[CHAPTER 3]
-🥀-
Jihoon dan Wonwoo berjalan beriringan menuju tempat dilaksanakannya pengucapan janji suci perkawinan Wonwoo yaitu taman belakang kediaman keluarga Jeon yang luas.
Tempatnya masih agak jauh karena berada di belakang. Sedang keduanya baru akan melewati taman bunga dekat kolam renang yang dikembangkan oleh ibu Wonwoo. Beliau sangat menyukai bunga.
Sambil keduanya berjalan, Jihoon sibuk dengan pikirannya. Terlalu larut dengan dunianya sendiri, hampir saja ia jatuh terantuk batu hias besar jika saja Wonwoo tak cepat menangkapnya.
"Hati-hati."
"T-terima kasih, H-hyung. Maaf," ucap Jihoon sambil membenahi penampilannya. Sementara Wonwoo menatap yang lebih muda empat bulan darinya dengan ekspresi cemas yang kentara.
"Kau baik?" tanya Wonwoo.
"Ya, aku tidak apa-apa. Kita cepat saja. Aku tidak mau membuat pengantinmu menunggu lama," jawab Jihoon lalu spontan menggamit lengan kurus Wonwoo lagi dengan maksud mengajak Wonwoo melanjutkan perjalanan mereka.
Mereka sudah tampak di ujung, agak jauh dari para tamu undangan yang sudah duduk manis, menunggu kedatangan mereka. Lebih tepatnya Wonwoo, pikir Jihoon. Jadi Jihoon menyeret Wonwoo agar mempercepat jalannya.
Padahal sesungguhnya Wonwoo menghargai kaki pendek Jihoon yang jelas kesulitan menyusul langkah lebarnya. Tapi ia akhirnya menuruti Jihoon dan memperlebar langkahnya.
Catat! Bukan mempercepat jalannya, tapi memperlebar langkahnya.
"Mempelainya sudah datang!"
Itu adalah suara Somi. Dia adalah keponakan perempuan Wonwoo, anak dari adik kandungnya, Bohyuk. Usianya baru menginjak sembilan tahun beberapa bulan lagi. Dia berlari ke arah para tamu undangan, memberitahukan bahwa pengantin yang mereka tunggu-tunggu sudah datang. Akhirnya semua tamu undangan berdiri menyambut mempelainya.
"H-hyung? Mana pengantinmu?"
Wonwoo tersenyum.
"Mana yang akan menikah denganmu, Hyung?"
Wonwoo tetap diam, tapi senyum lebar terpatri di wajah tampannya. Jihoon kesal, ia tak kunjung mendapat jawaban dari pertanyaannya. Namun, ia rasa tak tepat merengek untuk sekarang.
"Hyung?"
"Jalan saja, okay?"
Jihoon akhirnya hanya diam.
Memangnya apa yang bisa ia lakukan selain diam?
Mungkin saja mempelai Wonwoo sedang bersembunyi di suatu tempat. Yah, mungkin mereka ingin konsep yang berbeda di pernikahan mereka? Jihoon juga tidak mau terlalu peduli. Bukan urusannya lagi sekarang.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
unpredictable; wonhoon
Fiksi PenggemarJihoon merasa semua seperti mimpi. Tepat ketika Wonwoo mengatakan bahwa ia akan menikah, memintanya untuk menjadi pendampingnya, dan justru menggiringnya ke altar untuk dipinang. "H-hyung?"