Hanabi [END]

407 12 3
                                    


Hyuga Hanabi, itu namaku.

Aku hanyalah seorang gadis biasa. Lulusan SMP di Konoha yang masih di kategorikan sebagai SMP biasa. Orang yang tidak punya hal istimewa yang bisa dibanggakan.

16 tahun aku hidup di dunia ini. Rasanya hampa saat terpikir aku tidak pernah mendapatkan sesuatu yang membanggakan untuk diriku dan untuk orang tuaku.

Kedua orang tuaku, mereka adalah orang yang paling aku cintai di dunia ini. Tentu saja sebaliknya mereka mencintaiku juga.

Meski mereka terkadang beberapa waktu tidak selalu ada menemaniku. Aku tidak membencinya, aku tahu mereka bekerja keras itu demi diriku, lalu untuk apa aku menyalahkan mereka?

Tapi tetap saja, dari lubuk hatiku aku ingin mereka ada di sini setiap hari setiap malam, mengucapkan selamat sore dan selamat tidur untukku. Walaupun begitu aku sudah bertekad untuk tidak egois dengan terus berpikir positif bahwa mereka tidak selalu menemaniku adalah untukku juga, untuk kehidupanku.

Aku sekarang sudah dewasa, 16 tahun mungkin sudah cukupkan untuk disebut dewasa? Jadi aku sudah tidak akan merengek minta di temani lagi pada orang tuaku.

Kehidupanku ini dari dulu berjalan normal saja, tidak ada hambatan yang berarti. Kebahagiaan yang hanya sekejap dan kesedihan yang juga hanya sekejap.

Aku adalah orang yang ambisius kalau soal membuat orang tuaku bangga. Walau hanya dalam pelajaran sekolah saja yang bisa kulakukan untuk membuat mereka bangga.

Aku selalu rajin belajar, bukan dari sudut pandangku saja. Guru-guru dan orang tuaku juga selalu memujiku seperti itu padaku.

Tahun ini aku lulus dari SMP. Aku yang sudah berusaha keras belajar dengan lebih rajin dari biasanya untuk mendapat nilai UN tertinggi di Konoha akhirnya positif terselesaikan, aku tidak tahu batas maksimalnya jadi aku rasa saat aku dalam sehari belajar satu jam lebih banyak aku akan menyebutnya sebagai lebih rajin dari biasanya.

Saat aku tahu nilai UN-ku mendapat peringkat pertama aku sangat senang. Hal yang pertama aku lakukan adalah tersenyum bahagia setiap detik dan setelah itu aku menunjukan rasa bahagia pada orang tuaku dengan berteriak memanggil mereka. Ah, aku kekanakan sekali.

Mereka, orang tuaku, tersenyum. Aku bahagia akhirnya bisa membuat mereka bangga.

"Kau memang anak terbaik, termanis, tercantik, terpintar ter-"

"Sudahlah Ayah!"

Aku menunjukan ekspresi sebal padanya walau selanjutnya aku tertawa setelah Ayahku meminta maaf padaku.

"Biar Ibu persingkat saja ya,"

"Um."

"Kau memang anak terbaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaiiiiikkkk kami Hanabiiiii!"

"Ibuu!"

Dan selanjutnya kami tertawa.

Memang kebersamaan dengan orang yang paling kau sayangi adalah kebahagiaan.

Tidak peduli berapapun orang memberikanku uang agar aku berpisah dengan mereka, aku tidak akan melakukannya. Ya, meskipun orang normal memang tidak akan melakukan hal seperti itu sih.

--

Hari ini, adalah hari kepindahanku ke daerah baru tempat tinggal ku. Tidak begitu jauh aku pindah. Aku mengatakan tidak begitu jauh karena memang aku pindah tidak sampai keluar kota, aku masih berada di Konoha.

Kepindahanku ini hanya beralasan agar aku bisa lebih dekat dengan SMA yang akan aku masuki tahun ini. Ya benar, tahun ini aku sudah akan masuk SMA.

MalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang