Kabut asap dalam bahasa Inggris disebut SMOG (smoke and fog), adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan.
Istilah "smog" pertama kali dikemukakan oleh Dr. Henry Antoine Des Voeux pada tahun 1950 dalam karya ilmiahnya "Fog and Smoke", dalam pertemuan di Public Health Congress. Pada 26 Juli 2005, surat kabar London, Daily Graphic mengutip istilah ini (Dr Henry Antoine Des Voeux) menyatakan bahwa sebenarnya tidak diperlukan pengetahuan ilmiah apapun untuk mendeteksi keberadaan sesuatu yang telah diproduksi di kota besar tetapi tidak ditemukan di perkampungan, yaitu "smoky fog" (kabut bersifat asap), atau disebut juga dengan smog (asbut). Hari berikutnya surat kabar tersebut kembali memberitakan (Dr. Des Voeux menjalankan tugas pelayanan masyarakatnya dengan memperkenalkan istilah baru, asbut).
Perkataan "asbut" adalah singkatan dari "asap" dan "kabut", walaupun pada perkembangan selanjutnya asbut tidak harus memiliki salah satu komponen kabut atau asap. Asbut juga sering dikaitkan dengan pencemaran udara.
Asbut adalah keadaan cuaca yang menghalangi sirkulasi udara, kabut asap bisa menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama, dan terus menumpuk hingga berakibat membahayakan. Kabut asap juga salah satu bencana yang rutin mengunjungi sebagian wilayah negara kita. Kabut asap sendiri menandakan bahwa tingkat polusi udara sudah tidak biasa.
Banyak hal yang bisa memicu kemunculan kabut asap. Di kota-kota besar, sumber utama pembentuk kabut asap adalah asap kendaraan bermotor dan industri.
Sementara, bencana kabut asap yang menimpa sebagian Sumatera,Kalimantan, dan Riau umumnya disebabkan oleh pembakaran hutan dan lahan, yang biasa disebut Karhutla.
Karhutla ini sendiri adalah singkatan dari kebakaran hutan dan lahan. Karhutla menyebabkan bencana kabut asap yang mencemari udara dan mengganggu pernapasan.
Karhutla adalah masalah serius bagi negara Indonesia, tetapi karhutla juga menjadi masalah serius bagi negara-negara di sekitarnya. Kabut asap akibat pembakaran yang terus meluas berdampak hingga negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, dan Filipina.
Karhutla mengandung sejumlah gas dan partikel kimia yang bisa mengganggu pernapasan seperti sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), formaldehid, akrelein, benzen, nitrogen oksida (NOx), dan ozon (03).
Vote,Coment,Share and Follow
Semoga bermanfaat dan menambah ilmu 💖By: Tips Cantik Real
Sumber: Google
Cover By: Tips Cantik Real
Pict By: Google
Repost sertakan sumber 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Tips Cantik Real
Non-FictionShare tentang Kecantikan Fashion Kesehatan Tanya² bisa lewat grup WA, kolom komentar, inbox, message board. Ingin join grup? Bisa coment ya #1 tipskecantikan - 2 agustus 2019 #1 beuatytips - 2 agustus 2019 #1 tipscantik - 2 agustus 2019 #1 skin - 3...