumu,,,!!" Ucap haris Roland lagi

"Ya,,, kakek masuk saja dulu,,, aku akan menyusul,,," ucap aalish sambil berpura pura memainkan ponselnya

Haris Roland mengangguk patuh berjalan meninggalkan aalish, gadis bermata kelereng itu kembali menghela nafasnya, dia hanya berusaha mengulur waktu, ditatapnya rumah mewah didepannya, dia tersenyum kecut

Dulu dia ditolak disini, ingatan aalish berputar pada kejadian 14 tahun yang lalu saat itu usianya baru 6 tahun, saat setelah kematian ibunya Hans membawanya kemari, namun apa yang didapatnya hanya makian dari wanita sombong itu

"Hans!! Kenapa kau membawa nya kemari,,,!! Aku tidak mau anak haram itu tinggal disini!! Bawa dia pergi atau aku dan putri kita yang akan pergi,,,,!!!"

Aalish memejamkan matanya, mengepalkan tangannya, kata kata itu tidak akan pernah hilang dari ingatannya, wanita itu yang membuat ibunya dan dirinya menederita selama ini, dan ayahnya?? Ayahnya tidak berbuat apapun untuk ibunya

"Ibu,,,!! Aku berjanji mereka semua akan mendapatkan balasannya!!" Gumam aalish pada dirinya sendiri

Lamunan aalish buyar saat sebuah suara memanggilnya

"Non aalish,,, tuan Haris menunggu anda,,,!!"

Aalish mengangguk, setelah mengumpulkan keberaniannya aalish turun dari mobilnya.

Saras berhenti ditengah pintu, oh ternyata ayah mertuanya yang datang, setelah sekian lama akhirnya pria tua itu mau menginjakkan kaki dirumahnya

"Wah!! Hans,,!! Kenapa tidak memberi tahuku kalau ayah yang datang,,!!" Ucap Saras segera menyambut ayah mertuanya

Haris Roland hanya tersenyum kecil, pandangannya masih menuju kearah mobil nya, kenapa aalish belum juga keluar

"Selamat datang ayah,,, bagaimana kabarmu,,,??" Sambut Saras

My Other 1/2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang