Tiga.

9.8K 960 16
                                    


"Ayo lakukan itu!"

----------------------------------

Aku mendekatkan tubuhku ke hadapannya, Jimin membuang rokonya sembarang, aku mnegapit dagunya dan mendongakan wajah cantik yang alami itu.

Sejak pertama kali aku bertemu dengannya, aku langsung terpana oleh kecantikannya. Ia manis dengan pipi gembil dan hidung yang sesekali mengkeurucut lucu. Bibirnya yang sexy menambah kesan dewasa yang sangat kentara di wajahnya.

Aku menyatukan bibirku dengan bibirnya, melumat penuh dengan perasaan. Kepala ku buat bergerak ke kanan dan kekiri mencari celah nyaman untuk ku mengakses seluruh isi dari mulut hangatnya ini.

Rasa manis sekali lagi langsung terasa di dalam mulutku, aku menyukainya ia manis sekali aku candu sekali lagi aku mencandui bibirnya. Takkan ku biarkan ini menjadi milik orang lain, takkan pernah.

Aku meraih pinggangnya menempelkan kedua junior kami yang masih terbalut oleh celana. Ku mulai dengan sedikit menggesekan penis kami berdua sensual tanpa melepaskan pagutan kami berdua.

Lengan kiriku berpindah ke arah dadanya mencari letak nipple yang sudah pasti mengeras karena perlakuanku. Lengan kananku menarik tengkuk Jimin memperdalam pagutan kita berdua.

Jimin melenguh sesekali kala nipplenya yang tertutup T-Shirt tipis itu ku manjakan dengan sangat intim. Aku sangat berterima kasih berkat video porno yang selama ini sering Taehyung atau Mingyu kirimkan via whatsapp padanya.

"Anghh" Aku tersenyum kala Jimin benar benar sudah tidak bisa menahan lenguhannya. Aku menjauhakn wajahku dan menangkup pipi gembil Jimin yang memerah dengan bibir yang lumayan bengkak.

Aku menyapu saliva yang masih tertinggal di bawah bibir Jimin. Sangat indah kala benda kenyal itu tak sengaja bersentuhan dengan jempolku.

Oh shit aku ingin merasakan penis ku dilahap oleh mulut sexy'nya.

Ah aku ingin memilikinya aku sangat sangat ingin memilikinya.
Jimin harus menjadi milik'ku.

"Jimin?" Jimin mendongakan wajahnya menatapku.

"Hm?" Ia masih dalam kondisi lemasnya.

"Jadilah kekasihku Jim" Seketika tubuh Jimin menegang. Matanya membulat.

Ia melepaskan paksa tanganku dari pipinya.

"Arh, dasar bocah." Jimin kembali menatap lurus kedepan di dekat balkon tersebut.

"Aku serius Jimin, aku nyaman dekat denganmu, aku belum pernah senyaman ini dengan perempuan bahkan sebelumnya aku belum pernah menyentuh perempuan manapun selain ibu dan nenek'ku Jim"

Jimin berbalik memandangku. Ia mengelap sudut bibirnya.

"Bahkan kau menilaiku hanya karena aku mau membantumu melakukan hal bejat ini"

Aku tertohok mendengar perkataan Jimin.

"Jim tapi aku menyayangimu, aku yakin kau orang baik, jadi aku akan menjadikanmu kekasihku Jim"

Jimin berjalan mendekat ia menyentuh sensual pelipisku, aku sangat menikmati setiap sentuhan dari yang lakukan pada diriku.

"Dengar aku, siapapun dirimu, aku menjamin pertemuan kita hanya sampai malam ini. Esok aku akan mulai melupakanmu. Jadi ayo lakukan ini dengan celat dan jangan banyak meminta." Jimin berjalan ke arah kamar dengan membuka jaket kulit dan kaos yang ada di badannya, ia juga membuka sepatu kets hitamnya dan mulai berbaring di atas ranjang.

Aku berjalan menghampiri Jimin. Dapat ku lihat tubuh putih mulus dengan nipple merah merona yang baru saja jadi canduku itu menggodaku, aku membuka kemejaku dan juga celanaku sungguh aku sangat ingin memakan mangsaku saat ini.

Aku berjalan dan melepaskan kacamata di mataku. Jimin tertegun saat melihat tubuh ateletisku dengan abs yang bercetak rapih di bagian perut.

"Kenapa Jim?" Aku bertanya pada Jimin yang masih mematung.

"Ka-kau."

"Namaku Jungkook, Jeon Jungkook. Mari selesaikan ini dengan kamu yang aku pastikan candu akan servisku setelah pelepasan pertamamu datang."

Dapat kurasakan Tubuh Jimin menegang, ia memundurkam sedikit tubuhnya. Hingga pada kepala ranjang.

"Ju-jungkook?!" Jimin terbata saat memanggil namaku ia meneguk ludahnya kasar kala aku mulai mmebuka sabuk yang mengikat pinggangku, ia dapat melihat ukuran penisku yang sudah menjeplak di dalam celanaku ini. Informasi saja aku sangat pemerhati akan tubuh apalagi ukuran penis sangat berpengaruh bagiku.

Kali ini ia akan melihat aku versi bastard dan bukan Jungkook si nerd yang memalukan itu.

Aku menarik kepala Jimin agar mendekat ke depan penisku.

"Ia sesak di dalam Jim, bantu keluarkan" Aku menyunggingkan senyum kala Jimin terdiam cukup lama, hingga tangan mungilmya naik menyusuri garis penisku yang menjeplak pada celana kantorku yang ketat ini.

Jimin mendekatkan hidung dan mulutnya ke arah penisku.

Oh Shit ia menghirup dan menjilat penisku yang masih tebrungkus celana ini. Sial ia mempermainkanku.

Penisku tersiksa di dalam dan ia malah mengulur waktunya.

"Akhhh.. Yeahh Jim" Aku mendesah nikmat, walau menyiksa namun foreplay seperti inilah yang sangat aku suka, ini nikmat kepalaku mendongak merasakan penisku yang sudah mengeras sempurna di dalam celanaku.

Jimin menjauhkan wajahnya dan mulai meremas penisku.

Ia mulai menurunkan rel sleting celana'ku dan menurunkan celanaku hingga selutut.

Jimin yang teduduk dan aku yang berlutut di hadapannya. Jimin mengeluarkan penisku yang mengeras sempurna dari dalam celana dalam'ku.

Jimin mengocoknya dengan temlo pelan dan ia mendongak menatapku yang sedang memeperhatikannya dari atas.

Sial mata sayunya akhh itu snagat menggoda.

"Jungkook shhh akhh" Jimin melahap penisku ia bermain di kepala penisku. Oh shit Nikmat sekali God is Really Nice akhh my dick.

"Yeahh Jim nice shhh"

Jimin terus bermain dengan bagian kepala penisku dan aku menggila karena perlakuannya. Ah sial batangku meminta di manjakan juga.

Aku meremas rambut Jimin dan mencoba mendorong kepala Jimin akan melahap penisku lebih dalam.

"Yeahhh akhhh shh nice babyhh"

Jimin semakin meliar memainkan penisku ia terus menghisap dan juga menjilat setiap inchi dari penisku, oh my fucking God is Really nice.

Jimin masih bermain dengan mulutnya, namun aku sudah sangat tidak sabar untuk memasukan Penisku kedalam Hole nya, ah bokong yang berisi itu membuatku benar benar horny.
Aku gila aku gila.

Aku menjauhkan badan Jimin dari penisku dan memabringkan Tubuh Jimin di bawah aku menanggalkan semua celanaku dan aku membuka jeans yang Jimin kenakan.

Saat sudah terbuka aku berdecak kagum karena tidak ada sedikitpun cacat dari tubuh indah Jimin.

"Aku tak ingin jika kau kasar Jeon"

"Aku janji takkan melakukannya Sayang"


Nerd?

Nerd? | KookminᴱⁿᵈTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang