Ini Kencan? (3)

98 11 7
                                    

FARHAN menatap kesal. "Ngapain dia ngajakin lo keluar? Terus gimana? Lo mau?" tanya Farhan.

"Nggak tau, belum aku jawab."

"Kalau nggak mau tolak, jangan kasih dia harapan," ujar Farhan sambil makan.

"Ya, kalau nolak harus ada alasan yang jelas. Kak Bagas itu paling susah ditolak, apalagi kalau nggak ada alasan," jawab Farah bingung.

"Ck, ribet banget deh. Sini mana hp lo?" ucapnya yang langsung mengambil ponsel Farah.

"Farhan! Apaan sih!? Kembaliin nggak hp ku!"

"Sebentar."

Farah berusaha merebut kembali ponselnya. "Balikin nggak!"

"Nih," ucap Farhan.

Farah melihat ke arah ponselnya. Seketika  matanya terbelalak membesar ketika melihat balasan Farhan untuk pesan Bagas.

 Seketika  matanya terbelalak membesar ketika melihat balasan Farhan untuk pesan Bagas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Farhan! Gila ya!? Apa yang kamu lakuin?" tanya Farah yang langsung memukul Farhan.

Ting~

"Bales apa dia?" tanya Farhan sambil minum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bales apa dia?" tanya Farhan sambil minum.

Farah menatap sadis. "Bukan urusanmu."

"Ckckck, makanlah dulu. Pesan itu, sini biar gue yang balas," decak Farhan mengambil ponsel Farah lagi.

Sikap Farhan itu membuat suasana hati Farah menjadi kesal. "Farhan kembaliin nggak! Kalau nggak kamu kembaliin, aku nggak akan makan sedikitpun."

"Astaga, lihatlah acemannya itu. Ya, udah sana cepat habisin makanan lo," jawab Farhan langsung mengembalikan ponsel Farah.

***

Setelah selesai makan, Farhan membayar semuanya dan Farah disuruh untuk menunggu dimotor. Selagi menunggu Farhan, dia membuka pesan dari Bagas yang belum sempat dibalasnya tadi.

 Selagi menunggu Farhan, dia membuka pesan dari Bagas yang belum sempat dibalasnya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah keluar dari warteg, Farhan terlihat kesal dan langsung naik ke motornya.

"Ini pakai," ujarnya terlihat sinis sambil memberikan helm. Tali pengunci di helm itu sangat sulit dibuka karena berkarat.

"Haduh, kenapa susah banget sih?" ujar Farah sambil berusaha membuka pengunci yang secara tidak sengaja membuat tangannya tergores.

"Astaga, kenapa bisa... Lo benar-benar ya," ucap Farhan diikuti helaan nafas. Tangan Farah yang terluka membuat Farhan langsung berlari kembali kedalam warteg.

Farhan keluar membawa obat merah, tisu dan juga plester. Dia mengobati luka Farah dengan perlahan dan memberinya plester. Setelah mengembalikan obat merah dan tisu, Farhan mengambil alih helm.

"Aku bisa sendiri-"

"Udah diam," potong Farhan mrmakaikan helm itu dikepala Farah.

"Kamu masih kesal denganku karena tadi? Seharusnya aku yang marah, ini malah sebaliknya," ujar Farah.

"Naik."

***

Malam itu memang sudah cukup larut. Selama diperjalanan Farah tertidur dan kepalanya bersandar di punggung Farhan. Farhan yang mengetahui Farah sedang tertidur itu langsung membenarkan punggungnya agar Farah tidak terjatuh.

***

Selang beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sampai di rumah Farah yang masih tertidur lelap di punggung Farhan.

Farhan menggerakkan bahunya yanh membuat Farah terbangun. "Hei bangun. Udah sampai.

"Hmm? Oh, udah sampai rupanya."

"Awas, hati-hati turunnya," ujar Farhan sambil memegang tangan Farah agar tidak terpeleset. Farah turun dengan pipi yang sudah terdapat cap merah akibat tekanan tombol helm.

"Punggung gue senyaman itu ya?" tanya Farhan yang membuat Farah langsung menatapnya.

"Nyaman apanya. Kepalaku sakit sekali."

Farhan menatapi Farah sambil tersenyum. "Lo pakai helm makanya sakit," jawab Farhan.

"Nggak, punggungmu juga keras banget," ucap Farah yang membuat Farhan terdiam tak berkutik.

***

Cerita Cinta Untuk FarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang