Murid Baru 2

202 14 11
                                    


Setelah sampai di sekolah aku dan Hanabi berpisah dengan Kak Sakura. Kami, aku dan Hanabi pergi ke kelas kami untuk menyimpan tas dan setelah itu pergi ke lapang upacara melaksanakan upacara penyambutan.

Jika kalian ingin tahu bagaimana perasaanku saat ini, akan ku beritahu tentu saja.

Di tempat ini ada banyak sekali orang jadi aku merasa canggung tentunya. Aku selalu memikirkan apa yang di pikirkan orang saat mereka menatapku, aku selalu takut jika aku memberi kesan buruk dengan penampilanku.

Meskipun aku dulu bilang tidak peduli dengan hal itu tapi. Manusia itu tidak suka dipandang dengan pandangan buruk bukan? Karena aku manusia jadi tentu saja aku akan melakukan hal yang biasa manusia normal lakukan.

Mengesampingkan tentang perasaanku, hal yang lebih penting bagiku sekarang adalah mencuri pandang melihat wajah Hanabi yang terlihat olehku adalah wajah bahagia dari seorang bidadari loli dari surga. Eh bidadari loli?

"Terima kasih sudah memilih sekolah kami sebagai tempat belajar kalian wahai para murid-murid jenius."

Kini aku sedang berdiri berbaris mendengarkan pidato dari kepala sekolah yang berdiri di panggung di depanku.

Dan, karena bagian berbaris laki-laki dan perempuan itu berbeda. Aku kini terpisah dengan Hanabi, mudah-mudahan tidak selamanya kami berpisah.

"Keberhasilan kalian melewati tes masuk SMA ini membuktikan bahwa kalian adalah murid-murid yang cerdas dan mempunyai otak di atas rata-rata. Jadi selamat datang wahai penerus bangsa!"

Err... Mengapa sekarang aku jadi merasa bersalah hanya karena kemarin saat tes aku mengarang jawaban, dan hampir semua jawaban di mata pelajaran bahasa aku mengarang semuanya. Tentu tidak hanya pelajaran bahasa saja aku mengarang jawaban.

Aku jadi ragu tentang kualitas sekolah ini dari segi akademik. Tes macam apa yang bisa di jawab benar hanya dengan menebak jawaban saja?

Apa ini yang di sebut jenius?

Hah...

Setelah upacara selesai barisan pun di bubarkan. Aku langsung memfokuskan diri untuk mencari Hanabi di kerumunan barisan perempuan yang baru saja membubarkan diri.

Namun sampai ke orang terakhir, aku tidak melihat Hanabi.

Dengan kecewa akupun kini berjalan menuju ke kelasku, mungkin Hanabi sudah sampai di sana.

"Naruto! Tunggu aku!"

Ternyata dugaan ku salah.

Hanabi kulihat berlari menghampiriku dari arah tempat sebelumnya barisan laki-laki berada. Dan aku sudah bisa menebak kesalah pahaman kecil yang terjadi di sini.

"Aku mencarimu dan yang kulihat sekarang kau mau meninggalkanku?"

Hah... Tolong bisakah adegan ini di hapus saja.

Meskipun ini memang sedikit romantis tapi karena ini sudah terlalu mainstream jadi terasa agak menggelikan.

Aku mencari Hanabi di barisannya dan ternyata Hanabi mencariku di barisan laki-laki, lalu dengan dramatisnya sebelum aku menyerah mencari dia, Hanabi datang di saat-saat terakhir dengan menunjukan senyuman manisnya yang tiada taranya itu.

"Maaf aku kira kau sudah duluan Hanabi."

Dia hanya mengangguk sambil bilang 'oke' dengan senyuman manis yang selalu ada di wajahnya. Walau sekarang aku ingin berteriak memuji kemanisan Hanabi tapi aku tidak melakukannya karena itu adalah tindakan yang biasa di lakukan oleh orang yang tidak waras.

MalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang