Lima.

9.4K 844 9
                                    


"Bagaimana dengan ronde kedua Sayang?"

"Dengan senang hati wahai Nerd'ku"

--------------------------------------------------

Aku membaringkan kembali tubuh mungil yang mulai detik ini menjadi canduku. Aku tersenyum padanya. Menatapnya dengan tatapan penuh rasa kasih dan sayangku.

Jimin menatapku dengan mata sayunya yang cantik. Arhhh shit sudah berapa kali aku mengumpat?

"Ah tunggu" Tiba tiba saja Jimin mengehntikan gerakanku saat akan mengukungnya. Aku mengekrutkan keningku dan bertanya.

"Kenapa sayang?" Tanya ku heran pada Jimin.
Dia berkedip beberapa kali dan mulai membuka suaranya.

"Eum, aku ingin di dalam." Aku mengkerutkan dahiku bingung di dalam apa maksudnya jelas jelas kita sudah ada di dalam ruangan.

"Ma-maksudmu?" Jimin memutar bola matanya malas mengacuhkanku yang masih kebingunan.

"Beritahu aku sayang apa maumu." Kataku penuh permohonan.

Dia masih diam dan beberapa detik kemudian ia menatapku kembali.

"Aku ingin---di. Da. Lam."

Jleb

Betapa kagetnya aku saat Jimin berseru sambil menarik penisku masuk kedalam holenya. Akhh aku tau maksudnya sekarang.

"Baiklah sayang akan ku keluarkan di dalam. Kau yang menginginkannya bukan?" Aku menyunggingkan senyumku.

"Jangan diam bodoh, ini sakit akhh" Jimin mengumpat kala aku belum bergerak sedikitpun, aku menahan tawaku biar saja. Aku senang menggodanya.

"Yak! Jika kau tidak bergerak sekarang lebih baik aku pulang." Mendegar ancamannyasegera aku melebarkan mataku dan memeluk tubuh Jimin dari atas. Akh aku menyukai posisi seperti ini. Aku mencium bibir tebal yang menjadi canduku. Melumat dan sedikit menyesapnya. Rasa manis yang menjalar masuk kedalam mulutku. Sungguh nikmat.

"Anghh"

Jimin melenguh kala aku sesekali menghentakan secara kasar penisku di dalam holenya.

"Kenapa sayang? Tak sakit bukan?" Aku terus memaju mundurkan penisku di dalam dengan senyum yang terus tersungging di bibirku.

Jimin mendongak matanya terpejam merasakan kenikmatan yang ku beri ini.
Akh rasanya aku ingin mengehentikan waktu sekarang juga.

Aku terus memompa tanpa menjedanya tubuh Jimin menggeliat di bawah kendaliku oh shit menyenangkan.

Aku masih memompa dengan tanganku yang terus memainkan nipple Jimin yang mengeras Jimin sedari tadi hanya mendesah dan menyebutkan namaku di sela sela kenikmatannya.

"Angh angh angh Fasth angh".

Mulutnya menganga dengan bibir yang membengkak, aku menyukainya sangat sangat menyukainya. Ia menatapku dengan ekspresi sakit namun nikmatnya. Aku tersenyum dan kembali menyambar bibir tebal itu membungkamnya dan terus mengehentakan penisku di dalam hole'nya.

"Aku akhh" Jimin mengocok sendiri penis'nya namun takkan ku biarkan, biar aku manjakan calon istriku ini.

Aku yang mengambil alih, aku pompa penis mungil Jimin yang mengeras seirama dengan laju penisku di dalam holenya. Bisa ku lihat ekspresi kenikmatan yang Jimin tunjukan dari wajahnya.

Arhhh God aku semakin bersemnagat. Hingga aku merasakan penis Jimin berkedut di dalam genggamanku. Aku menjauhkan badanku sehingga penyatuan kita harus terputus dulu, aku dekatkan mulutku ke arah penisnya dan dalam beberapa detik kemudian Jimin memuncratkam cairannya lagi di dalam mulutku, ku telan habis sprema yang masih saja manis ini, ku jilat habis sisa sisa sperma yang terdapat di bagian kepala penis Jimin.

Oghh Rasanya lebih dari apapun, saat aku mengecup kepala penisnya sebagai penutup, aku mendongak melihat ke arah Jimin dengan lidah yang aku mainkan di lubang penisnya. Jimin membuka mulutnya membentuk huruf o dengan mata yang sesekali terpejam merasakan kenikamatan.

Aku sudah aksiku dan mencium kembali bibir Tebal itu menyumbangkan sprema yang tercampur dengan salivaku.

Jimin membalas ciumanku dengan brutal ia meminta lebih tangan Jimin meraih penisku dan mengarahkannya pada holenya.

Ia melepaskan ciuman kami. Dan memandang ku dengan tatapan sayu yang ku sukainya.

"Buatkan aku anak dan rebut aku darinya Sayang" Aku menyunggingkan senyumnya kala Jimin berkata seperti. Dengan senang hati akan aku lakukan. Hal seperti ini sungguh mudah bagiku. Aku kembali memompa penisku di dalam hole Jimin. Memaju mundurkan dengan tempo sedang. Tak banyak menuntut agar Jimin dapat merasakan sensasi yang lebih di permainan pertama ini.

"Angghh pelase fasterh anghh" Jimin lagi lagi memohon dan meminta namun tak'kan ku biarkan semudah itu.

"Fastherh Nerd ahh you shit anghh" Aku berdiam dan menyilangkan tanganku di depan dadaku setelah mendengar ia memanggilku nerd. Padahal sejauh ini ia sangat menikmati servisku sial.

"Akh apa yang kau lakukan akhh bergerak" Aku masih diam bkarkan saja ia yang berusaha.  Ia memaju mundurkan bokongnya sendiri. Dapat ku lihat raut frustasi dari wajah Jimin aku kasihan melihatnya namun bagaimana ia harus ku beri pelajaran saat ia kembali menyebutku nerd.

"Akhh kumohon Jungkookie anghh" Aku menarik kembali senyumku saat ia menyebutkan namaku dengan sebutan itu kembali. Aku mencium bibirnya dan mulai meompa penisku dengan laju yang cepat.

"Angh angh angh angh"

Jimin mendesah seiring hentakan penisku berjalan.
Aku menciumin bibir dan bagian wajahnya yang lain dan turun pada lehernya yang sudah tercetak jelas hasil karyaku.

"Akhh Jim sebentar lagi" Aku merasakan penisku sudah mulai berkedut meminta di muntahkan. Akhh so hot is really nice. Aku semakin cepat melajukan laju penisku di dalam hole Jimin.

Dan tiga menit kedepan Penisku menyemburkan spremanya di dalam Hole Jimin. Dapat ku lihat ekspresi wajah Jimin yang tersengal sengal oleh nafasnya. Aku mencium bibirnya menenangkan tubuhnya tanpa mencabut penyatuan kami.

Aku berbari di atas Tubuh Jimin.

"Jungkook awas kau berat." Aku menggeleng. Aku nyaman dengan kondisi seperti ini.

"Cabut penismu itu." Aku menggeleng lagi.

"Jungkook akhh" Jimin kembali mendesah kala ku goda dengan menhentakan sekali lagi penisku yang setengah mengeras itu.

Percayalah semenit kedepan penisku dapat kembali mengeras sempurna.

"Jungkook awas"

"Aku ingin menikah besok"

Dapat kurasa Jimin kaget akan kata kataku namun itulah yang ku inginkan selama ini.

"Kau gila, cepat lep--akh" Aku kembali menggodanya dengan menghentakan lagi penisku di dalam holenya.

"Sakit Jungkook lepaskan."

"Menikah denganku esok" Jimin masih membrontak menyingkirkan tubuhku. Namun aku tetap menahannya.

"Kau gila."

"Biar saja." Aku menegangkan kembali penisku dan dapat kurasa hole Jimin menjepit penisku lebih erat.

"Ouh sepertinya kau menggodaku Jimin." Aku tersenyum jahil padanya, ia memjamkan matanya.

"Aku ingin menikah besok, dan itu harus terjadi, aku kaya" Aku menjeda kata kataku sambil mengehntakan penisku.

"Aku pintar" Jleb

"Akhhh"

"Dan aku punya segalanya" Jleb.

"anghh" Jimin menggusarkan kepalanya ia mungkin terpancing akan permainanku, oh Shit menyenangkan.

"Baiklah baik, asal kau bisa merebut hati kedua orang tuaku kita menikah, namun secepatnya bukan besok." Aku tersenyum mendengar kata kata pasrah dari belah bibirnya. Setidaknya aku tak perlu berlama lama menunggu bukan?

"Pilihan yang bagus, namun penisku terlanjur mengeras kau harus bertanggung jawab menidurkannya kembali Jeon Jimin" Aku tersenyum dan Jimin membolakan matanya.

Malam ini aku benar benar bahagia sekali.

Nerd?

Nerd? | KookminᴱⁿᵈTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang